Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Kisah Pilu Warga Perumahan Sraten dan Dinar Indah Menanti Keajaiban Terbebas Banjir Bertahun-tahun

Banjir selalu menghantui sejumlah warga di wilayah Semarang Raya saat terjadi cuaca ekstrem yang masih menanti keajaiban terbebas banjir.

Penulis: Raf | Editor: raka f pujangga
dok pribadi warga/istimewa
TERGENANG BANJIR - Kondisi terkini sebagian lingkungan Perumahan Sraten Permai, Desa Sraten, Kecamatan Tuntang yang tergenang banjir, Minggu (1852025). Air dari sungai sekitar selalu meluap saat dilanda hujan lebat. 

Tapi jika debit air terlalu tinggi, bendungan itu tak lagi mampu menahan luapan.

“Kalau air sudah tinggi, kami ngungsi di masjid yang lokasinya lebih tinggi,” ujar Fajar.

Kekhawatiran bukan hanya datang dari dalam. Widi, warga lainnya, mengaku cemas setiap kali mendengar hujan deras turun di Ungaran.

“Kalau Ungaran hujan deras, air sungai bisa naik. Kalau di sini juga hujan, cemasnya dobel. Takut banjir, takut harus ngungsi lagi,” tuturnya.

Bagi warga Dinar Indah, banjir bukan lagi kejadian luar biasa. Tapi bukan berarti mereka sudah terbiasa. Yang mereka lakukan adalah bertahan, karena belum ada pilihan lain.

PEMBERSIHAN PINTU AIR - Warga melakukan pembersihan pintu air di bantaran sungai dekat perumahan Dinar Indah agar sampah tak menutupi saluran pembuangan air/TRIBUNJATENG.COM/ REZANDA AKBAR D.
PEMBERSIHAN PINTU AIR - Warga melakukan pembersihan pintu air di bantaran sungai dekat perumahan Dinar Indah agar sampah tak menutupi saluran pembuangan air/TRIBUNJATENG.COM/ REZANDA AKBAR D. (TRIBUNJATENG/Rezanda Akbar)

Banjir Grobogan

Banjir kembali melanda wilayah Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. 

Kali ini, Desa Tanggirejo dan Sukorejo, Kecamatan Tegowanu, menjadi wilayah terdampak terparah akibat jebolnya tanggul Sungai Renggong, Sabtu (17/5/2025). 

Akibat kejadian ini, ratusan rumah dan puluhan hektare sawah milik warga terendam banjir dengan ketinggian air bervariasi antara 30 hingga 70 sentimeter.

Banjir terjadi setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut pada Jumat (16/5/2025) malam. 

Debit air yang tinggi tidak mampu ditampung aliran sungai yang sudah dangkal dan tersumbat sampah, sehingga menyebabkan limpasan dan jebolnya tanggul sepanjang 15 meter.

Permukiman dan Sawah Terendam

Kepala Desa Tanggirejo, Sundowo, menjelaskan bahwa sekitar 70 rumah di RT 1 dan RT 2 desanya tergenang air.

Selain itu, sekitar 15 hektare sawah warga yang baru ditanami padi juga ikut terendam.

"Ini dampak dari tanggul Sungai Renggong yang jebol dan saluran di Jembatan Talang yang tersumbat sampah. Air meluap dari sungai irigasi dan masuk ke pemukiman," jelas Sundowo saat ditemui TribunJateng.com di lokasi.

Ia juga menyebut kondisi Sungai Renggong yang sudah dangkal menjadi penyebab utama luapan air.

"Semoga segera ditindaklanjuti oleh dinas terkait biar warga ayem dan tidak was-was setiap musim hujan datang," harapnya.

Sukorejo Terparah, 400 Rumah Terendam

Di Desa Sukorejo, kondisi lebih parah. Dua dusun di desa tersebut terendam air hingga setinggi 70 sentimeter.

Anggota BPD Sukorejo, Sunarto, menyebut sekitar 400 rumah warga terdampak, serta 30 hektare sawah ikut terendam.

"Air di sini susah keluar karena posisi desa dikelilingi sungai, seperti gentong. Begitu air masuk, sulit keluar. Bahkan, sawah yang baru berusia 7 sampai 10 hari kemungkinan gagal lagi," keluh Sunarto.

Ia menambahkan, banjir seperti ini bukan yang pertama. Sebelumnya, warga juga gagal panen akibat jebolnya tanggul.

"Kemarin mau panen juga gagal karena tanggul jebol. Sekarang tanam lagi, tapi kemungkinan besar gagal lagi," imbuhnya.

TANGGUL JEBOL - BPBD Kabupaten Grobogan bergerak cepat melakukan perbaikan tanggul di Sungai Renggong yang jebol dan mengakibatkan banjir, Minggu (18/5/2025).
TANGGUL JEBOL - BPBD Kabupaten Grobogan bergerak cepat melakukan perbaikan tanggul di Sungai Renggong yang jebol dan mengakibatkan banjir, Minggu (18/5/2025). (TRIBUN JATENG/FACHRI SAKTI NUGROHO)

BPBD: Grobogan Masuki Cuaca Ekstrem

Menanggapi kejadian tersebut, Masrikan, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Grobogan, menyatakan bahwa Grobogan saat ini memasuki masa cuaca ekstrem.

"BMKG memperkirakan cuaca ekstrem masih akan berlangsung. Apalagi Grobogan dilewati Daerah Aliran Sungai (DAS) Tuntang dan Jragung. Air dari Sungai Renggong di Tanggirejo sudah tidak tertampung dan menyebabkan tanggul jebol," jelas Masrikan.

BPBD telah meninjau langsung lokasi terdampak dan akan segera menindaklanjuti kebutuhan warga.

"Kami akan menindaklanjuti perihal banjir di Tanggirejo dan Sukorejo, namun kami juga mendorong warga untuk mandiri dan desa bisa memberikan rasa aman bagi warganya," ungkap Masrikan. 

Terkait kondisi Sungai Tuntang yang airnya limpas, Masrikan bertindak cepat melakukan peninggian tanggul agar air tidak meluber dan mengikis tanah. 

"Tadi malam curah hujan di hulu sangat tinggi dan ditambah hujan lokal, debit air mencapai 1980. Untuk Sungai Tuntang saat ini hanya terjadi limpasan, masih bisa diatasi dengan peninggian tanggul di beberapa titik di Tinanding, Baturagung dan Ringinkidul," kata Masrikan. 

Lebih lanjut, Masrikan meminta warga yang berada di lokasi rawan banjir agar meningkatkan kewaspadaan selama cuaca ekstrim berlangsung. 

"Warga diminta tetap waspada namun tidak perlu panik. Jika debit air melewati 1980, kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak diharapkan bisa evakuasi mandiri," pesannya.

BBWS Kirim Alat Berat, Tanggul Segera Diperbaiki

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana langsung bergerak cepat menyikapi kejadian ini. 

Unit Teknik Operasi dan Pemeliharaan (OP) BBWS menurunkan alat berat ke lokasi untuk memperbaiki tanggul Sungai Renggong yang jebol.

Perwakilan BBWS, Kharla Aji, menyebut bahwa kerusakan tanggul cukup parah, dengan panjang sekitar 15 meter yang hancur diterjang arus deras.

"Kami datang untuk mengirimkan alat berat guna memperbaiki tanggul yang jebol. Yang jebol kurang lebih 15 meter," ujar Kharla Aji kepada TribunJateng.com.

Pihaknya menargetkan perbaikan selesai dalam waktu 10 hari, sekaligus memperkuat struktur tanggul agar kejadian serupa tidak terulang.

“Kira-kira nanti sepuluh hari selesai, sambil kita perkuat lagi tanggulnya,” kata Kharla Aji.

Selain perbaikan tanggul, BBWS juga berencana melakukan normalisasi aliran sungai, sebagai upaya pencegahan banjir jangka panjang.

“Nanti akan kita normalisasi juga agar warga tidak terdampak banjir lagi di kemudian hari,” imbuhnya.

DPRD Minta Penanganan Serius

Anggota Komisi C DPRD Grobogan, Triana Handayani, turut meninjau lokasi banjir

Ia menyatakan bahwa kondisi tanggul dan sedimen sungai memang memprihatinkan dan perlu penanganan segera.

"Hasil pengecekan kami, ada sedimen yang perlu dinormalisasi dan tanggul kritis harus diperkuat. Ini penting agar saat hujan deras berikutnya tidak jebol lagi," kata Triana.

Triana juga menyoroti kondisi lahan pertanian yang tidak memiliki saluran pembuangan air memadai.

"Untuk pertanian juga perlu penanganan khusus, warga tadi mengatakan ada sekitar 15 hektare area persawahan, air dari hulu itu berkumpul ke satu titik semua, sedangkan tidak ada saluran pembuangan," ujar anggota dewan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). 

Perempuan yang akrab disapa Ana itu juga mengajak semua pihak untuk memikirkan bersama solusi yang terbaik untuk warga yang terdampak banjir

"Kepada pihak yang terkait untuk memikirkan para petani, seperti tadi Pak Sunarto-petani mengatakan sudah 9 hari sawahnya terendam air. Mari kita bersama-sama mengusahakan agar permasalahan yang terus-menerus ini segera terselesaikan," harapannya. 

Penanganan Terpadu Diperlukan

Banjir yang melanda Desa Tanggirejo dan Sukorejo menunjukkan perlunya penanganan yang tidak hanya bersifat darurat, tetapi juga jangka panjang. 

Mulai dari normalisasi sungai, peninggian dan penguatan tanggul, hingga perbaikan sistem drainase di area persawahan.

Koordinasi antarlembaga, mulai dari pemerintah desa, BPBD, BBWS, hingga DPRD, diharapkan dapat menghasilkan langkah konkret untuk mencegah bencana serupa terulang kembali.

Dapur Umum

Sebagai respon cepat atas banjir yang merendam ratusan rumah dan puluhan hektare lahan pertanian di Desa Sukorejo, Kecamatan Tegowanu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan mendirikan dapur umum bagi warga terdampak, Minggu (18/5/2025). 

Meski belum ada laporan pengungsian, langkah ini dilakukan untuk menjamin kebutuhan logistik warga tetap terpenuhi.

Hal itu disampaikan Kepala Pelaksana BPBD Grobogan, Wahyu Tri Darmawanto, saat ditemui TribunJateng.com di lokasi banjir

"Saat ini tidak ada warga yang mengungsi, namun kami tetap mendirikan dapur umum agar kebutuhan makan dan logistik warga tetap tercukupi," ujar Wahyu, Minggu (18/5/2025).

Dapur umum tersebut menjadi bagian dari sejumlah upaya terpadu yang dilakukan BPBD Grobogan dalam penanganan banjir yang menerjang dua desa terparah: Tanggirejo dan Sukorejo. 

Tanggul Sungai Renggong yang jebol pada Jumat (16/5/2025) malam menyebabkan genangan air dengan ketinggian hingga 70 sentimeter, menenggelamkan sekitar 470 rumah serta 45 hektare lahan pertanian.

Menurut Wahyu, selain pendirian dapur umum, BPBD juga akan mengerahkan tiga unit pompa untuk mempercepat penyedotan air yang menggenangi permukiman dan sawah warga, khususnya di Desa Sukorejo yang memiliki kontur tanah rendah dan tertutup aliran sungai.

“Kami kerahkan tiga pompa—satu dari BPBD Demak dan dua dari BPBD Grobogan—untuk menyedot air ke Sungai Renggong,” jelas Wahyu.

Pembersihan Pascabanjir dan Perbaikan Infrastruktur

Meski tidak ada rumah yang mengalami kerusakan berat, BPBD juga menyiagakan tim gabungan untuk membantu warga membersihkan rumah-rumah yang tergenang lumpur dan air banjir.

"Setelah banjir surut, kami bersama relawan, TNI, dan Polri akan membantu proses pembersihan rumah-rumah warga," tegas Wahyu.

Baca juga: Tanggul Tuntang Jebol Lagi, Demak Kembali Diterjang Banjir

Tanggul Sungai Renggong Diperbaiki

Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana yang diwakili oleh Unit Teknik Operasi dan Pemeliharaan (OP) menurunkan alat berat untuk memperbaiki tanggul Sungai Renggong yang jebol.

Perwakilan BBWS, Kharla Aji, menyebut bahwa kerusakan tanggul cukup parah, dengan panjang sekitar 15 meter yang hancur diterjang arus deras.

"Kami datang untuk mengirimkan alat berat guna memperbaiki tanggul yang jebol. Yang jebol kurang lebih 15 meter," ujar Kharla Aji kepada TribunJateng.com.

Pihaknya menargetkan perbaikan selesai dalam waktu 10 hari, sekaligus memperkuat struktur tanggul agar kejadian serupa tidak terulang.

“Kira-kira nanti sepuluh hari selesai, sambil kita perkuat lagi tanggulnya,” kata Kharla Aji.

Selain perbaikan tanggul, BBWS juga berencana melakukan normalisasi aliran sungai, sebagai upaya pencegahan banjir jangka panjang.

“Nanti akan kita normalisasi juga agar warga tidak terdampak banjir lagi di kemudian hari,” imbuhnya. (fsn/rez/rad)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved