Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Indragiri Hulu

Siswa SD Tewas Dianiaya 5 Kakak Kelas, Keluarga Menangis: Saya Tak Tenang Sebelum Mereka Dihukum

KB, siswa kelas 2 SD di Riau, tewas diduga dianiaya lima kakak kelasnya. Orangtua korban menuntut keadilan dan hukuman setimpal.

|
WIKIHOW
Ilustrasi 

TRIBUNJATENG.COM, INDRAGIRI HULU -- Kematian tragis menimpa KB, siswa kelas 2 SD berusia 8 tahun di Kelurahan Pangkalan Kasai, Kecamatan Seberida, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Riau.

Ia diduga tewas akibat dianiaya lima kakak kelasnya yang usianya tak terpaut jauh. Kasus ini mengejutkan masyarakat dan memunculkan kembali sorotan tajam terhadap kekerasan antar siswa di sekolah dasar.

Kronologi Kejadian yang Mengiris Hati

Menurut keterangan GBB, ayah korban, KB sebelumnya mengeluhkan sakit perut setelah diduga dipukuli kakak kelasnya di sekolah.

Meski sempat dibawa berobat dan kondisinya sempat membaik, KB kembali mengeluh sakit, menolak makan, bahkan sampai muntah darah.

“Perutnya bengkak. Saya tanya ke sekolah, ternyata dia dipukuli. Pelaku bahkan mengaku sendiri kepada saya,” kata GBB dengan suara bergetar.

Tragisnya, sang anak tak tertolong dan mengembuskan napas terakhirnya.

“Saya baru pulang dari pemakaman. Anak saya bercita-cita jadi tentara. Sekarang semua sudah hancur,” ujar GBB yang masih diliputi duka mendalam.

Para Pelaku Masih di Bawah Umur

Polres Inhu telah mengidentifikasi lima terduga pelaku, yaitu HM (12), RK (13), MJ (11), DR (11), dan NN (13).

Semuanya adalah siswa kelas 5 dan 6 SD. Kapolres Inhu, AKBP Fahrian Saleh Siregar, menyebutkan bahwa proses penyelidikan tengah berlangsung dan hasil otopsi masih ditunggu untuk memastikan penyebab kematian.

Namun, pemeriksaan medis awal menunjukkan adanya kerusakan pada jaringan usus buntu korban, yang memperkuat dugaan adanya kekerasan fisik.

Tuntutan Keluarga: Proses Hukum Harus Jalan

Orangtua korban menegaskan bahwa mereka tidak akan tenang sebelum para pelaku dihukum. “Walaupun mereka anak di bawah umur, harus diproses. Ini sudah sangat keterlaluan,” ujar GBB.

Kasus ini membuka mata publik akan pentingnya pengawasan di lingkungan sekolah dan mendesak adanya tindakan nyata dari pihak sekolah serta aparat penegak hukum dalam menangani kekerasan antarsiswa.

Catatan Penting untuk Dunia Pendidikan

Tragedi ini bukan hanya menyisakan luka bagi keluarga korban, tetapi juga menjadi peringatan keras bagi sistem pendidikan kita.

Sekolah yang seharusnya menjadi tempat aman untuk tumbuh dan belajar, kini berubah menjadi tempat yang bisa mematikan impian anak-anak.

Masyarakat dan lembaga pendidikan perlu lebih aktif dalam mencegah perundungan (bullying) serta memastikan adanya sistem pengawasan dan pembinaan karakter yang kuat sejak dini.(kompas.com)

Baca juga: Penampakan Mengerikan Kecelakaan Maut di Probolinggo: 4 Tewas Usai Truk Terjun ke Sungai

Baca juga: Dedy Yon: Seluruh Pelayanan Publik di Kota Tegal Harus Bebas Pungli

Baca juga: Masitoh Senang Dapat Bantuan Perbaikan Rumah dari Pemkot Tegal 

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved