Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Kisah Rosdewi Driver Ojol Kini Jadi pemulung, Akun Di-suspend Gegara Orderan Rp 30 Ribu

Cerita viralnya itu terjadi gegara uang Rp 30 ribu. Kini, untuk menyambung hidup, Rosdewi yang sebatangkara terpaksa menjadi pemulung

|
Editor: muslimah
KOLASE KOMPAS.com/Aryo Tondang
DRIVER RIBUT DENGAN KONSUMEN - (Kiri) Rosdewi (40) sedang berdiri di samping sepeda motor miliknya dan kardus hasilnya memulung, Selasa (22/7/2025). Ia tak kuasa menahan tangis dan kecewa setelah akunnya kena suspend akibat terlibat keributan dengan seorang konsumen pada Minggu (20/7/2025) sore. 

TRIBUNJATENG.COM - Kisah driver ojol perempuan asal Jambi bernama Nasib Rosdewi.

Setelah viral di media sosial, Ia tak bisa lagi bekerja sebagai driver diduga karena akunnya di-suspend.

Cerita viralnya itu terjadi gegara uang Rp 30 ribu.

Kini, untuk menyambung hidup, Rosdewi yang sebatangkara terpaksa menjadi pemulung.

Baca juga: Irfan Hakim Beri Nasihat Pinkan Mambo Soal Donatnya: Bukan Hanya Kamu yang Punya Beban

Sebelumnya viral Rosdewi, setelah terlibat cekcok dengan konsumennya.

Peristiwa itu terjadi di Kota Jambi pada Minggu (20/7/2025). Kejadian ini pun viral di media sosial setelah video rekaman keributan antara Rosdewi dan pelanggan beredar luas di media sosial.

Masalah berawal dari pesanan makanan yang tidak dikunjung dibayar oleh konsumen yang membuat Rosdewi akhirnya nekat naik ke lantai dua rumah pelanggan karena merasa dirugikan.

“Saya bilang, saya ini cuman cari makan, bayar tunai saja emangnya kenapa?” kata Rosdewi saat ditemui di kediamannya, Selasa (22/7/2025), dikutip dari Kompas.com.

Akibat kejadian tersebut, akun ojol milik Rosdewi pun disuspend.

Suspend adalah sanksi yang diberikan kepada mitra pengemudi ojol akibat adanya pelanggaran aturan atau masalah tertentu. 

Kini, ia juga terpaksa menjadi pemulung demi bertahan hidup.

Kronologi kejadian

Keributan berawal Ketika Rosdewi meminta pesanan Ayam Bakar Rempah Madu atas nama konsumen Alika Alihandra di Perumahan Vila Kenali, Kota Jambi.

Ketika itu, ia membawa dua pesanan dari konsumen berbeda dan memilih mengantar pesanan Alika terlebih dulu.

"Saya bawa dua pesanan makanan, waktu itu, saya dahulukan pesanan dia ini (Alika) karena dia yang pesan duluan," kata Rosdewi.

Setelah makanan diserahkan, ia pun menunggu pembayaran di aplikasi QRIS, namun notifikasi tidak kunjung muncul.

Di sisi lain, konsumen mengaku sudah memfoto barcode untuk dikirim ke orang lain agar bisa membayar.

"Awalnya dia scan barcode di aplikasi saya, ternyata dia cuman fotoin. Terus dia bilang 'Yo tunggu, saya kirim ke WA orang ni, QR mbak ni'," ungkapnya.

Setelah 30 menit menunggu tanpa kepastian,ia pun meminta agar pembayaran dilakukan secara tunai karena ia masih mengantar pesanan lain.

"Tapi dia bilang, 'tunggu bentar, ini mami saya, mamin' katanya gitu. Tapi saya kan masih ditunggu konsumen lain, saya bilang, kalau bisa bayar pakai tunai aja, takut saya dikomplain," ujarnya.

Setelah mengantar pesanan kedua, Rosdewi pun Kembali ke rumah konsumen untuk meminta pembayaran.

Akan tetapi, pelanggan tidak kunjung keluar hingga akhirnya ketegangan memuncak.

