Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jateng

Fenomena "Mbediding" Landa Jawa Tengah, Bukan Cuma Dingin Tapi Waspada Rob Susulan

Penurunan suhu udara hingga 22.2 derajat celcius secara drastis di musim kemarau terjadi di Jawa Tengah.

Penulis: Raf | Editor: raka f pujangga
Fajar Bahruddin Achmad
Prakirawan Stasiun Meteorologi Tegal, Sri Nurlatifah saat mengukur lamanya penyinaran matahari dengan alat campbell stokes, Senin (6/11/2023). 

“Dua bulan lalu merupakan puncak pasang tertinggi. Sekarang, posisi bulan dan bumi tidak terlalu dekat maupun terlalu jauh, sehingga pasang air laut bulan ini masih dalam kategori normal,” tambahnya.

Selain faktor gravitasi bulan dan bumi, Ganis juga menjelaskan bahwa kondisi angin dan gelombang pada Juli ini relatif tenang, yang turut memengaruhi tingginya pasang laut.

BMKG memperkirakan pola pasang ini akan bertahan hingga tiga bulan ke depan. Meskipun demikian, masyarakat tetap diminta waspada karena rob dipastikan tetap terjadi, meski tidak setinggi sebelumnya.

Baca juga: Suhu Dingin Mulai Menyelimuti Jateng, BMKG Jelaskan Penyebabnya, sampai Kapan? 

Di sisi lain, Ganis juga menyinggung bahwa wilayah pesisir utara Jawa Tengah, termasuk Demak dan Semarang, kini masih mengalami kemarau basah.

Sehingga hujan yang berlangsung tiba-tiba bisa saja memperparah kondisi rob pesisir utara Jawa Tengah.

"Secara umum, kita memang memasuki musim kemarau basah. Artinya meskipun musim kemarau, masih ada potensi hujan meski tidak rutin. Tapi curah hujan yang turun biasanya datang secara tiba-tiba," pungkasnya. (fba/afn/rad)

 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved