Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UIN SAIZU Purwokerto

Gemakan Semangat Kartini! DEMA UIN Saizu Gaungkan Gerakan Women Empowerment

DEMA UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto menggelar seminar bertajuk Women Empowerment pada Selasa, 22 April 2025.

Editor: rival al manaf
Istimewa
Dalam semangat memperingati Hari Kartini 2025, Kementerian Perempuan dan Sumber Daya Mahasiswa, DEMA UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto menggelar seminar bertajuk Women Empowerment pada Selasa, 22 April 2025. 

TRIBUNJATENG.COM - Dalam semangat memperingati Hari Kartini 2025, Kementerian Perempuan dan Sumber Daya Mahasiswa, DEMA UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto menggelar seminar bertajuk Women Empowerment pada Selasa, 22 April 2025.

 

Bertempat di Auditorium Utama UIN Saizu Purwokerto, kegiatan ini menjadi wadah strategis dalam memperkuat peran perempuan, khususnya para mahasiswa sebagai agen perubahan dan pelopor ruang aman di lingkungan kampus maupun masyarakat.

 

Mengangkat tema besar Warisan Kartini Bukan Sekadar Emansipasi, Tapi Perlawanan terhadap Ketidakadilan, acara ini menghadirkan tiga pembicara inspiratif yang kompeten dalam isu-isu keperempuanan, hukum, serta kesehatan mental.

 

Perempuan dan Kampus: Membangun Ruang Aman Bersama PSGA

 

Pembicara pertama, Kepala Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Saizu Purwokerto, Dr. Ida Novianti menekankan pentingnya peran lembaga kampus dalam menciptakan ruang aman bagi mahasiswa.

 

Dia menyampaikan bahwa PSGA bukan hanya lembaga formal, tetapi juga menjadi tempat advokasi yang responsif terhadap berbagai kasus kekerasan seksual dan ketimpangan gender di lingkungan akademik.

 

“Kami hadir untuk membangun budaya kampus yang sensitif gender, di mana mahasiswa terutama perempuan merasa terlindungi dan berdaya,” ujar Dr. Ida.

 

Hukum sebagai Pilar Perlindungan Perempuan

 

Sementara itu, Beta Kustiana dari DPPKB3A Kabupaten Banyumas, membedah pentingnya perspektif hukum dalam upaya membangun kesadaran anti kekerasan seksual.

 

Dia menegaskan bahwa edukasi hukum harus menyasar generasi muda agar mereka memahami hak-hak yang dimiliki serta jalur pelaporan yang tersedia jika mengalami kekerasan.

 

“Bukan hanya penindakan, tapi juga pencegahan melalui kesadaran hukum adalah kunci utama menekan angka kekerasan terhadap perempuan,” katanya.

 

Komnas Perempuan: Edukasi dan Kesehatan Mental adalah Kekuatan Perempuan

 

Sebagai pembicara utama, Komisioner Komnas Perempuan RI 2020-2025, Prof. Alimatul Qibtiyah menyampaikan, betapa pentingnya peran edukasi dalam menjadikan perempuan sebagai agen perubahan.

 

Dia juga menyoroti isu kesehatan mental yang sering kali terlupakan, terutama di tengah tekanan sosial yang dialami perempuan. “Kesehatan mental perempuan harus menjadi bagian dari agenda pemberdayaan. Tanpa itu, perjuangan kita akan pincang,” tegas Prof. Alimatul.

 

Antusiasme Tinggi dan Harapan Ke Depan

 

Acara yang dipandu oleh Putri Ayu Cahyaning Wulan sebagai moderator ini mendapat respons luar biasa dari ratusan peserta yang memadati auditorium. Diskusi yang interaktif dan penuh wawasan menjadikan kegiatan ini tak sekadar seremoni, melainkan gerakan nyata dalam membangun kesadaran kolektif.

 

Dengan semangat Kartini yang terus menyala, Kementerian Perempuan dan Sumber Daya Mahasiswa DEMA UIN Saizu berhasil membuktikan mahasiswa bisa menjadi motor perubahan sosial, terutama dalam memperjuangkan keadilan gender dan memberantas kekerasan terhadap perempuan. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved