Wonosobo Hebat

Momen Sakral Jamasan di Wonosobo: 10 Anak Gimbal Siap Diruwat untuk Hidup Baru!

Tribun Jateng/Imah Masitoh
RUWAT RAMBUT GIMBAL - Sepuluh anak perempuan menjalani prosesi Jamasan mencuci dan mensucikan anak secara lahir batin, di kolam air hangat Taman Rekreasi Kalianget Wonosobo, Senin (21/7/2025). Prosesi ini dilakukan sebelum puncak prosesi dengan pencukuran rambut gimbal pada 24 Juli mendatang. 

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Prosesi Jamasan menjadi sebuah momen sakral dalam rangkaian Ruwat Cukur Rambut Gimbal.

Kali ini, sepuluh anak berambut gimbal menjalani prosesi Jamasan di kolam air hangat, Taman Rekreasi Kalianget Wonosobo, Senin (21/7/2025). 

Anak-anak berambut gimbal dengan balutan kain putih datang didampingi orang tua mereka yang mengenakan pakaian adat.

Baca juga: Pasca Kebakaran Warung di Noyo Gimbal, Kades Bangsri Blora Akan Wajibkan Pemilik Usaha Punya APAR

Beragam ekspresi ditampakkan anak kecil perempuan berambut gimbal yang rata-rata berusia 5-10 tahun, yang campur aduk antara tegang, penasaran, atau bahagia. Para pengunjung pun tampak khidmat menyaksikan jalannya prosesi.

Nanik selaku pengampu Tradisi Ruwat Cukur Rambut Gimbal menjelaskan, tahun ini, tradisi ini kembali digelar bersamaan dengan Hari Jadi ke-200 Kabupaten Wonosobo.

Proses awal telah dilakukan dengan pendaftaran anak gimbal yang dibuka Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Wonosobo.

Pendaftaran dibuka dengan kuota terbatas agar kegiatan berlangsung kondusif dan nyaman bagi anak-anak. 

Tercatat, peserta tahun ini ada sebanyak sepuluh anak berambut gimbal dari Wonosobo dan luar daerah.

"Tahun-tahun sebelumnya ada yang datang dari Jawa Barat, Pekalongan, dan Pemalang. Tahun ini juga ada dari luar kota yaitu Kudus," ungkapnya kepada tribunjateng.com.

20250721_10 anak perempuan menjalani prosesi Jamasan di Wonosobo_2
JAMASAN RUWAT RAMBUT GIMBAL - Sepuluh anak perempuan menjalani prosesi Jamasan mencuci dan mensucikan anak secara lahir batin, di kolam air hangat Taman Rekreasi Kalianget Wonosobo, Senin (21/7/2025). Prosesi ini dilakukan sebelum puncak prosesi dengan pencukuran rambut gimbal pada 24 Juli mendatang.

Sebelum prosesi Jamasan, orang tua dikumpulkan untuk memastikan kesiapan mereka dan anak-anak dalam mengikuti seluruh rangkaian ruwatan. Anak-anak dikirab menuju tempat dilaksanakannya acara Tantingan.

"Tantingan itu adalah orang tua menanyakan ke anak, apakah anak sudah siap betul untuk diruwat sukertonya. Karena rambut gimbal ini sudah hidup bersama dengan anak sampai usia saat ini yang kemudian nanti akan dipisahkan," jelasnya.

Dilanjutkan dengan prosesi Udar Punagi, yaitu saatnya anak-anak menyampaikan permintaan khusus sebelum diruwat. 

"Permintaan anak-anak rambut gimbal tahun ini tidak ada yang susah-susah ada yang minta uang, HP, sepeda. Ngga kaya yang tahun lalu ada yang minta ibu baru," imbuhnya.

Setelah disetujui akan dilanjutkan dengan prosesi Jamasan, yakni mencuci dan mensucikan anak secara lahir batin.

"Jamasan dalam hal ini supaya bersih lahir batin, diselamatkan, sampai pada saatnya nanti pada ruwat cukur rambut gimbal," lanjutnya.

Puncak prosesi nanti akan dilakukan pada 24 Juli mendatang usai Pisowanan Agung Hari Jadi ke-200 Kabupaten Wonosobo.

Rambut gimbal pada anak akan dipotong, dan permintaan si anak akan diberikan pada saat itu. 

Rambut gimbal yang telah dipotong akan dilarung di Telaga Menjer sekaligus menandakan rangkaian prosesi ruwat cukur telah selesai.

Salah satu orang tua anak rambut gimbal mengaku sengaja datang dari luar kota untuk mengikuti Ruwat Cukur Rambut Gimbal untuk kedua anaknya.

"Saya dari Kudus, dua anak saya berambut gimbal dan sudah ingin diruwat jadi saya ke Wonosobo. Iya betul saya ada keturunan rambut gimbal dari ibu dan sekarang anak saya yang gimbal. Semoga besok acaranya lancar," ungkap Komariyah.

Baca juga: Pasca Kebakaran, Wisata Noyo Gimbal Bangsri Blora Tetap Buka

Nanik menambahkan, pelestarian budaya Ruwat Cukur Rambut Gimbal seperti ini penting dilestarikan dan tidak boleh punah.

Tradisi Ruwat Cukur Rambut Gimbal ini telah mendapatkan pengakuan sebagai warisan budaya tak benda.

"Ruat Cukur Rambut Gimbal, ini sudah bersertifikat nasional, warisan budaya tak benda. Harus terus dilestarikan, karena menjadi salah satu kekayaan lokal," tandasnya. (ima)