Berita Demak
Penjualan Kambing dan Sapi Menurun Jelang Idul Adha 2025, Peternak di Demak Waswas
Jelang Idul Adha 2025, para peternak hewan kurban di Kabupaten Demak mengeluhkan penurunan daya beli masyarakat yang signifikan
Penulis: faisal affan | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK – Jelang Idul Adha 2025, para peternak hewan kurban di Kabupaten Demak mengeluhkan penurunan daya beli masyarakat yang signifikan.
Salah satunya adalah Yadi, pedagang kambing dan sapi asal Desa Brumbung, Kecamatan Mranggen.
Biasanya, seminggu sebelum lebaran kurban, permintaan hewan ternak melonjak. Namun tahun ini, Yadi mengaku penjualan tidak seramai tahun lalu.
Baca juga: Keistimewaan Sapi Bawor dari Banyumas yang Dibeli Presiden Prabowo untuk Kurban, Berapa Harganya?
“Tahun kemarin saya bisa jual sampai 80 ekor kambing, sekarang stok cuma 70 kambing dan 15 sapi saja karena takut rugi kalau tidak laku,” ujarnya saat ditemui di lapak jualannya, Senin (2/6/2025).
Yadi membanderol kambing kurban dengan harga mulai Rp 2,5 juta per ekor, sedangkan sapi mulai dari Rp 22 juta per ekor.
Yadi dan peternak lain di Demak kini hanya bisa berharap permintaan meningkat menjelang hari H Idul Adha.
“Mudah-mudahan nanti mendekati hari H ada peningkatan. Kalau tidak, ya rugi,” keluhnya.
Kekhawatiran Yadi bukan tanpa dasar. Lembaga riset IDEAS (Institute for Demographic and Affluence Studies) melaporkan bahwa nilai ekonomi kurban Indonesia 2025 anjlok menjadi Rp 27,1 triliun, bahkan lebih rendah dibanding masa pandemi Covid-19.
Menurut peneliti IDEAS, Tira Mutiara, jumlah pekurban tahun ini diperkirakan hanya 1,92 juta orang, turun dari 2,16 juta orang pada 2024.
Penurunan sebesar 233 ribu orang ini mencerminkan situasi ekonomi yang semakin menekan rumah tangga Muslim kelas menengah dan atas.
“Angkanya bahkan lebih rendah dibanding saat pandemi, seperti tahun 2021 dan 2022,” ujar Tira.
IDEAS memproyeksikan permintaan hewan kurban tahun ini sebanyak domba dan kambing (doka): ± 1,1 juta ekor, adapun sapi: ± 503 ribu ekor.
IDEAS mengidentifikasi tiga faktor utama penyebab turunnya ekonomi kurban tahun ini salah satunya turunnya populasi rumah tangga Muslim berdaya beli tinggi yang selama ini menjadi mayoritas pekurban.
"Industri manufaktur padat karya lesu sejak 2024, memicu gelombang PHK besar-besaran dan meningkatnya angka pengangguran juga menjadi penyebab menurunnya pengkurban," tambahnya.
Selain itu, tidak seperti saat pandemi, krisis ekonomi 2025 ini tidak diimbangi stimulus fiskal yang memadai untuk menjaga stabilitas ekonomi masyarakat.
“Kalau saat pandemi masih ada bansos dan insentif, sekarang nyaris tidak ada. Itu yang membuat daya beli makin menurun,” jelas Tira.(afn)
Heboh Isu Perhutani Jual Kayu Ilegal: "Itu Kayu Milik Warga, Bukan Dari Hutan Kami" |
![]() |
---|
Kisah Pilu Ayah dan Anak Tewas dalam Kecelakaan di Lokasi yang Berdekatan di Demak |
![]() |
---|
DLH Demak Dorong Sekolah Aktif Terapkan Bank Sampah dan Konservasi Air |
![]() |
---|
Cerita Pedagang Kerang di Pesisir Morosari Demak, Sri: Sekarang Sepi Karena Pantainya Hilang |
![]() |
---|
Polres Demak Gelar Patroli Malam untuk Cegah Gangguan Kamtibmas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.