Berita Grobogan
Parade Budaya Grobogan 2025: Gebrakan 100 Hari Bupati Setyo Hadi untuk Kebangkitan Kesenian Lokal
Parade budaya kali ini merupakan salah satu langkah konkret dalam program 100 hari Bupati untuk mengangkat kembali eksistensi budaya Grobogan
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, GROBOGAN – Ribuan warga tumpah ruah di Alun-Alun Purwodadi, Selasa (22/4/2025), menyaksikan kemeriahan Parade Budaya dalam rangka Hari Jadi ke-299 Kabupaten Grobogan.
Namun lebih dari sekadar pesta tahunan, parade budaya ini menjadi bagian penting dari program 100 hari kerja Bupati Grobogan, khususnya dalam bidang pelestarian seni dan budaya.
Dibuka dengan iringan gamelan dan dentuman semangat dari para pelajar, parade menampilkan 20 peserta, terdiri dari delapan peserta pendukung dan dua belas peserta inti yang berasal dari kalangan pelajar SMP dan SMA.
Kostum warna-warni, koreografi enerjik, serta iringan musik yang memadukan unsur tradisional dan kekinian menjadikan acara ini begitu memukau.
Baca juga: Meriah dan Penuh Warna, Parade Budaya Grobogan 2025 Jadi Panggung Kebangkitan Kesenian Lokal
Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Grobogan, Wahono, mengungkapkan bahwa parade budaya kali ini merupakan salah satu langkah konkret dalam program 100 hari Bupati untuk mengangkat kembali eksistensi budaya Grobogan.
"Tidak sekedar memeriahkan hari jadi Grobogan, parade ini juga dalam rangka memajukan kebudayaan yang merupakan Program 100 Hari Bupati Grobogan," kata Wahono saat ditemui awak media di sela-sela acara, Selasa (22/4/2025).
Ia menambahkan, seni tradisional harus dikemas secara kreatif agar tetap relevan dan menarik bagi masyarakat masa kini.
"Bentuknya adalah reinkarnasi musik dan tarian yang asyik dan baik untuk dinikmati masyarakat yang dikemas dalam bentuk seni," ungkap Wahono.
Beragam penampilan unik ditampilkan para peserta, mulai dari kostum wayang kontemporer, tarian rakyat yang dikemas modern, hingga kolaborasi musik etnik.
Kreativitas dan orisinalitas menjadi kriteria utama dalam penilaian, yang sukses dijawab oleh peserta dengan konsep-konsep segar dan inovatif.
"Kriteria penilaiannya adalah kreativitas dan orisinalitas dari mereka, baik itu musik, tariannya, dan tentu saja dengan inovasi yang mereka usung," tutur Wahono.
Parade budaya ini tak hanya menjadi simbol kemeriahan hari jadi, tetapi juga menjadi titik awal gerakan besar pelestarian budaya dalam masa kepemimpinan Bupati saat ini.
Harapannya, program-program seni budaya akan terus berlanjut, tak hanya dalam seratus hari pertama, tetapi juga menjadi prioritas dalam pembangunan Grobogan ke depan.
"Kami berharap, kesenian dan budaya lokal Grobogan bisa terus hidup dan lestari. Generasi mudalah yang menjadi penerusnya," harap Wahono. (*)
Detik-detik Mencekam Angin Puting Beliung Mengamuk Jelang Magrib di Grobogan |
![]() |
---|
Angin Puting Beliung Melanda Desa Tajemsari Grobogan, Dwi: Kejadiannya Jelang Maghrib |
![]() |
---|
Berikut Kata Dinas Pendidikan Grobogan Menyoal Nasib SDN Kecil Karangasem |
![]() |
---|
Balita Grobogan Tewas Dianiaya Ibu Angkat dan Kekasihnya karena BAB di Celana |
![]() |
---|
Kisah Muhammad Rasya, Pelajar Grobogan Wakili Jateng di Paskibraka Nasional 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.