Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Kisah Tumini Tinggal di Toilet Umum Bareng Ibunda Sejak 2013, Harus Sewa Per Tahun, Kini Ditertibkan

Tak sendiri, Tumini menempati toilet umum berukuran 4x3 berkelir hijau di Taman Ngagel, Tirto, Surabaya, Jawa Timur tersebut bersama ibunya

Editor: muslimah
Kompas.com/Izzatun Najibah
TUMINI HIDUP DI TOILET UMUM - Kisah pilu dialami Tumini (47). Tumini menjadikan toilet umum sebagai tempat tinggalnya. Tumini menempati toilet umum berukuran 4x3 berkelir hijau di Taman Ngagel, Tirto, Surabaya, Jawa Timur tersebut bersama ibunya. Semuanya terdaftar sebagai warga RT 1 RW 2, Lumumba, Kelurahan Ngagel, Kecamatan Wonokromo, Jawa Timur.  

Sebab air sungai ini akan dikelola menjadi air bersih. Sehingga dibangunlah ponten atau toilet umum ini.

Karena menjadikan toilet umum sebagai ladang pekerjaan, Tumini membayar sewa ke Jasa Tirta sekitar Rp 1 juta per tahun. 

“Sebenarnya ya bahasanya bukan sewa, seperti uang rokok gitu karena tidak ditargetkan berapa begitu. Karena buat sandang pangan, ya gimana ya,” ujarnya.

Ia mengakui, sebenarnya tidak boleh menjadikan toilet umum tersebut sebagai tempat tinggal.

Sehingga ia menjaga dari subuh hingga pukul 22.00 WIB.

Awalnya, ketika malam tidak ada yang berjaga, toilet umum itu pun menjadi kotor dan tidak terawat.

Tidak sedikit masyarakat yang buang air kecil dan besar di lantai toilet.

“Ponten ini kan tidak ada pintunya, orang nakal buang air besar, air kecil itu di pelataran. Takut pompa air itu dicuri juga. Akhirnya kita punya inisiatif (dijaga 24 jam),” tuturnya. 

Akhirnya, ibu Tumini yang sudah berusia lanjut kerap berjaga dari malam hingga pagi di toilet umum ditemani keponakannya.

“Saya kan ada cucu, pagi jaga dia. Jadi malam ibu saya yang di sini,” terangnya. 

Kemudian, untuk menambah pendapatan, 5 tahun belakangan Tumini membuka warung sederhana yang satu atap dengan tempat tersebut.

Kompor dan peralatan lainnya disediakan di toilet. 

“Ya jual kopi, minuman begitu. Karena dulu itu ramai banget 24 jam. Orang duduk, pacaran di taman. Tapi sekarang sepi banget,” jelasnya.

Sebelumnya, Tumini bisa mendapatkan pendapatan Rp 200.000 sehari dari toilet dan warungnya.​

Namun, belakangan maksimal hanya Rp 100.000.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved