Berita Semarang
“Bengkel Kepala” di Sudut Semarang: Warisan Pembersihan Kepala Hewan Kurban dari Nenek ke Anita
Di hari-hari biasa, rumah Anita yang terletak di pinggiran Kota Semarang Kampung Bustaman tampak lengang.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Di hari-hari biasa, rumah Anita yang terletak di pinggiran Kota Semarang Kampung Bustaman tampak lengang.
Tapi tiap momentum Iduladha, gang rumah itu berubah jadi tempat sibuk yang oleh warga sekitar dijuluki “bengkel kepala hewan kurban.”
Kampung Bustaman sudah terkenal sejak dahulu sebagai kampung pengolah hewan kambing dan sapi.
Baca juga: Bukan Mengejar Maling, Warga Berlarian Kejar Kerbau Kurban di Kudus Lepas, 1 Sepeda Motor Rusak
Di sudut-sudut gang itu juga terdapat warga yang berjualan bumbu jadi baik gule, tengkleng dan lainnya yang siap masak.

Ada juga yang menjual bagian kepala, kaki ataupun kulit hewan kurban
Di sana, kepala-kepala kambing dan sapi berdatangan untuk dibersihkan. Otak dan lidah diambil, bulu dicabut, dan kulit disayat. Semua ditangani dengan cekatan oleh Anita dan keluarganya.
Anita sendiri berkali-kali terlihat menyelupkan kepala kambing ke air panas, kemudian tangannya dengan cekatan mencabut bulu kambing dengan sebilah pisau dapur miliknya.
Yang lainnya juga terlihat membersihkan kaki kambing dari bulunya.
Ada juga yang sedang memotong kepala kambing untuk mengambil bagian dalam seperti otak, dan lidahnya.
Kali ini dia menggarap sekitar belasan kepala sapi dan dua puluhan kepala kambing.
“Kalau Iduladha sehari bisa sampai 10 sapi bagian kepala sama kaki, kambingnya lebih dari 20. Itu dari pelanggan di Semarang saja,” ujar Anita saat ditemui Tribunjateng, Sabtu (7/6/2025).
Harga jasanya bergantung pada jenis hewan. Kepala kambing dibanderol Rp75 ribu sampai Rp100 ribu per kepala. Sementara kepala sapi bisa mencapai Rp450 ribu hingga Rp500 ribu.
“Kalau kambing, biasanya lebih cepat. 30 menit bisa selesai. Tapi sapi, apalagi yang besar, perlu waktu dan tenaga lebih,” jelasnya.
Pekerjaan ini bukan hal baru. Sejak belum menikah, Anita sudah terbiasa membantu nenek dan ayahnya.
“Ini kerjaan turun-temurun. Dulu bantuin nenek, terus lanjut sama bapak. Sekarang saya yang nerusin, sampai punya dua anak usia 20tahunan, sekarang juga bantu saya," tuturnya.
Dishub Kota Semarang Target Jalanan Bebas dari “Cumi-Cumi Darat”, Ini Upayanya |
![]() |
---|
Proyek Outer Ring Road Semarang Terkendala Anggaran, Masih Cari Skema Pembangunan |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Kota Semarang Hari Ini Kamis 18 September 2025: Hujan Ringan |
![]() |
---|
APBD Rp 6,4 Triliun Kota Semarang Disorot: Akademisi dan DPRD Minta Anggaran Lebih Pro Rakyat |
![]() |
---|
Hendi Mantan Walikota Semarang Diganti, Kepala LKPP Dijabat Sarah Sadiqa: Terima Kasih |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.