Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Jateng Deflasi Pada Mei 2025, Ini Penyebabnya

Provinsi Jawa Tengah mengalami deflasi sebesar 0,49 persen secara month to month (mtm) pada Mei 2025.

TRIBUN JATENG / EKA YULIANTI FAJLIN
JATENG DEFLASI - Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra menyampaikan, Jateng alami deflasi. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Provinsi Jawa Tengah mengalami deflasi sebesar 0,49 persen secara month to month (mtm) pada Mei 2025.

Angka itu lebih rendah dibanding angka nasional -0,37 persen mtm.

Baca juga: Deflasi Berkelanjutan di Kota Semarang, Jadi Indikasi Daya Beli Lemah Meski Harga Turun

Kepala Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra menyampaikan, deflasi Jawa Tengah pada Mei 2025 ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat inflasi 1,38 persen mtm, seiring dengan pasokan pangan yang terjaga.

Secara tahunan, inflasi Provinsi Jawa Tengah sebesar 1,66 persen secara year of year (yoy).

Angka itu sedikit lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional sebesar 1,60 persen yoy.

"Secara spasial, seluruh kota pantauan inflasi di Jawa Tengah mengalami deflasi. Deflasi terendah berlangsung di Kabupaten Wonosobo yang mencatatkan deflasi sebesar 0,83 persen mtm," beber Rahmat, Rabu (4/6/2025).

Dia menyebut, penurunan tekanan inflasi terutama disebabkan oleh deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yakni deflasi 1,70 persen, dengan andil deflasi 0,49 persen mtm seiring dengan pasokan komoditas strategis yang mencukupi.

"Komoditas utama penyumbang deflasi adalah bawang merah sejalan dengan normalisasi pasca kenaikan harga bawang merah pada Maret – April 2025 dan memasuki masa panen, antara lain di Brebes," terangnya.

Lebih lanjut, Rahmat menuturkan, cabai rawit dan cabai merah juga mengalami deflasi seiring dengan normalisasi permintaan pasca libur panjang Hari Raya Idulfitri, serta memasuki masa panen di beberapa sentra produksi, seperti Magelang dan Blora.

Komoditas bawang putih juga mencatatkan penurunan harga yang dirasakan mulai dari tingkat distributor.

Selain itu, deflasi yang terjadi juga disebabkan oleh penurunan harga kelompok transportasi dengan andil deflasi sebesar 0,04 persen mtm.

Penurunan tekanan inflasi terutama bersumber dari tarif angkutan antar kota seiring dengan normalisasi tarif angkutan antarkota pasca Lebaran dengan kenaikan maksimal 20-30 persen pada bulan April 2025.

Selanjutnya, penurunan pada kelompok transportasi tertahan oleh komoditas sepeda motor seiring dengan pemberlakuan tarif opsen pajak kendaraan bermotor oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah sebesar 1,05 perse  sejak April 2025.

Di sisi lain, kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan mengalami inflasi 0,08 persen, dengan andil inflasi 0,01persen secara mtm, terutama disumbang oleh komoditas tarif pulsa ponsel.

"Peningkatan harga pulsa ponsel terjadi seiring dengan normalisasi tarif paket internet pasca diskon hingga 50 persen sepanjang periode mudik lebaran dan Nyepi 2025," ujarnya.

Baca juga: Diskon Tarif Listrik hingga Turunnya Harga Cabai Picu Deflasi Jateng Februari 2025

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved