Polemik Ijazah Jokowi, Ini 3 Tahap Cek Keaslian Ijazah Menurut Pakar Digital Forensik

Polemik Ijazah Jokowi, Ini 3 Tahap Cek Keaslian Ijazah Menurut Pakar Digital Forensik

TRIBUNJATENG.COM - Isu dugaan ijazah palsu milik mantan Presiden Joko Widodo kembali menjadi sorotan.

Di tengah polemik ini, pakar digital forensik sekaligus dosen IT Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, Dr. Solichul Huda, M.Kom menekankan pentingnya memahami cara yang tepat untuk memeriksa keaslian sebuah ijazah.

Menurut Solichul, keaslian ijazah tidak bisa hanya dilihat dari foto yang beredar di media sosial.

Ada tahapan verifikasi yang harus diikuti.

Dalam penjelasannya, Solichul Huda menegaskan bahwa analisis digital forensik hanya bisa membuktikan keaslian file digital, bukan isi dokumen.

"Digital forensik hanya bisa membuktikan apakah foto itu orisinal atau sudah mengalami modifikasi. Itu saja," kata Solichul.

Ia menambahkan, jika file dokumen sudah diedit, maka foto itu tidak sah digunakan sebagai bukti hukum.

"Kalau data yang digunakan sudah tidak orisinal secara forensik, itu pasti tidak berlaku secara hukum," ujarnya.

3 Tahap Cek Keaslian Ijazah

Menurut Solichul, ada tiga tahap utama dalam memeriksa keaslian ijazah.

1. Cek File Digital

Tahap awal adalah memastikan apakah file digital yang beredar merupakan file asli atau telah mengalami perubahan.

Proses ini dilakukan menggunakan perangkat lunak analisis forensik.

Apabila foto ijazah yang dianalisis dinyatakan orisinal, maka verifikasi dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya.

Sebaliknya, apabila ditemukan tanda-tanda modifikasi, proses pemeriksaan harus dihentikan.

"Kalau dari hasil forensik diketahui bahwa file tersebut telah diedit, maka tidak perlu dilanjutkan."

"Karena sebagai alat bukti, itu sudah gugur," kata Solichul.

2. Verifikasi ke Perguruan Tinggi

Jika file dinyatakan orisinal, langkah berikutnya adalah mengecek langsung ke perguruan tinggi penerbit ijazah.

Perguruan tinggi biasanya menyimpan salinan fotokopi, scan, atau arsip lain dari ijazah.

"Yang bisa menyatakan sebuah ijazah asli atau tidak adalah perguruan tinggi penerbit, bukan ahli forensik," ujarnya.

Solichul juga mengingatkan, membandingkan foto ijazah dengan ijazah orang lain, meskipun dari angkatan yang sama, tidak bisa dijadikan dasar.

"Setiap ijazah adalah dokumen individual. Membandingkan dua ijazah lulusan yang sama bisa menimbulkan kekeliruan," tambahnya.

3. Cek Tanda Tangan

Kalau yang diragukan adalah tanda tangan, harus dilakukan analisis forensik khusus terhadap tanda tangan tersebut.

Namun hasilnya tetap harus dibandingkan dengan arsip resmi perguruan tinggi.

"Kalau tanda tangan diragukan, harus dibandingkan dengan arsip resmi."

"Tapi tetap, keputusan akhir ada di perguruan tinggi," tegas Solichul.

Di akhir keterangannya, Solichul mengingatkan pentingnya berhati-hati sebelum menyebut sebuah dokumen akademik palsu.

"Kalau tidak tahu mana dokumen yang asli, jangan sembarangan menyebut palsu."

"Jika dipaksakan, bisa berujung masalah hukum," katanya.

Ia menekankan bahwa dalam pembuktian di pengadilan, semua syarat formal harus terpenuhi.

"Kalau dari awal alat bukti sudah lemah, di pengadilan pasti akan kalah," tutup Solichul.

Solichul juga menegaskan bahwa dirinya tidak terlibat dan tidak ada kaitannya dengan polemik dugaan ijazah palsu yang sedang ramai.

Ia menyampaikan bahwa keterangannya hanya bertujuan memberikan edukasi tentang prosedur digital forensik kepada masyarakat. (*)