Perkelahian pun terjadi setelah Rosdewi naik ke lantai dua rumah konsumen.

Keributan berakhir setelah nenek dari konsumen membayar tunai sebesar Rp 30.000 kepada Rosdewi.

Peristiwa cekcok ini pun terekam dalam video yang kini viral di media sosial.

Rosdewi Dilaporkan ke Polisi

Pihak keluarga konsumen menyatakan telah melaporkan peristiwa tersebut ke polisi.

Kasat Reskrim Polresta Jambi, Kompol Hendra Wijaya Manurung, membenarkan bahwa laporan resmi telah diterima.

"Sudah (menerima laporan resmi), dan laporannya itu pasal 352," kata Hendra melalui pesan singkat, Rabu (23/7/2025), dikutip dari Kompas.com.

Hendra juga menambahkan bahwa hingga kini penyelidikan masih terus dilakukan. 

"Kita masih lakukan penyelidikan," jelasnya.

Curhatnya Viral

Kisah Rosdewi ribut dengan konsumen itu pun viral di media sosial.

Wanita yang hidup sebatang kara dan tinggal di rumah kecil yang jauh dari kata layak ini tidak menduga, keributannya dengan konsumen membawa dampak besar.

Dia tidak lagi bisa bekerja karena akunnya ditangguhkan sementara oleh pihak Grab.

Diduga, ini buntut videonya yang berkelahi dengan konsumen viral di media sosial.

Kepada Kompas.com, Rosdewi (sebelumnya ditulis Rusdewi) mengatakan bahwa sejak 2016, dia sudah bekerja sebagai driver ojek online dan ini kali pertama dirinya tersandung masalah dengan konsumen.

Diduga kuat, akunnya dilaporkan oleh konsumen sehingga tidak dapat digunakan.

Kini, Rosdewi yang hidup seorang diri terpaksa beralih pekerjaan.

Dia kini memilih memungut sampah hanya untuk bisa membeli makan sehari-hari.

Dia tidak ada pilihan lain, selain berkeliling untuk mencari sampah dan barang rongsokan yang nantinya dijual kembali ke pengepul.

"Saya enggak pernah mau menyakiti orang, Pak. Saya cuman cari makan," kata Rosdewi, saat diwawancarai di kediamannya di Kota Jambi, Selasa (22/7/2025).

"Sekarang akun saya sudah di-suspend, untuk bisa makan, saya memungut sampah. Kadang sehari saya cuman dapat Rp 5.000, itu cuma saya beli sayur, nasinya saya masak," katanya.

Dia berharap pihak Grab lebih bijaksana menyikapi permasalahan yang menimpa dirinya.

Menurut dia, tidak semua masalah dilimpahkan kepada driver.

Dia kemudian menceritakan bahwa selama ini dia hidup sendiri, suaminya pergi, dan anaknya sedang berada di panti asuhan.

Rosdewi tak menduga, niat untuk meminta haknya justru jadi bumerang. Dia kehilangan pencaharian dan hidup dengan ketidakpastian.

"Pihak Grab tolonglah bijaksana, enggak semua itu salah driver," pintanya.

Pernyataan Resmi Grab

Terkait pertikaian yang terjadi antara Mitra Pengemudi GrabFood dengan Konsumen di Jambi pada 20 Juli 2025, kami telah berkoordinasi dengan seluruh pihak terkait dan penanganan kejadian dapat diselesaikan sepenuhnya oleh Mitra Pengemudi dan Konsumen secara kekeluargaan.

Grab sangat mengapresiasi Konsumen dan Mitra
Pengemudi yang memutuskan untuk menempuh jalur penyelesaian yang damai dan
kooperatif.

Pada 29 Juli 2025, Grab Indonesia mendampingi Konsumen dan Mitra Pengemudi selama
proses mediasi berlangsung di Polresta Jambi yang difasilitasi secara langsung oleh pihak berwenang.

Sebagai bagian dari upaya rekonsiliasi, Konsumen telah secara resmi mencabut
laporan kepolisian tentang tindak penganiayaan yang sebelumnya ditujukan kepada Mitra Pengemudi terkait.

