Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Jawa Tengah

Operasi Preman, Polda Jateng Tangkap Pentolan Pemuda Pancasila Blora dan GRIB Semarang

Polda Jawa Tengah menangkap sejumlah pentolan organisasi masyarakat (ormas) Pemuda Pancasila dan GRIB Jaya Kota Semarang. 

Penulis: iwan Arifianto | Editor: rival al manaf
Dok Polrestabes Semarang.
PEMBERANTASAN PREMAN - Polisi menangkap preman yang suka memeras penjual minuman keras di Pedurungan, Kota Semarang, Jumat (16/5/2025). 

TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Polda Jawa Tengah menangkap sejumlah pentolan organisasi masyarakat (ormas) Pemuda Pancasila dan Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu (GRIB) Jaya Kota Semarang

Namun, polisi belum membeberkan detail kasus yang melibatkan dua ormas tersebut.

"Betul, kami lakukan penangkapan terhadap ketua PP (Pemuda Pancasila) Blora dan beberapa orang GRIB Ketua DPC Semarang," jelas Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jateng, Kombes Dwi Subagio kepada Tribun, Minggu (18/5/2025).

Menurut Dwi, para pentolan ormas tersebut sudah ditahan. "Ya kita lakukan penahanan," ungkapnya.

Baca juga: Inilah 11 Mobil Mewah Milik Japto Soerjosoemarno Pemuda Pancasila Disita KPK: 2 Mobil Rp 5,2 Miliar

Baca juga: Sekjen GRIB Jaya: Jika Ada Anggota Kami yang Bandel, Tangkap Saja!

Kendati telah melakukan penahanan, Dwi masih enggan membeberkan siapa identitas pihak yang ditangkap dan kasus yang menyangkut ormas tersebut. 

"Mereka (dua ormas yang ditangkap) terlibat dua kasus yang berbeda. Detail kasus  bisa konfirmasi ke Kabid Humas," katanya.

Terpisah, Tribun telah mengkonfirmasi ke Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Kombes Artanto. Namun, dia enggan membeberkan detail penangkapan ormas tersebut. "Saya cek dulu," katanya saat dikonfirmasi Tribun.

Ada 174 Preman Ditangkap

BERANTAS PREMANISME - Satuan Tugas Penegakan Hukum (Satgas Gakkum) Operasi Aman Candi 2025 Polresta Pati meringkus pria bernama AZ alias Roni (tengah, celana bagian lutut sobek), Kamis (15/5/2025) malam. Dia merupakan terduga pelaku premanisme yang kerap memeras pengusaha di Pati.
BERANTAS PREMANISME - Satuan Tugas Penegakan Hukum (Satgas Gakkum) Operasi Aman Candi 2025 Polresta Pati meringkus pria bernama AZ alias Roni (tengah, celana bagian lutut sobek), Kamis (15/5/2025) malam. Dia merupakan terduga pelaku premanisme yang kerap memeras pengusaha di Pati. (Humas Polresta Pati)

Polda Jawa Tengah telah menangkap ratusan preman dalam Operasi Aman Candi 2025 yang dimulai sejak 12 Mei 2025 lalu.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jateng Kombes Artanto menyebut, preman yang telah ditangkap sebanyak 174 orang selama lima hari operasi. "Iya sudah ada 174 preman ditangkap," katanya kepada Tribun, Sabtu (17/5/2025).

Tak menutup kemungkinan jumlah preman yang ditangkap bakal terus bertambah karena operasi bakal berakhir pada akhir Mei 2025.

Artanto mengungkapkan, operasi ini dilakukan sebagai upaya memberantas premanisme agar situasi keamanan dan ketertiban masyarakat terkendali.

Selian itu, operasi preman juga bertujuan agar iklim investasi yang di Jawa Tengah kembali nyaman bagi pengusaha.

"Iya operasi ini agar menciptakan iklim investasi yang nyaman bagi pengusaha di Jateng," jelasnya.

Sementara, Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Jateng Kombes Dwi Subagio mengatakan, telah menindak sebanyak 26 kasus berkaitan dengan  premanisme. Puluhan kasus itu terjadi di berbagai daerah di Jawa Tengah. Mayoritas para pelaku melakukan tindakan kejahatan berupa memeras kontraktor hingga korban merugi jutaan rupiah. "Kami tangkap pula para pelaku pungutan liar yang memalak  pengguna jalan," katanya, Sabtu (17/5/2025).

Tak Selesaikan Masalah

Ketua Indonesia Police Watch (IPW) Sugeng Teguh Santoso mengatakan, penangkapan preman yang melakukan kejahatan jalanan merupakan penindakan hukum dari sisi hilir. Langkah ini tidak akan pernah menyelesaikan masalah.

Dia menyebut, jumlah preman di Indonesia sangat banyak bahkan ada satu organisasi masyarakat (ormas) mengklaim memiliki anggota 2 juta orang.

Ketika mereka semua ditangkap, Sugeng menyakini aksi premanisme masih tetap akan tumbuh subur selama persoalan ekonomi tidak diselesaikan.
"Jadi kuncinya ada pada sisi hulu yakni perlunya penyediaan lapangan kerja. Dari sisi ini yang masih menjadi masalah," bebernya kepada Tribun.

Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) M Choirul Anam mengatakan, kerja-kerja polisi dalam memberantas praktik premanisme seharusnya hanya sebagai sistem pendukung.

Dia menilai, premanisme muncul sebagai masalah sosial sehingga persoalan ini masuk ke ranah tanggung jawab pemerintah baik  pusat maupun daerah mulai dari Provinsi hingga kabupaten dan kota.

Polisi bisa bertindak lebih jauh ketika aksi premanisme sudah masuk kategori pidana seperti kekerasan fisik, pembegalan dan lainnya.

"Problem sosial seperti ini tugas pokoknya bukan polisi melainkan pemerintah. Oleh karena itu,  aksi pemberantasan premanisme harus menjadi momentum bersama untuk kolaborasi bersama semua pihak," katanya kepada Tribun. (Iwn)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved