Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Kata Ketua GRIB Jaya Bali Terkait Pembubaran GRIB Jaya oleh Pecalang di Tabanan

Ketua GRIB Jaya Bali, Joseph Nahak, mengaku tak mengenal dan tak tahu soal yang mengaku sebagai kelompok GRIB Jaya cabang Tabanan.

Tribun Bali/Istimewa
BUAT VIDEO: Pecalang Desa Adat Sanggulan dan Aparat Desa Sanggulan serta Ketua DPC GRIB saat membuat video terkait pembubaran di media sosial pada Senin 13 Mei 2025. Ketua GRIB Jaya Bali, Joseph Nahak, mengaku tak mengenal dan tak tahu soal yang mengaku sebagai kelompok GRIB Jaya cabang Tabanan. (TRIBUN BALI/ISTIMEWA) 

Koster tak akan kompromi dengan premanisme dan mengharapkan untuk setiap warga untuk melaporkan jika ada tindakan premanisme dari ormas.

Gubernur asal Sembiran ini menyerukan agar warga aktif melaporkan kepada aparat keamanan jika menemukan praktik-praktik premanisme, pungli, intimidasi, dan kekerasan yang meresahkan. 

Kepada aparat keamanan TNI, Polri, Kejaksaan, pecalang dan instansi keamanan lainnya, Koster meminta agar bersinergi memberantas tindakan premanisme di Bali.

“Jangan terlalu toleran dan kompromistis terhadap pelanggaran. Kalau dibiarkan, yang kecil akan jadi besar dan tak terkendali,”

“Saya ajak masyarakat aktif melaporkan segala bentuk pelanggaran hukum di wilayahnya masing-masing," kata Koster peringatan HUT ke-821 Kota Bangli, Sabtu, 10 Mei 2025.

Wayan Koster melontarkan pernyataan keras dan lugas terkait penindakan premanisme yang masih kerap meresahkan di berbagai daerah di Bali, termasuk Bangli.

“Bali tidak boleh tunduk pada premanisme. Jangan biarkan Bangli, apalagi Bali, dipermainkan oleh mereka. Ini bukan kompromi. Ini tindakan tegas,” tegas Koster. 

Ia menyebut, keberadaan ormas dan kelompok-kelompok yang bertindak di luar hukum telah merusak nilai budaya Bali dan mengancam tatanan sosial masyarakat.

Lebih dari itu, ia menilai premanisme merusak citra Bali sebagai destinasi pariwisata yang damai dan beradab.

“Premanisme bukan budaya Bali! Jangan tunggu membesar. Bila dibiarkan, dia akan merusak tatanan, melemahkan wibawa hukum, dan mencoreng citra pariwisata kita,” tegas Koster. 

Gubernur menginstruksikan aparat keamanan—baik TNI, Polri, maupun pecalang—untuk bersinergi memberantas praktik-praktik premanisme, pungli, intimidasi, dan kekerasan yang meresahkan masyarakat.

Ia juga mengingatkan bahwa keamanan adalah fondasi utama untuk menarik investasi dan wisatawan, serta menciptakan lingkungan yang nyaman dan damai.

Sikap tegas ini mendapat dukungan luas dari masyarakat dan menjadi sinyal kuat bahwa Bali, khususnya Bangli, akan terus bergerak maju tanpa memberi ruang bagi tindakan-tindakan yang mengancam nilai budaya dan keamanan publik.

Langkah ini sejalan dengan prioritas pembangunan bidang keenam Bali Era Baru: “Bali Pulau Digital dan Keamanan Bali”.

Transformasi digital diimbangi dengan penguatan hukum dan budaya untuk menciptakan ruang hidup yang aman, tertib, dan nyaman bagi masyarakat serta wisatawan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved