Berita Semarang
Angka Kelahiran di Kota Semarang Menurun, Hingga Juni 2025 Baru Catat 10.066 Akta
Data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Semarang, pada tahun 2022 terdapat 28.894 akta kelahiran yang diterbitkan.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Angka kelahiran di Kota Semarang menunjukkan penurunan dalam beberapa tahun terkahir.
Data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kota Semarang, pada tahun 2022 terdapat 28.894 akta kelahiran yang diterbitkan.
Angka ini menurun menjadi 26.053 pada 2023, kemudian kembali turun menjadi 20.744 pada 2024.
Sementara itu, di tahun 2025, hingga bulan Juni baru 10.066 akta kelahiran tercatat.
"Sehingga ada kecenderungan memang turun," kata Kepala Disdukcapil Kota Semarang, Yudi Hardianto Wibowo ditemui Tribun Jateng di kantornya, Kamis (24/7/2025).
Yudi menjelaskan, menurunnya angka kelahiran ini tak bisa dilihat sebagai angka tunggal yang berdiri sendiri.
Ia menilai fenomena tersebut berkaitan dengan berbagai faktor sosial dan ekonomi, termasuk tren perubahan tempat tinggal generasi muda serta pergeseran pola hidup masyarakat.
Salah satu dampak dari penurunan kelahiran ini terlihat dari berkurangnya jumlah peserta didik di beberapa Sekolah Dasar (SD) yang berada di pusat kota.
Menurut Yudi, hal ini bisa dikaitkan dengan kecenderungan generasi muda untuk tinggal di kawasan pinggiran, seperti Tembalang, Ngaliyan, dan Tugu, mengikuti gelombang pembangunan perumahan yang lebih terjangkau di area tersebut.
"Sehingga itu menyebabkan kemungkinan-kemungkinan yang menurut saya, menyebabkan SD yang di tengah-tengah kota itu kemarin sempat kekurangan murid," terang Yudi.
Perubahan pola hunian ini berpotensi mempengaruhi distribusi penduduk usia sekolah.
Sekolah-sekolah di pusat kota menjadi lebih sepi, sementara daerah pinggiran justru mulai menghadapi tantangan lonjakan jumlah anak usia sekolah.
Namun, Yudi menegaskan bahwa fenomena ini masih bersifat indikatif dan memerlukan kajian mendalam.
“Ini hanya gambaran saja, seharusnya memang dilakukan survei atau penelitian oleh lembaga yang melakukan itu untuk mengetahui pasti penyebabnya,” jelasnya.
Terkait faktor yang mempengaruhi penurunan angka kelahiran, Yudi menyebut bahwa bisa jadi penyebabnya sangat beragam, mulai dari program Keluarga Berencana (KB), kondisi ekonomi masyarakat, hingga perubahan pandangan terhadap pernikahan dan memiliki anak.
Contohnya, penunda pernikahan, juga dinilai akan berdampak langsung pada penundaan kelahiran anak.
Ia menyebut, meski belum ada data resmi mengenai tren "childfree" di Kota Semarang, perubahan ini tetap harus menjadi perhatian.
"Mudah-mudahan tidak seperti negara-negara maju, yang mereka child free. Nah, mudah-mudahan tidak seperti itu di Indonesia.
Tapi ini kemungkinan ada hubungannya dengan faktor-faktor lapangan kerja, ekonomi dan sebagainya," imbuhnya.
Yudi menegaskan bahwa angka kelahiran memang menurun, tetapi secara keseluruhan jumlah penduduk Kota Semarang masih relatif stabil, yakni di kisaran 1,7 juta jiwa.
Hal ini disebabkan oleh banyak faktor lain seperti perpindahan penduduk masuk dan keluar kota, kematian, serta mobilitas administratif.
“Jangan hanya lihat dari angka kelahiran. Ada orang datang ke Semarang, ada yang pindah dari sini.
Bisa jadi orang masih tercatat di Semarang, tapi sudah merantau atau pindah domisili ke kota lain. Itu semua mempengaruhi data,” paparnya.
Sementara itu, program "Dua Anak Cukup" yang menjadi bagian dari kampanye pengendalian penduduk oleh pemerintah pusat disebut masih berjalan.
Menurut Yudi, prinsip dari program ini adalah menciptakan keseimbangan populasi—jika dua orang tua memiliki dua anak, maka akan terbentuk pertumbuhan nol atau zero growth.
“Program pemerintah saya pikir tentunya sudah ada perhitungan maksud dan tujuan dibuatnya program itu.
Tentunya ya dalam rangka pengendalian penduduk," imbuhnya. (idy)
Percontohan Nasional, Koperasi Merah Putih Gedawang Tembus Omzet Rp 69 Juta dalam 1,5 Bulan |
![]() |
---|
Wali Kota Semarang Anjurkan Pedagang Kelontong Kulakan di Koperasi Merah Putih |
![]() |
---|
Pemkot Semarang Wajibkan ASN Jadi Anggota KKMP, Wali Kota: Akan Dipantau Kepala Dinas dan Kabag |
![]() |
---|
Sosok Rohmat Sukur, Warga Semarang Terlibat Penculikan Kacab Bank BUMN: Sering Nyupiri Bos |
![]() |
---|
2.800 Mahasiswa Baru Polines Satukan Semangat Lewat Outbound Training |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.