Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Kisah Pilu Warga Perumahan Sraten dan Dinar Indah Menanti Keajaiban Terbebas Banjir Bertahun-tahun

Banjir selalu menghantui sejumlah warga di wilayah Semarang Raya saat terjadi cuaca ekstrem yang masih menanti keajaiban terbebas banjir.

Penulis: Raf | Editor: raka f pujangga
dok pribadi warga/istimewa
TERGENANG BANJIR - Kondisi terkini sebagian lingkungan Perumahan Sraten Permai, Desa Sraten, Kecamatan Tuntang yang tergenang banjir, Minggu (1852025). Air dari sungai sekitar selalu meluap saat dilanda hujan lebat. 

Barang yang rusak, lumpur yang masuk teras, pintu air yang bumpet akibat sampah kiriman dari sungai, ataupun sampah rumah tangga yang terbawa.

“Habis Maghrib itu air udah mulai masuk. Belasan rumah kena,” ujar Fajar, Ketua RT 6 RW 26, yang tinggal di Blok 7 Dinar Indah, setelah membersihkan pintu air, Minggu (18/5/2025)

Menurutnya, air mulai surut sekitar pukul 10 malam. Tapi kerusakan sudah terlanjur terjadi.

Dinar Indah bukan baru sekali kebanjiran. Hampir tiap tahun air datang tanpa permisi. Pada puncaknya, banjir terakhir pada 2023 bahkan mencapai ketinggian dua meter.

“Kalau banjir tinggi itu ya sudah, perabotan rusak. Yang jelas bikin capek, tenaga dan pikiran juga habis,” kata Fajar.

Lumpur yang terbawa air banjir juga menjadi masalah lain. Selain membuat jalanan licin, terkadang lumpur ikut masuk ke dalam rumah.

Pembersihan bisa memakan waktu berhari-hari.

Kali ini, hampir tiap tahun banjir selalu menyapa tiap musim hujan, atau musim peralihan ke musim panas.

Dimana cuaca tak menentu, pagi hingga siang panas dan sore hingga malam hujan deras.

Hanya ada satu permintaan warga di lokasi tersebut, yakni relokasi. 

Dari 27 keluarga yang tinggal di kawasan rawan ini, lima di antaranya sudah memilih untuk pindah. Sisanya masih bertahan, meski dengan kecemasan yang sama setiap musim hujan datang.

“Saya sudah mengajukan permohonan relokasi ke Walikota sebelumnya, harapannya bisa dilanjutkan oleh pemimpin yang sekarang. Ini sudah masuk zona merah,” tegas Fajar.

Dari informasi yang Fajar terima, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang sendiri mengategorikan kawasan tersebut sebagai zona merah karena letaknya yang berada di bantaran sungai.

Sebagai solusi sementara bagi warga yang bertahan mereka berinisiatif membangun bendungan sementara dari kayu dan malam ataupun pasir karung dan bahan seadanya. 

Hanya untuk memagari rumahnya agar air tak masuk.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved