Berita Jateng
Pasca Ricuh May Day Buruh Jateng Pecah Konsi, Johan : Bolone Lutfhi Diterima Lainya Tidak
Dalam audensi bersama buruh saat May Day lalu, hanya beberapa kelompok yang diterima oleh Gubernur Jateng di kantornya.
Penulis: budi susanto | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dalam audensi bersama buruh saat May Day lalu, hanya beberapa kelompok yang diterima oleh Gubernur Jateng di kantornya.
Beberapa serikat buruh tersebut tergabung dalam Aliansi Buruh Jawa Tengah (ABJAT).
Beberapa serikat pekerja tersebut adalah Federasi Serikat Pekerja Indonesia Perjuangan (FSPIP), Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI).
Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi, Pertambangan (FPKEP, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Federasi Serikat Pekerja Farmasi dan Kesehatan Reformasi (FSP Farmes Reformasi).
Sementara beberapa serikat pekerja lainnya tidak diberi kesempatan untuk melakukan audensi dengan Gubernur Jateng saat May Day.
Hal tersebut menjadi pertanyaan sejumlah pekerja yang mengikuti aksi May Day beberapa waktu lalu.
"Yang pasti kalau bolone Lutfhi ya diterima, kalau tidak ya tidak akan diterima," terang Johan satu di antara pekerja yang mengikuti aksi tersebut kepada Tribunjateng.com, Sabtu (3/5/2025).
Johan juga berujar, serikat pekerja yang ia ikuti tidak menjadi bagian dari ABJAT.
Namun sebagai pekerja di Jateng ia mengatakan, seharusnya Gubernur Jateng Ahmad Luthfi membuka diri kepada semua pihak.
Apalagi jargon Gubernur Luthfi, rumah Gubernur adalah rumah rakyat.
"Nyatanya seperti itu kan, buruh di Jateng sekarang pecah kongsi," terangnya.
Menyikapi hal tersebut, Ketua Federasi FSPIP Jateng, Karmanto, berujar, ABJAT sudah mengirimkan pemberitahuan kepada Gubernur dan minta dilakukan audensi saat May Day.
Ia juga mengatakan sudah mengirimkan surat tembusan hingga tingkat Polsek sebelum menggelar aksi di depan Kantor Gubernur Jateng.
Meski demikian ia mengaku hanya jejaring ABJAT yang diterima oleh Gubernur Jateng dalam audensi.
"Yang jelas mekanisme prosedural sudah kami kirimkan lengkap, mungkin pemerintah juga melihat hal itu," katanya melalui sambungan telepon.
Ia mengatakan, sebelum pelaksanaan May Day, 19 serikat pekerja sudah diajak bertemu oleh Gubernur Jateng.
Lokasi pertemuan dikatakannya di Disnakertrans Provinsi Jateng.
Meski demikian ia mengatakan buruh atau pekerja di Jateng memang terbagi beberapa kelompok.
"Kalau ABJAT memang ada beberapa anggota dari beberapa serikat pekerja dan tentunya yang sejalan terkait visu dan misi," paparnya.
Ia juga bercerita tentang kericuhan pada May Day di depan Kantor Gubernur Jateng beberapa waktu lalu.
Karmanto mengatakan rombongan ABJAT memang berkoodinasi dengan petugas kepolisian.
Dan saat kericuhan terjadi petugas meminta rombongan ABJAT masuk ke Halaman Kompleks Pemprov Jateng.
"15.30 WIB kami diterima audensi, 16.30 WIB kami keluar dan terjadi kericuhan. Kami tidak tahu siapa yang menjadi penyebab kericuhan namun kalau dilihat ada simbol huruf A entah itu anarko atau apa, yang bisa menjawab kepolisian," imbuhnya.
Melalui Buku Jawa Tengah Berani Mendunia, Strategi Ekspor Baru Diluncurkan di Hari Jadi ke-80 Jateng |
![]() |
---|
Petani Apresiasi Pemprov Jateng Pulihkan Lahan Pertanian Seluas 512 Hektar di Demak |
![]() |
---|
Kebahagiaan Rifan, Petani Demak: Lahan yang Dulu Terendam Kini Berpotensi 3 Kali Panen Setahun |
![]() |
---|
Lewat Buku “Jawa Tengah Berani Mendunia”, Strategi Ekspor Baru Diluncurkan di Hari Jadi ke-80 Jateng |
![]() |
---|
Demak Sumbang 8,89 Persen Produksi Padi Sepanjang Januari-Juli 2025 di Jawa Tengah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.