Kuliah Internasional UIN Saizu & UT Bersama MSU Filipina Bahas Isu Karbon & Teknologi Pangan

TRIBUNJATENG.COM- Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto terus memperluas jejaring akademik internasional. Kali ini, UIN Saizu menggandeng Universitas Terbuka dalam penyelenggaraan Lecturing Session Internasional bersama mahasiswa Mindanao State University (MSU) Philippines.

Kegiatan berlangsung di Aula Gedung D Lantai 2, Kampus 2 UIN Saizu di Purbalingga pada Senin, 7 Juli 2025. Agenda ini menjadi bagian dari program student mobility, community engagement, dan cultural exchange yang dirancang untuk mendorong kolaborasi ilmiah lintas negara serta memperkuat diplomasi akademik antar perguruan tinggi.

Pada sesi pertama, Koordinator Program Studi Ilmu Lingkungan UIN Saizu, Gangsar Edi Laksono membawakan materi berjudul “Karst and Carbon: Exploring the Role of Soil Organic Carbon in Climate and Land Stability”. Ia memaparkan peran kawasan karst dalam menyimpan karbon organik tanah, serta kontribusinya terhadap mitigasi perubahan iklim dan kestabilan lahan.

Sesi kedua menghadirkan Mohamad Rajih Radinsyah, dosen Teknologi Pangan dari Universitas Terbuka, yang membahas topik “Process and Food Technology”. Ia menyoroti berbagai inovasi dalam pengolahan pangan modern serta tantangan yang dihadapi di tengah perkembangan industri makanan global.

Kedua sesi tersebut diikuti dengan diskusi interaktif yang menggugah antusiasme peserta. Para mahasiswa dan dosen dari Ilmu Lingkungan UIN Saizu, Program Studi Hortikultura dan Farming System dari Mindanao State University, serta mahasiswa Biologi Universitas Terbuka aktif bertukar ide dan perspektif.

Menurut Gangsar, melalui kegiatan ini, UIN Saizu menegaskan posisinya sebagai kampus yang terbuka, kolaboratif, dan berorientasi global. Kolaborasi internasional semacam ini menjadi bukti nyata komitmen UIN Saizu dalam membangun jejaring akademik yang inklusif dan berdampak nyata.

Tidak hanya di tingkat nasional, melainkan juga di kancah internasional. Kegiatan ini mendapat apresiasi luas dari peserta yang hadir dan menjadi bukti bahwa dialog ilmiah antarnegara dapat mendorong pertumbuhan pengetahuan, memperkaya wawasan budaya, serta membangun solidaritas global dalam menghadapi tantangan dunia.