UKSW SALATIGA
FISKOM UKSW Perkuat Sinergi Ilmiah dalam Upaya Pencegahan Stunting di Kota Salatiga
Dekan FISKOM UKSW menjadi fasilitator dalam Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Salatiga.
Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
TIBUNJATENG.COM, SALATIGA - Komitmen lintas sektor dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kota Salatiga kembali ditegaskan melalui kehadiran akademisi sebagai narasumber utama.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi (FISKOM) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Dr. Ir. Sri Suwartiningsih, M.Si, hadir sebagai narasumber kunci sekaligus fasilitator dalam Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Salatiga, yang diselenggarakan belum lama ini di Revel Eatscape, Salatiga.
Kehadirannya merupakan bentuk kontribusi akademik dalam merespons undangan dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB).
Forum strategis tersebut merupakan bagian dari langkah nyata Pemerintah Kota Salatiga dalam mendukung agenda nasional menuju Generasi Emas 2025 yang bebas stunting.
Rapat koordinasi ini mempertemukan para pemangku kepentingan dari berbagai sektor termasuk lembaga pemerintah, tokoh masyarakat, dan institusi pendidikan tinggi dalam satu wadah kolaboratif, untuk memperkuat sinergi dan keselarasan program percepatan penurunan angka stunting di wilayah Salatiga.
Dalam pemaparannya, Dr. Sri menekankan pentingnya penanggulangan stunting melalui pendekatan komprehensif berbasis kemitraan lintas sektor.
UKSW, melalui program Salatiga Anti Stunting (SAS), telah menginisiasi pengabdian masyarakat yang transdisipliner, menggandeng Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK), Fakultas Psikologi, serta bermitra dengan DP3APPKB, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda), dan Dinas Kesehatan Kota Salatiga.
Baca juga: AIESEC UKSW Wujudkan Sustainable Development Goals Melalui Kegiatan Impact Circle 1.0
Program ini secara aktif melakukan intervensi nutrisi terhadap 20 anak stunting sejak Januari 2025, dengan hasil yang menggembirakan.
Lebih dari 70 persen anak menunjukkan peningkatan signifikan dalam pertumbuhan berat dan tinggi badan.
“Intervensi dilakukan melalui penyediaan menu makanan bergizi yang dirancang oleh tim ahli gizi FIK UKSW dan disiapkan oleh ibu-ibu dari Dapur Sehat di empat kecamatan, dengan dukungan distribusi dari kader kesehatan dan para duta GenRe Salatiga,” ungkapnya.
Kolaborasi Wujudkan Perubahan
Dr. Sri menjelaskan bahwa strategi pencegahan stunting dalam program SAS Cegah Stunting didasarkan pada dua pendekatan utama dalam kerangka 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu intervensi spesifik dan intervensi sensitif.
Intervensi spesifik meliputi pemberian makanan tambahan untuk balita kurang gizi, suplementasi vitamin A, serta tablet zat besi untuk ibu hamil dan remaja putri.
Sementara itu, intervensi sensitif mencakup penyediaan air bersih, fasilitas sanitasi yang layak, edukasi gizi, dan layanan keluarga berencana.
Temuan di lapangan menunjukkan bahwa faktor sosiologis, psikologis, dan komunikasi dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan program.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.