Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

"Terlalu Rapi" Kriminolog Ungkap Analisis Mengejutkan Kematian Dilakban Arya Diplomat Kemenlu

Kematian Diplomat Muda Kemenlu, Arya Daru Pangayunan, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) masih jadi misteri

Penulis: Msi | Editor: muslimah
KOLASE
ARYA KEMENLU TEWAS - Kolase foto (kiri) Arya saat bertugas sebagai Diplomat Kemenlu RI dan (kanan) Kamar kos tempat Arya ditemukan tewas dipasangi garis polisi. 

TRIBUNJATENG.COM - Kematian Diplomat Muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Arya Daru Pangayunan, di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) masih jadi misteri.

Bahkan muncul dugaan jika Arya melakukan bunuh diri.

Hal ini dilandasi kondisi TKP saat Arya ditemukan.

Dimana, pintu kamar kosnya terkunci dari dalam hingga tidak ada barang yang hilang.

Belum lagi adanya sidik jari Arya sendiri di lakban kuning yang menutup rapi kepalanya.

Baca juga: Sidik Jari di Lakban Kuning hingga Kondisi Kamar, Petunjuk di Balik Kematian Diplomat Kemenlu Arya

Namun, kriminolog justru mengatakan terlalu mundah menyimpulkan yang demikian.

Justru kondisi TKP yang terlalu rapi sangat mencurigakan.

Polisi sendiri saat ini masih melakukan penyelidikan.

Rekaman CCTV

CONGKEL JENDELA: Penjaga kos dan pria lain congkel jendela kamar Arya Daru Pangayunan. (Kompas.com/ Istimewa)
CONGKEL JENDELA: Penjaga kos dan pria lain congkel jendela kamar Arya Daru Pangayunan. (Kompas.com/ Istimewa) (KOMPAS.COM/ISTIMEWA)

Beredar rekaman CCTV memperlihatkan dua pria berdiri di depan kamar kos arya  sesaat sebelum korban ditemukan tewas.

Dalam tayangan Kompas TV, terlihat dua orang berdiri di depan kamar Daru.

Pria pertama, berkacamata dan mengenakan kemeja putih yang dipadukan jaket berwarna abu-abu gelap atau green army.

Pria kedua yang juga berkacamata, mengenakan kemeja putih bermotif garis abu-abu muda dan biru tua.

Awalnya, tampak pria berkemeja putih bergaris mengetuk pintu kamar kos Daru, sedangkan pria berjaket sibuk memperhatikan ponsel yang ia pegang.

Pintu kembali diketuk untuk memastikan Daru menjawab, tapi kedua pria itu tampaknya tidak mendapat respons yang diinginkan.

Pria berkemeja putih bergaris mencoba menggerakkan gagang pintu.

Sementara, pria berjaket terlihat mengarahkan ponselnya kepada rekannya yang mencoba membuka pintu kamar Daru.

Karena tak kunjung mendapat jawaban, pria berkemeja putih bergaris sempat membuka pintu menggunakan kunci cadangan, namun gagal.

Ia lantas mencongkel jendela kamar Daru menggunakan obeng.

Saat berhasil terbuka, pria tersebut membuka pintu kamar dari dalam.

Ketika pintu terbuka, pria berjaket terus merekam situasi, sedangkan pria berkemeja putih masuk ke dalam untuk mengecek Daru.

Pria berjaket diduga kuat melakukan video call dengan istri Daru yang meminta bantuan untuk mengecek kondisi sang suami.

Mengetahui Daru terbaring di atas kasur dalam kondisi kepala dilakban, pria berkemeja keluar dari kamar.

Diketahui, Daru ditemukan tewas dalam kondisi kepala dililit lakban, di kamar kosnya di Menteng, Selasa pukul 8.30 WIB.

Penemuan jenazah Daru itu bermula dari keresahan sang istri karena korban tak kunjung bisa dihubungi sejak Selasa pukul 05.00 WIB.

Padahal, ia dan Daru sempat berkomunikasi lewat telepon pada Senin (7/7/2025) pukul 21.00 WIB.

Namun, pada Selasa pagi, istri Daru tidak bisa menghubungi sang suami sehingga meminta bantuan kepada penjaga kos.

"Terus jam 5.00 pagi mungkin istrinya mengingatkan salat atau apalah, tapi enggak bisa-bisa (dihubungi) sampai  jam 7.00 atau jam 8.00," jelas Kapolsek Menteng, Kompol Rezha Rahandhi, Selasa, dikutip dari Kompas.com.

Penjaga kos langsung melapor ke RW ketika menemukan Daru sudah tak bernyawa.

Laporan itu kemudian diteruskan ka Bhabinkamtibmas.

"Penjaga kos ke RW, RW ke Bhabinkamtibmas, baru kita datang ke TKP," kata Rezha.

Dilimpahkan ke Polda Metro Jaya

Kasus tewasnya Arya Daru Pangayunan kini telah dilimpahkan ke Polda Metro Jaya, setelah sebelumnya ditangani Polsek Menteng.

Hal ini disampaikan Kompol Rezha Rahandhi.

"Untuk saat ini, perkara penemuan jenazah di kosan Gondangdia ditangani oleh Ditreskrimum Polda Metro Jaya," kaya Rezha, Kamis (10/7/2025), dilansir Wartakotalive.com.

Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, AKBP Putu Kholis Aryana, membenarkan hal tersebut.

Kholis mengungkapkan kasus kematian Daru saat ini masih dalam penyelidikan.

"Betul (Ditreskrimum Polda Metro Jaya sedang menangani kasus kematian diplomat inisial ADP)," ujarnya, saat dikonfirmasi, Kamis.

"Dalam penyelidikan," imbuh dia.

Sejauh ini, pihak kepolisian telah mengamankan tujuh barang bukti terkait kematian Daru.

Barang-barang bukti itu diamankan polisi dari kos Daru di kawasan Menteng, Jakarta Pusat.

Tujuh barang bukti tersebut adalah lakban yang melilit kepala Daru, kantong plastik, pakaian, dompet beserta identitas, bantal, sarung yang dikenakan korban, serta obat-obatan.

Obat-obatan yang ditemukan di antaranya adalah obat sakit kepala dan asam lambung.

Benarkah Ada Keterlibatan Pihak Ketiga di Balik Tewasnya Diplomat Muda Kemlu? Ini Kata Kriminolog

Kriminolog, Haniva Hasna, mengungkapkan tidak menutup kemungkinan ada pihak ketiga dalam kasus tewasnya Diplomat muda Arya Daru Pangayunan alias ADP (39).

Haniva mengatakan demikian karena melihat temuan-temuan yang ada, seperti pintu kos korban yang masih terkunci dan tidak ditemukannya tanda-tanda kekerasan.

Menurutnya, hal tersebut justru memungkinkan adanya pihak ketiga dalam kasus ini.

"Kalau saya melihat dari temuan bahwa pintu (kos) terkunci dan tidak ada tanda-tanda kekerasan fisik, apakah mungkin ada keterlibatan pihak ketiga? Sebetulnya sangat mungkin," ungkapnya dalam Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Kamis (10/7/2025).

"Karena dalam kriminologi modern, ketiadaan luka fisik dan ruangan yang terkunci dari dalam itu tidak otomatis menyingkirkan keterlibatan pihak ketiga," jelasnya.

Alasannya, kata Haniva, karena sekarang ini banyak sekali pelaku kejahatan yang menggunakan metode-metode modern dalam melancarkan aksinya.

Sehingga, kata dia, tidak menutup kemungkinan adanya rekayasa kasus dalam kematian diplomat muda tersebut.

"Banyak sekali pelaku kejahatan itu yang canggih banget menggunakan metode-metode yang meninggalkan kekerasan terbuka, sehingga layaklah kita itu menganggap bahwa ini ada kemungkinan rekayasa gitu ya," katanya.

"Karena mereka kan biasanya menggunakan teknik pengalihan, racun atau obat penenang, atau bahkan staging, staging itu adalah rekayasa ketika terjadi pembunuhan."

"Jadi ini bisa jadi staging bunuh diri pasca pembunuhan, jadi korban, maaf, sudah dilakukan kekerasan sampai kehilangan nyawa, baru dibuat skenario seolah-olah dia mengalami bunuh diri," jelas Haniva.

Kondisi kamar kos Daru yang terkunci, menurut Haniva, juga merupakan salah satu trik yang digunakan oleh pelaku kejahatan.

"Nah, kamar terkunci ini bisa juga dibuat sedemikian dengan trik tertentu gitu ya, termasuk alat-alat yang menarik kunci dari luar setelah ditutup."

"Artinya, meski terlihat seperti bunuh diri atau kematian alami, tidak menutup kemungkinan terhadap kemungkinan rekayasa tadi," ujarnya.

Sehingga, ketika disampaikan adanya dugaan bunuh diri, kata Haniva, itu sangat tidak mungkin karena melihat kondisi Tempat Kejadian Perkara (TKP) dalam kondisi pintu kamar terkunci itu. 

 Apalagi, korban juga ditemukan dalam kondisi terselimuti rapi.

"Ketika disampaikan bahwa ini adalah bunuh diri, sepertinya sangat tidak mungkin, karena kita melihat dalam kondisi tertutup seperti itu."

"Terus ditemukan dalam kondisi yang sangat rapi, ini mengindikasikan ada seseorang atau pihak ketiga yang membuat korban ini serapi itu," ucap Haniva.

Haniva pun menjelaskan, jika korban melakban wajahnya sendiri karena ingin bunuh diri, korban akan mengalami sesak napas, kemudian ada gerakan-gerakan yang asimetris, sehingga ketika ditemukan tidak akan serapi itu.

Namun, pada kenyataannya, ketika ditemukan, korban dalam kondisi sangat rapi dan terselimuti.

Maka dari itu, Haniva menduga adanya keterlibatan pihak ketiga dalam kasus kematian diplomat muda tersebut.

"Kan kalau dia melakukan pembalutan sendiri (plester di wajah), berarti ada kondisi ketika korban itu mengalami sesak napas sehingga ada gerakan-gerakan yang asimetris."

"Tapi, ketika ditemukan ini kan dalam kondisi yang sangat rapi, terselimuti dengan bagus gitu ya, berarti kan ada kemungkinan ini ada pihak ketiga yang melakukan kejahatan ini," ungkapnya.

Sebelumnya, Daru ditemukan tewas di kamar kos kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa pagi.

Saat ditemukan, kepala korban dililit lakban, posisi tubuh berada di atas tempat tidur, dan pintu kamar terkunci dari dalam.

Kepolisian juga mengungkapkan tidak ada tanda-tanda kerusakan atau kehilangan barang di kosan Daru.

Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal (Wakasat Reskrim) Polres Metro Jakarta Pusat, Kompol Sigit Karyono, mengatakan hingga saat ini pihaknya masih menganalisis sejumlah barang pribadi korban, termasuk telepon genggam miliknya.

"Untuk pengecekan HP korban masih dianalisa,” ujar Kompol Sigit, Kamis.

Menurutnya, ponsel korban tentu bisa menjadi petunjuk penting terkait aktivitas terakhir Daru sebelum ditemukan meninggal. 

Namun, hingga saat ini hasil pemeriksaan digital forensik belum disampaikan.

Selain itu, polisi juga masih menunggu hasil autopsi dari jenazah korban yang dilakukan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Dua unit CCTV dari area sekitar juga telah diamankan untuk dianalisis lebih lanjut.

Polisi menyatakan, penyelidikan masih berlangsung secara menyeluruh dengan melibatkan tim Inafis, Puslabfor, serta ahli forensik.

Belum jelas apakah pria berusia 39 tahun itu tewas akibat faktor medis maupun dugaan kriminal.

Adapun, jenazah Daru diketahui sudah dipulangkan ke pihak keluarga dan telah dimakamkan di kampung halamannya di Bantul, Yogyakarta.(Tribunnews)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved