Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Kota Semarang Darurat ISPA, Dinas Kesehatan: 7.000 Kasus Bertambah Setiap Minggu

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang mencatat warga terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) mencapai ribuan kasus.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: raka f pujangga
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah
RIBUAN KASUS ISPA - Kepala Dinkes Kota Semarang, M Abdul Hakam saat diwawancara di Balaikota Semarang, Rabu (25/6/2025). Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang mencatat warga terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) mencapai ribuan kasus. Tercatat setiap pekannya, sepanjang tahun 2025 ini, kasus ISPA berkisar antara 5.000 hingga 7.000. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang mencatat warga terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) mencapai ribuan kasus.

Tercatat setiap pekannya, sepanjang tahun 2025 ini, kasus ISPA berkisar antara 5.000 hingga 7.000.

"Kalau kita lihat secara mingguan, di 2025 itu angkanya rata-rata di angka 5.000, 6.000, 7.000 (kasus)," ungkap Kepala Dinkes Kota Semarang, M Abdul Hakam, kemarin.

Baca juga: Waspadai Lonjakan ISPA pada Balita di Era Post-Covid-19

Secara kumulatif, hingga pertengahan tahun 2025 ini, tercatat sudah ada 154.883 kasus ISPA di Kota Semarang.

Sementara pada tahun sebelumnya, yakni sepanjang tahun 2024, jumlah kasus ISPA tembus di angka 421.621 kasus.

Kasus ISPA sendiri, menurut Hakam, tergolong tinggi sebab termasuk menjadi penyakit yang paling dominan dialami warga di setiap Puskesmas Kota Semarang.

"Kalau ISPA, kan rata-rata dia menempati di tiga besar di hampir setiap Puskesmas ya," ungkapnya.

Dia menyebutkan, sejumlah wilayah di Kota Semarang tercatat sebagai daerah dengan kerentanan tinggi terhadap ISPA.

Di antaranya Kelurahan Kalisegoro, Ngijo, Karanganyar, Jabungan, dan Muktiharjo Lor.

Hakam menyebut, pencemaran udara menjadi salah satu penyebab utama tingginya kasus ISPA.

"Asap itu banyak sekali: asap rokok, asap kendaraan, asap dari pembakaran termasuk dari industri rumah tangga, industri skala besar. Itu semuanya adalah mengandung apa Mbak? CO, SO2, CO2.

Nah, ini yang kalau kemudian jumlahnya melebihi nilai ambang batas, itu pasti juga akan berpengaruh terhadap kesehatan balita atau kelompok rentan," terang Hakam.

Dia menambahkan, sebagai bentuk upaya pencegahan, Pemkot Semarang tengah menggencarkan Kawasan Tanpa Rokok (KTN).

Selain juga mengimbau masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat.

Baca juga: Direktur RSUD dr R Soetijono Blora Sebut Pasca-Lebaran Terjadi Peningkatan Pasien ISPA

"Jadi orang yang sedang merokok itu harus ditempatkan sendiri. Jangan sampai kemudian di tempat umum atau mungkin malah justru di (sekitar) anak-anak kecil. Karena itu pasti akan berisiko terhadap ISPA, pneumonia, bahkan tuberkulosis," terangnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved