Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Bentrokan di Magelang

Duduk Perkara Bentrokan Antara Gerakan Pemuda Kabah Dengan TNI di Magelang Terungkap Usai Audiensi

Duduk perkara bentrokan antara Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) akhirnya terungkap.

Editor: rival al manaf
Tribunjogja.com/ Yuwantoro Winduajie
Markas Kodim 0705/Magelang pada Senin (2/6/2025) 

TRIBUNJATENG.COM - Duduk perkara bentrokan antara Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) dengan Tentara Nasional Indonesia (TNI) akhirnya terungkap.

Permasalahan itu akhirnya usai setelah  usai audiensi tertutup di Kodim 0705/Magelang, Senin (2/6/2025).

Komandan Kodim 0705/Magelang Letkol Inf Jarot Susanto menyebut, gangguan lalu lintas akibat massa GPK yang memadati jalan menjadi salah satu pemicu ketegangan.

Ia menyebut perlunya kepatuhan terhadap aturan lalu lintas dalam aksi ke depan.

Baca juga: Petugas Ekspedisi Lapor Polisi, Ada Paket Berisi Celurit 150 CM Pesanan Pelajar SMK di Magelang

Baca juga: Joko Pedagang Durian di Magelang Ini Ternyata Korban Pengeroyokan Sebelum Ditemukan Tewas Kecelakaan

"Pak Kapolresta juga menyampaikan untuk melakukan taat berlalu lintas kepada semua sebenarnya," kata Jarot.

"Wabilkhusus kepada GPK dalam melaksanakan aksi-aksi ke depan. Termasuk (dalam penggunaan) knalpot brong."

Kapolresta Magelang, Kombes Herbin Garba Wiyata Jaya Sianipar, menyatakan GPK telah menyepakati dua poin hasil audiensi.

"Permintaan maaf karena dari GPK ada yang menendang pintu mobil (Yonif) 412," kata Herbin.

Selain itu, GPK juga berkomitmen untuk menjaga ketertiban lalu lintas dalam setiap aksi massa ke depan.

Sebelumnya video bentrokan antara Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) Aliansi Tepi Barat dan dua batalyon infanteri Tentara Nasional Indonesia (TNI) di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, viral di media sosial. 

Insiden tersebut terjadi pada Rabu (28/5/2025), dan terekam terjadi di dua lokasi: pertigaan Brojonalan, Kecamatan Borobudur, dan Tugu Bunderan Salaman.

Hal ini dibenarkan oleh Koordinator GPK Aliansi Tepi Barat, Pujiyanto.

Di Brojonalan, kericuhan melibatkan GPK dan Batalyon Infanteri 403/Wirasada Pratista dari Sleman, DIY.

Sementara itu, di Tugu Bunderan, cekcok terjadi antara GPK dan Batalyon Infanteri 412/Bharata Eka Sakti dari Purworejo, Jawa Tengah.

Pujiyanto menjelaskan bahwa bentrokan terjadi saat anggotanya hendak pulang usai melakukan unjuk rasa di Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magelang.

Aksi tersebut digelar untuk memprotes kasus kekerasan seksual yang melibatkan pengelola pondok pesantren.

Meski demikian, Yanto—sapaan Pujiyanto—menolak menjelaskan lebih lanjut pemicu langsung bentrokan dengan personel TNI.

"Tanyakan ke Dandim dan jajaran," ujarnya singkat usai audiensi tertutup di Kodim 0705/Magelang, Senin (2/6/2025).

Dalam pertemuan yang turut dihadiri oleh Bupati Magelang Grengseng Pamuji, Kapolresta Kombes Herbin Garba Wiyata Jaya Sianipar, dan Kapolres Magelang Kota AKBP Anita Indah Setyaningrum, GPK menyanggupi permintaan maaf kepada TNI dan masyarakat.

"Kami tetap berkomitmen dengan forkompinda untuk menjaga kondusifitas," ujar Yanto.

"Kami tetap berkomitmen menjadi kontrol system di Kabupaten Magelang."  (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved