Motocross
Lapangan Garnisun Uji Ketahanan Crosser di Seri Pembuka TGD 2025
Lapangan Garnisun Semarang menjadi tantangan besar bagi para pembalap dalam seri perdana Trial Game Dirt (TGD) 2025
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Lapangan Garnisun Semarang menjadi tantangan besar bagi para pembalap dalam seri perdana Trial Game Dirt (TGD) 2025, yang berlangsung sejak Jumat (23/5).
Pada hari pertama, event yang digarap Rider 76 ini bahkan sudah diguyur hujan sejak siang.
Lapangan yang juga berdekatan dengan kawasan Tugu Muda Semarang itu berubah menjadi lintasan berlumpur ekstrem yang menuntut teknik, ketahanan, dan strategi matang dari para peserta.
Pantauan tribunjateng.com, dalam pelaksanaan hari pertama, sejumlah pembalap bahkan ada yang membutuhkan bantuan medis karena terjatuh saat melintasi trek licin.
Adapun panjang lintasan lebih dari 800 meter untuk dua lap, dengan obstacle variatif seperti double car jump, giant table top, hingga bigfoot jump. Namun yang menjadi sorotan justru kondisi fisik lintasan pascahujan yang membuat para crosser kesulitan menjaga kestabilan motor.
Farudila Adam Taufan, pembalap dari tim 64 Skuad Malang, mengakui bahwa sirkuit Garnisun kali ini sangat menantang, bahkan dibanding seri-seri sebelumnya yang pernah ia ikuti.
"Pertama kali saya ikut di Jember tahun 2022, tapi kali ini lintasannya jauh lebih menantang karena hujan. Lumpur sangat tebal, jadi tidak bisa terburu-buru. Harus sabar dan konsisten," katanya saat ditemui usai menjajal lintasan.
Kondisi cuaca memaksa tim melakukan penyesuaian signifikan, baik pada suspensi motor maupun tekanan ban.
"Suspensi motor harus diubah, gear juga. Kalau hujan, tekanan angin ban harus dikurangi, dan buka gas terlalu cepat bisa terpeleset," jelasnya.
Farudila menargetkan finis lima besar di kelas Free For All Open, mengingat lintasan yang berat dan kompetisi yang ketat. Ia juga membagikan tips untuk pemula yang ingin serius menekuni motocross.
"Kalau sekadar main bisa pakai motor apa saja, tapi kalau mau serius, motornya juga harus disesuaikan dengan kelas yang diikuti," tegasnya. "Disiplin latihan, mengatur waktu, dan menjaga kondisi fisik juga penting," tambahnya.
Promotor Genta Auto & Sport, Abed Nego Antoro, menilai bahwa pemilihan Lapangan Garnisun sebagai venue membuka ruang eksplorasi teknis dalam desain lintasan. Tapi hujan membuat semuanya jadi lebih menantang.
"Para pembalap jadi tampil lebih hati-hati karena takut jatuh," ujarnya.
Bahkan juara bertahan Lantian Juan hanya mampu menembus posisi 10 besar akibat kesulitan menghadapi trek licin.
TGD 2025 akan berlanjut ke Sidoarjo, Bandung, Probolinggo, dan ditutup di Solo. Namun, seri pembuka di Garnisun kemungkinan akan menjadi salah satu lintasan paling dikenang musim ini karena tingkat kesulitan yang tinggi dan cuaca yang tak terduga. (*)
Tingkatkan Mutu Akademik, Prodi PIAUD FTIK UIN Saizu Jalani Audit Mutu Internal 2025 |
![]() |
---|
UIN Saizu Jalin Kerjasama Strategis dengan Komnas HAM, Perkuat Kampus Humanis dan Inklusif |
![]() |
---|
Mahasiswa PAI UIN Saizu Terbitkan Buku “Perempuan dalam Sejarah Islam” |
![]() |
---|
Bukan Suami, 1.354 Istri di Purbalingga Pilih Bercerai Karena Pertengkaran Tak Selesai dan Ekonomi |
![]() |
---|
Lepas Kontingen Pomnas XIX, Gubernur Ahmad Luthfi Tergetkan Jateng Juara Umum |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.