Semarang
Bandara Ahmad Yani Kembali Jadi Bandara Internasional, Pengusaha: Akan Makin Semarak dan Hidup
Kembalinya status Bandara Jenderal Ahmad Yani di Semarang menjadi bandara internasional disambut gembira oleh pelaku usaha di Jawa Tengah.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: rival al manaf
Proyek pariwisata dan investasi di wilayah selatan, seperti Cilacap, memiliki potensi yang besar. Kami berharap infrastruktur di wilayah selatan ini dapat terus ditingkatkan," ungkapnya.
Sementara itu, dengan dibukanya bandara internasional, Harry juga mengungkapkan rencana para pelaku industri pariwasata untuk mengembangkan paket wisata yang diharapkan dapat menarik para wisatawan ke Jawa Tengah.
"Dari travel agent sudah ada angan-angan akan direct umroh.
Nanti juga ada paket-paket wisata yang akan dibikin untuk para wisatawan yang direct dari negara asal menuju Jateng, karena wisata kita juga cukup menarik.
Kemudian juga menyelenggarakan B2B dengan event-event di sini, seperti expo, kita perluas expo ini menjadi mancanegara," imbuhnya.
Kosultan perhotelan, yang juga penasehat Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Tengah, Bambang Mintosih mengungkapkan, kembalinya status Bandara Jenderal Ahmad Yani sebagai bandara internasional dapat membuka peluang baru bagi sektor pariwisata di Jawa Tengah.
Menurutnya, peluang ini harus segera dimanfaatkan para pelaku usaha di sektor tersebut. Terlebih, ungkapnya, sektor perhotelan masih mengalami lesu seiring dengan kebijakan efisiensi anggaran 2025.
"Segmen traveler oleh Pak Luthfi (Gubernur Jateng) ini kan juga sebagai antisipasi supaya tidak bergantung kepada pemerintah. Ini kami dukung, ini bagus," ungkapnya.
Ia pun menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan pelaku usaha dalam menyusun strategi untuk menarik wisatawan mancanegara, terutama dari Malaysia.
Menurutnya, Malaysia merupakan pasar yang sangat potensial bagi pariwisata Jawa Tengah.
"(Malaysia) Ini cukup intens untuk shopping.
Kadang-kadang, kedatangan wisatawan ini tidak bisa diprediksi, contohnya wisata religi. Kita perlu menyiapkan paket yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan mereka,” katanya.
Salah satu ide yang ia usulkan adalah konsep “on request,” di mana pelaku wisata dapat bekerja sama untuk menawarkan paket yang lebih fleksibel dan sesuai dengan permintaan wisatawan.
"Dulu kita pernah bikin double top di Malaysia, bersama-sana pelaku wisata. Jadi yang jualan adalah hotel-hotel, travel, dan tujuan wisata.
Jadi harus jemput bola, jangan menunggu. Hotel sudah tidak bisa lagi menunggu," imbuhnya. (idy)
Tampang Dua Pemuda Mabuk Perusak Makam di Bergas Kabupaten Semarang, Warga Pendatang |
![]() |
---|
Lakukan Penggelapan di Perusahaan Furniture Hingga Rp 292 Juta, Elisabeth Dijebloskan ke Penjara |
![]() |
---|
Jelang Musim Hujan, Proyek Rp 1 Triliun di Semarang Kawasan Timur Jadi Andalan Atasi Banjir |
![]() |
---|
Showroom Tata Udara Modern Hadir di Semarang, Tawarkan Solusi Untuk Hunian dan Komersial |
![]() |
---|
Kisah Wulandari Warga Semarang Dapat Hadiah Mobil, Karena Belikan Obat untuk Ibu |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.