Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Bencana Tanah Gerak di Sirampog Brebes

Tangis Warga Mendala Brebes Korban Bencana Tanah Bergerak: Biasanya Anak Cucu Gembira Main di Sini

lima warga Krajan, Desa Mandala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes duduk tak jauh dari rumah Nasrullah yang sudah nyaris rata dengan tanah

|
Editor: galih permadi

TRIBUNJATENG.COM- Ditemani kopi dan makanan ala kadarnya, Nasrullah (57), Yanto (55), dan lima warga Krajan, Desa Mandala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes duduk tak jauh dari rumah Nasrullah yang sudah nyaris rata dengan tanah pada Rabu (27/5/2025).

Siang itu, mereka sedang beristirahat siang seusai bergotong royong membersihkan sekaligus mengais barang-barang yang masih bisa dimanfaatkan dari reruntuhan rumah Nasrullah.

Rumah Nasrullah adalah satu dari belasan rumah di Dusun Krajan yang rusak berat akibat bencana tanah bergerak yang menimpa dusun mereka. 

Batang kayu hingga potongan besi dari tulangan beton dikumpulkan dari reruntuhan rumah yang masih menyisakan warna oranye di dindingnya itu.

Sesekali, tatapan mereka tertuju ke arah perkampungan yang sudah tak berbentuk lagi.

Baca juga: Nasib Warga Terdampak Tanah Gerak Sirampog Brebes, Harus Menunggu 9 Bulan untuk Tempati Hunian Tetap

AMBLAS - Kondisi permukiman di Dukuh Krajan, Desa Mandala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes pada Rabu (27/5/2025). Tanah amblas hingga 15 meter akibat bencana geologi landslide pada April 2025.
AMBLAS - Kondisi permukiman di Dukuh Krajan, Desa Mandala, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes pada Rabu (27/5/2025). Tanah amblas hingga 15 meter akibat bencana geologi landslide pada April 2025. (TRIBUN JATENG/BUDI SUSANTO)

Nyaris semua rumah di kampung mereka roboh.

Beberapa di antaranya bahkan ambles tertelan bumi seusai bencana tanah bergerak yang terjadi pada Kamis (17/4/2025) malam. 

“Saya ingat anak dan utamanya cucu yang biasanya riang gembira main di rumah dan kampung ini,” kata Nasrullah yang seketika membuat suasana menjadi sedikit kaku. 

Tak melanjutkan kalimatnya, Nasrullah justru tampak menyeka matanya yang sudah basah dengan bulir bening yang mengucur deras dari kedua matanya. 

Sambil terisak dan menarik nafas dalam-dalam, Nasrullah mencoba menguatkan diri untuk melanjutkan ceritanya. 

Dia menyebut, upayanya mengais barang-barang dari rumahnya yang sudah roboh sebenarnya tak lebih dari caranya untuk mengobati kegundahan hatinya. 

“Rasanya getir melihat rumah yang sudah miring dan rusak."

"Sakit rasanya melihat kenangan anak-anak dan utamanya cucu main di rumah."

"Lebih baik dirobohkan saja daripada ingat yang tidak-tidak,” imbuh Nasrullah. 

Mereka secara bergantian bergotong royong mengais barang-barang yang bisa diambil dari rumah mereka sambal meratakan rumah mereka yang sudah rusak parah. 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved