Cerita Dongeng Anak Sebelum Tidur Terbaru 2025 Bahasa Indonesia, Mimo Si Tikus dan Pohon Kacang
Cerita Dongeng Anak Sebelum Tidur Terbaru 2025 Bahasa Indonesia, Mimo Si Tikus dan Pohon Kacang
Penulis: non | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM - Dahulu kala ada pohon kacang yang tak terawat dan tumbuh berantakan di taman.
Pohon itu hampir mati karena kekurangan air di bulan Juli yang sangat kering.
Di sebuah rumah di dekat taman itu, tinggallah Mimo si tikus putih yang menghabiskan harinya di kurungan.
Suatu hari, Mimo memutuskan untuk lari dari kurungan. Ia lalu mengungsi, tinggal di bawah daun-daun pohon kacang yang menjuntai.
Di siang hari, Mimo melihat betapa keringnya tanaman itu dan ia menyiraminya.
Pohon kacang itu mulai hidup. Pada malamnya Mimo menyirami lagi sebelum pergi tidur.
Itu menjadi kebiasaannya setiap hari.
Tikus itu tidak tahu kalau dia membawa kehidupan untuk pohon kacang itu.
Ia membuat tanaman itu tumbuh subur dan terus tumbuh ke langit.
Suatu hari, Mimo berpikir tentang apa yang bisa dilihatnya dari puncar tanaman kacang itu.
Jadi dia memutuskan untuk memanjat pohon yang tinggi kurus itu.
Momo pun mulai memancat dan memanjat.
Beberapa saat kemudian ia merasa lelah.
Tanaman kacang itu tampaknya tak ada habisnya, tak ada ujungnya.
Ia mulai merasa ngeri saat melihat ke bawah.
Pohon itu terus tumbuh dan akhirnya membawa Mimo tiba ke planet yang ditinggali oleh tikus biru.
Mimo seketika diangkat jadi ratu putih oleh para tikus biru.
Pohon Kacang itu perlahan berubah menjadi warna biru tipis.
Lalu tumbuh subur menjadi pohon kacang biru yang rindang dan besar di planet biru itu.
Mimo pun hidup bahagia di dunia barunya.
Dongeng Tamtam Si Burung Hitam yang Biru.
“Lalala… aku terbang. Satu, dua, tiga… lalala… mendarat di pohon ceri!”
Tamtam si burung hitam bersiul gembira di suatu pagi yang cerah.
Bunga-bunga anggrek dan pohon-pohon ceri yang tak jauh dari situ, menguap terbangun.
Dahan mereka yang penuh buah ceri, terasa berat karena beberapa burung gereja dan burung hitam bersarang di sana.
“Ooh…” seru Tamtam, “Mereka tidak akan menyisakan tempat untukku. Aku harus segera mencari dahan di pohon ceri itu!”
Tamtam melesat terbang, mendahului beberapa burung hitam yang terbang di depannya.
Sayapnya bergerak cepat, menyambar sayap teman-temannya. Tamtam terus terbang lurus ke dapan.
“Aaaa…” teriaknya. Tamtam tak bisa menghentikan lajunya.
Ia menabrak dahan pohon ceri. BRUK! Lalu jatuh ke bawah.
BYUR! Tamtam jatuh ke kaleng cat warna biru.
“Oo… menyebalkan sekali! Lengkeeet…” teriak Tamtam.
Ia berusaha keluar dari kaleng cat itu.
Matahari sudah bersinar terik dan seketika itu cat kering di sekujur tubuh Tamtam.
Dengan sedih, Tamtam menangis, berteriak minta tolong pada teman-temannya.
“Tungguuu, Tamtam… Kami segera datang!” seru burung-burung hitam yang tadi disambar Tamtam.
Burung-burung gereja kecil di atas dahan, juga mendengar suara Tamtam.
Mereka pun segera terbang menghampiri Tamtam. Mereka terbang dengan lambat, karena perut mereka kenyang, penuh buah ceri.
Ketika melihat Tamtam yang belepotan cat biru, burung-burung hitam dan burung-burung gereka tidak tahan tetawa.
“Tamtam, kamu bener baner lucu!” teriak burung-burung hitam.
“Ciap ciap ciap… Tamtam, kamu kelihatan aneh!” tawa burung-burung gereja sambil menciap bagai paduan suara.
Tamtam menangis semakin kencang. Ia jadi penasaran, seperti apa rupanya kini.
Teman-temannya berusaha mematuki cat di bulu-bulunya, tetapi cat itu tidak bisa mengelupas.
“Ooh… ya sudahlah…” desahnya sambil mengusap airmatanya. “Biar saja aku hidup seperti ini…” katanya sedih.
Tamtam lalu terbang ke sebuah kolam terdekat, lalu melihat bayangannya di air kolam.
Seketika mata Tamtam terbuka lebar.
“Wuaaah… Sepertinya aku malah terlihat lebih cantik. Buluku kini berwarna biru cerah!” serunya gembira.
Burung-burung hitam lainnya terbang mendekatinya.
Mereka tidak yakin kalau itu adalah warna yang cocok untuk Tamtam.
Namun, tiba-tiba datang Salju, si merpati putih cantik.
“Wah, aku baru tahu ada burung biru tampan di sini,” kata Salju.
Tamtam sangat gembira. Ia pun berkenalan dengan Salju.
Namun, belum lama ia bercakap, tiba-tiba turunlah hujan deras.
Seketika bulu-bulu Tamtam menjadi hitam kembali.
Cat biru tadi luntur dari tubuhnya.
Salju si merpati putih sangat terkejut.
Ia menengok sekilas pada Tamtam, lalu terbang menjauh.
Tamtam mendesah kecewa.
Namun tak lama kemudian, burung-burung hitam teman-temannya datang mendekat.
Mereka gembira karena hujan berhasil membersihkan bulu-bulu Tamtam.
Tamtam kembali berseri. “Untunglah aku punya teman-teman sejati. Teman-teman yang menyukaiku dengan bulu-buluku yang hitam!” (*)
tribunjateng.com
dongeng bahasa indonesia
dongeng sebelum tidur
dongeng pengantar tidur
dongeng fabel
Enam Budaya Jepara Disidangkan Menuju Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia 2025 |
![]() |
---|
Meroket Hari Ini, Daftar Harga Emas Antam di Jawa Tengah Rabu 8 Oktober 2025 |
![]() |
---|
"Biar Ganteng, Cewek Suka Pajero," Pengakuan Dede Perampok yang Bunuh Nindia dan Larikan Pajero |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 2 Halaman 101: Gambar Lemari Penyimpanan |
![]() |
---|
Briptu Rizka Telepon Bank 1 Minggu Sebelum Brigadir Esco Terbunuh, Tanyakan Utang Suaminya? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.