Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UIN SAIZU Purwokerto

Mahasiswa SPI UIN Saizu Buktikan Sejarah Bisa Dihidupkan Lewat Film Dokumenter

Mahasiswa SPI UIN Saizu Buktikan Sejarah Bisa Dihidupkan Lewat Film Dokumenter

Editor: Editor Bisnis
Ist
Mahasiswa Program Studi Sejarah Peradaban Islam (SPI), Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora (FUAH) UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto, berhasil menghadirkan sejarah ke layar lebar melalui karya film dokumenter 

 

TRIBUNJATENG.COM - Mahasiswa Program Studi Sejarah Peradaban Islam (SPI), Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora (FUAH) UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto, berhasil menghadirkan sejarah ke layar lebar melalui karya film dokumenter.

Kegiatan ini digelar pada Rabu pagi, 25 Juni 2025, di Hall Perpustakaan UIN Saizu, mulai pukul 08.00 hingga 11.00 WIB. Pemutaran film dokumenter ini menjadi bagian dari tugas akhir Mata Kuliah Studi Dokumen dan Pembuatan Film Sejarah, yang diampu oleh Sidik Fauji.

Sebanyak delapan film dokumenter ditayangkan, seluruhnya merupakan hasil produksi mahasiswa semester enam Prodi SPI. Para mahasiswa menjalani proses kreatif secara penuh, mulai dari riset sejarah, pengumpulan data lapangan, pengambilan gambar, hingga tahap penyuntingan.

Film-film yang diputar mengangkat beragam tema historis dan budaya lokal, seperti Tradisi Begalan, Tradisi Ruwatan, Kesenian Kuda Lumping, Sejarah Masjid Saka Tunggal, dan Wisata Religi Masjid Nur Sulaiman. 

Karya-karya ini tidak hanya menyajikan nilai sejarah, tetapi juga merekam kearifan lokal dan warisan budaya Islam yang tumbuh di wilayah Banyumas dan sekitarnya.

Dekan FUAH UIN Saizu Purwokerto, Dr. Hartono memberikan apresiasi terhadap kreativitas para mahasiswa yang mampu mengemas kajian sejarah dalam bentuk visual yang edukatif dan menarik.

“Saya bangga melihat mahasiswa SPI mampu menunjukkan bahwa sejarah bisa dihidupkan melalui medium visual. Ini bentuk inovasi pembelajaran yang patut diapresiasi,” ujarnya.

Sementara itu, Sidik Fauji selaku dosen pengampu, menegaskan bahwa sejarah tidak hanya layak dibaca dalam teks, tetapi juga dapat disampaikan lewat pendekatan sinematik.

“Kajian sejarah tidak selalu harus tekstual. Dengan sentuhan visual dan naratif yang kuat, sejarah bisa lebih mudah dipahami dan dinikmati masyarakat luas,” jelasnya.

Kegiatan ini membuktikan bahwa pembelajaran sejarah bisa menjadi ruang ekspresi kreatif, sekaligus sarana pelestarian budaya yang berdampak nyata bagi generasi muda.

UIN Saizu Maju, UIN Saizu Unggul!!!

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved