Berita Jateng
Jessie Setiawati Lestarikan Batik Tulis Lewat Pelatihan Kreatif
Di tengah keprihatinan terhadap menurunnya jumlah perajin batik tulis, Jessie Setiawati, perajin batik Setitik Cultureware, mengambil inisiatif
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Di tengah keprihatinan terhadap menurunnya jumlah perajin batik tulis, Jessie Setiawati, perajin batik Setitik Cultureware, mengambil inisiatif untuk melestarikan warisan budaya tak benda.
Melalui kelas pelatihan batik yang digelar setiap bulan, Jessie berupaya mengenalkan batik tulis kepada masyarakat, terutama kaum muda.
Jessie nampak sabar membimbing sejumlah muridnya saat pelatihan di Teko Deko Kota Lama Semarang, Minggu (27/4/2025).

Di sudut kafe Teko Deko, Jessie menggelar tikar anyam, menciptakan suasana yang santai saat pelatihan. Ia menyampirkan satu kain yang sudah digambar motif batik sebuah bangunan cagar budaya di sebuah papan kayu.
Terlebihdahulu, Jessie memberikan pengetahuan soal membatik, mulai dari alat-alat yang digunakan hingga proses yang harus dilakukan.
Proses membatik pun dimulai dari menggambar motif. Setiap peserta menggambar motif sesuai keinginanya.
Setelah itu, dengan gerakan terampil, Jessie mulai mencanting motif batik pada kain putih yang telah disiapkan. Para muridnya memperhatikan dengan saksama, mencoba mengikuti setiap langkah yang dilakukan Jessie.
Selanjutnya, proses pewarnaan. Jessie menyiapkan warna-warna dalam wadah kecil untuk setiap muridnya.
Dengan penuh kesabaran, pelaku UMKM binan BRI ini membimbing muridnya, menunjukkan cara mengaplikasikan warna pada kain dengan teknik yang benar.
"Kegiatan hari ini kita ada kelas batik bareng Setitik. kami bekerjasama dengan Kelas Kreatif Semarang. Setitik ingin mengajarkan masyarakat Indonesia terutama kaum muda mengenal batik tulis," papar Jessie, di sela-sela pelatihan.

Jessie menungkapkan, Setitik telah memiliki sekitar 400 murid yang berasal dari berbagai latar belakang. Kegiatan pelatihan diselenggarakan di berbagai tempat yang dinilai dapat membidik anak muda, misalnya kafe, hotel, konser, kampus, dan tempat lainnya.
"Memang belum ada yang jadi perajin karena rata-rata mereka punya kesibukan lain. Tapi, ada yang rutin ikut pelatihan, saya sudah senang banget karena semakin kesini, jumlah pengrajin batik tulis kian menurun," paparnya.
Biaya pelatihan yang diselenggarakan Jessie beragam mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 150 ribu. Biaya bergantung fasilitas yang didapatkan peserta.
Kendati demikian, pihaknya juga mempunyai program Mbatik di Jalanan setiap kamis pekan ketiga. Program itu menjadi program sosial dari Setitik Cultureware yang bisa diikuti secara gratis.
"Kita ingin mengenalkan batik tapi di kawasan cagar budaya Kota Lama. Ada pemulung, tukang parkir, pedagang kaki lima yang ikut membatik," paparnya.
Pomnas 2025 Diikuti 3.065 Atlet Mahasiswa, Gubernur Jateng: Ajang Silaturahmi, Merangkai Persatuan |
![]() |
---|
Pemprov Jateng Dorong Koperasi Merah Putih Untuk Distribusi Pangan Murah |
![]() |
---|
Eceng Gondok Venue Dayung Kualifikasi Porprov Jateng di Danau Rawa Pening Semarang Sudah Dibersihkan |
![]() |
---|
Lepas Kontingen Pomnas XIX, Gubernur Ahmad Luthfi Tergetkan Jateng Juara Umum |
![]() |
---|
Ringankan Beban Warga, Ahmad Luthfi Serahkan Bantuan 6 Ton Beras kepada Kelompok Rentan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.