Pada 26 Juli 2025, Grab Indonesia secara terpisah juga telah bertemu Mitra Pengemudi secara langsung untuk merespons aspirasi yang disampaikan sebelumnya, dan mengedukasi
kembali konsekuensi pelanggaran yang telah dilakukan.

Mitra Pengemudi telah melakukan permohonan maaf secara langsung atas tindak pelanggaran hukum serta Kode Etik Mitra Grab yang berlaku. Yang bersangkutan mengakui tindakan emosional tersebut dipicu oleh adanya keterlambatan konfirmasi pembayaran pasca-pemesanan GrabFood.

Ke depannya, Mitra terkait menyatakan ingin fokus pada aktivitas harian yang telah dijalankan sejak 2016 sebelum menjadi Mitra Pengemudi Grab, seperti melanjutkan usaha makanan yang dimiliki dan mengumpulkan barang bekas.

Sanksi tegas berupa pengakhiran hubungan kemitraan sebagai Mitra Pengemudi tetap diberlakukan. Hal ini didasarkan pada tindakan pelanggaran yang bersangkutan lakukan, diantaranya secara sepihak menyambangi langsung lokasi kediaman Konsumen, hingga masuk ruangan pribadi tanpa izin, serta terlibat dalam pertikaian verbal dan fisik.

Seluruh tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan dan tergolong pelanggaran berat Kode Etik Mitra

Grab yang terdapat pada pasal berikut:

● Pasal 1.1: melakukan/terlibat kasus tindakan melawan hukum baik ketika sedang menjalankan orderan Grab maupun sedang tidak menjalankan orderan Grab yang membahayakan Grab atau Konsumen atau Pihak Ketiga.

● Pasal 1.5: bertikai/melakukan tindakan di luar norma kesopanan/berperilaku kasar/melampiaskan emosi dalam bentuk perbuatan yang tidak menyenangkan kepada siapa pun baik verbal maupun non-verbal, fisik maupun non-fisik, tidak terkecuali tindakan mengancam/ mengintimidasi/menakut-nakuti/melecehkan secara SARA/ fisik/ seksual, dengan cara dan media apa pun kepada pihak manapun, baik kepada penumpang/karyawan Grab/sesama mitra Grab/restoran yang terdaftar dalam platform Grab/konsumen/pengguna jalan lainnya.

Namun, sebagai itikad baik perusahaan, Grab Indonesia menawarkan peluang kepada Mitra terkait untuk beralih menjadi Mitra Merchant Grab yang diharapkan dapat membantu pengembangan usaha makanan yang dimiliki terdaftar dalam layanan GrabFood, dengan tetap melewati standar proses pendaftaran dan verifikasi data yang berlaku.

Sebagai informasi, kejadian berawal dari keterlambatan bayar non-tunai sebesar Rp30.000,- oleh Konsumen kepada Mitra Pengemudi setelah pengantaran pesanan GrabFood diselesaikan. Mitra Pengemudi mengakui sudah menunggu beberapa waktu namun tidak mendapat konfirmasi pembayaran non-tunai diterima.

Kemudian, yang bersangkutan mendatangi kembali lokasi kediaman pribadi Konsumen untuk menagih pembayaran hingga tersulut emosi dan terlibat dalam pertikaian fisik. Setelah pertikaian terjadi, pihak keluarga Konsumen melakukan pembayaran tunai kepada Mitra Pengemudi terkait.

Grab senantiasa mengimbau seluruh Konsumen dan Mitra Pengemudi untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain demi terwujudnya keamanan dan kenyamanan bersama selama menggunakan layanan Grab.

Penting bagi Konsumen untukmemastikan pembayaran berhasil dilakukan tepat waktu kepada Mitra Pengemudi setelah pesanan/perjalanan selesai. Mitra Pengemudi juga memiliki komitmen utama dalam menjaga standar pelayanan Konsumen yang santun dan ramah.

Jika terjadi kendala saat perjalanan/pemesanan, baik Konsumen maupun Mitra Pengemudi dapat melaporkannya ke
Pusat Bantuan Grab agar dapat ditindaklanjuti dan ditangani dengan tepat.(*)

(Tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved