Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Harga Sayuran di Semarang Masih Mentereng, Permintaan Tambah Barang Berkurang

Harga sayuran di Kota Semarang masih mentereng di harga yang cukup tinggi. Permintaan masyarakat cenderung mengalami peningkatan

Eka Yulianti Fajlin
HARGA SAYURAN - Pedagang sayuran di Pasar Karangayu, Royati, sedang melayani pembeli, Selasa (10/6/2025). Harga sayuran masih tinggi sejak sebelum Iduladha.  

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Harga sayuran di Kota Semarang masih mentereng di harga yang cukup tinggi. Permintaan masyarakat cenderung mengalami peningkatan, di sisi lain barang berkurang akibat cuaca. 

Seperti di Pasar Karangayu, Kota Semarang, pedagang sayuran, Royati mengatakan, harga sayuran di pasar tradisional milik pemerintah ini belum menunjukan tanda-tanda penurunan. Harga sayuran sudah tinggi sejak sebelum Iduladha. 

Beberapa jenis sayuran yang harganya masih tinggi antara lain wortel yang dijual seharga Rp 20.000 perkilogram. Harga normal, wortel biasanya dibanderol Rp 10.000 perkilogram. Begitu pula tomat saat ini Rp 25.000 per kilogram, biasanya hanya Rp 10.000 perkilogram. 

Harga buncis dan kacang panjang yang biasanya hanya Rp 15.000 perkilogram kini masih bertahan pada harga Rp 25.000 perkilogram. 

Selada menembus Rp 80.000 perkilogram. Harga selada naik hampir tiga kali lipat dari biasanya Rp 30.000 perkilogram. 

Harga cabai juga masih tinggi. Cabai kriting merah dijual seharga Rp 50.000 perkilogram, rawit merah Rp 50.000 perkilogram, dan rawit hijau kecil Rp 50.000 perkilogram. Sementara itu, harga kapri mencapai Rp 200.000 per kilogram, yang biasanya dijual seharga Rp 50.000 per kilogram.

Menurut Royati, harga sayuran tinggi disebabkan oleh kurangnya pasokan akibat hujan yang terus-menerus masih melanda. Ini menyebabkan banyak tanaman sayuran mati.

"Harga sayuran masih tinggi. Barangnya nggak ada karena masih banyak hujan, tanamannya mati," ujar Royati, Selasa (10/6/2025). 

Di sisi lain, lanjut dia, permintaan sejumlah komoditi sedikit mengalami kenaikan pasca Iduladha mengingat banyak masyarakat yang menggelar hajatan. 

"Habis lebaran haji bertambah (permintaan,red). Banyak orang punya hajat. Banyak yang cari buncis, lombok, kol. Kalau kol nggak ada kenaikan, biasa, Rp 8.000 perkilogram," sebutnya. 

Begitu pula harga bawang merah dan putih, Royati menyebut, cebderung stabil pada harga sekira Rp 50 ribu perkilogram. 

Baginya, kenaikan harga sayuran perlu dimaklumi agar petani juga tidak merugi. Jika harganya tetap murah di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu dapat menyebabkan petani merugi. 

"Nggak apa-apa naik, biar petani makan, penghasilan lebih. Kalau murah kasihan petani. Obat mahal, tenaga banyak," ujarnya. (eyf)

Baca juga: Ngeri! Rekaman CCTV Detik-detik Kecelakaan Bus Rombongan Mahasiswa Tabrak Mobil: 15 Orang Tewas

Baca juga: 7 Cara Mudah Nonton Film Video Blue Bokeh Viral Yandex Ru Browser Jepang, Gak Perlu VPN Anti Blokir

Baca juga: Kisah Maman Fansyah, Peternak Kambing Perah dan Pendiri Koperasi Bima Lukar Banjarnegara 

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved