Berita Viral
Insting Hotman Paris Yakin, Bahwa Arya Daru Dibunuh Bukan Bunuh Diri
Pengacara ternama Hotman Paris Hutapea secara terbuka merespons hasil penyelidikan terbaru dari Polda Metro Jaya terkait kematian diplomat muda.
Penulis: Andra Prabasari | Editor: galih permadi
Insting Hotman Paris Yakin, Bahwa Arya Daru Dibunuh Bukan Bunuh Diri
TRIBUNJATENG.COM - Pengacara ternama Hotman Paris Hutapea secara terbuka merespons hasil penyelidikan terbaru dari Polda Metro Jaya terkait kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan.
Arya ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, dengan kondisi kepala terlilit lakban kuning pada 8 Juli 2025.
Pihak kepolisian menyatakan bahwa dalam kasus tersebut tidak ditemukan keterlibatan pihak lain, dan menyimpulkan bahwa Arya meninggal karena bunuh diri.
Namun, Hotman Paris menyatakan ketidakpercayaannya terhadap kesimpulan tersebut.
Menurutnya, sangat tidak masuk akal jika seseorang bisa mengakhiri hidup dengan cara melilitkan lakban ke kepalanya sendiri secara rapi.
"Mana mungkin orang bunuh diri pakai lakban serapi itu? Saya tidak percaya," ujar Hotman dalam wawancaranya yang diunggah melalui kanal YouTube Intens Investigasi.
Meski sejumlah ahli menyebut tidak terdapat bukti pembunuhan, Hotman tetap bersikukuh bahwa kematian Arya Daru bukanlah murni bunuh diri.
Ia menegaskan bahwa naluri hukumnya sebagai pengacara kuat mengatakan ada kejanggalan dalam kasus ini.
"Saya hanya mengatakan, saya kurang yakin. Insting saya menyebutkan ini bukan kasus bunuh diri," kata Hotman.
Lebih lanjut, pada Senin (28/7/2025), Hotman kembali menyoroti berbagai kejanggalan yang menurutnya belum terjawab secara logis.
Ia mencontohkan bahwa seseorang yang melakukan bunuh diri dengan cara tergantung biasanya akan menunjukkan reaksi meronta, atau refleks melepaskan benda yang menutup jalan napasnya.
"Kalau pakai tali saja meronta, apalagi lakban. Masa bisa lakban kepala sendiri sampai mati?" tanyanya heran.
Selain itu, Hotman juga mencermati perilaku Arya sebelum kematiannya.
Salah satu hal yang dianggap janggal adalah tindakan Arya yang sempat membuang sampah dan membereskan kamar beberapa jam sebelum ditemukan tewas.
"Orang yang mau bunuh diri nggak akan sibuk buang sampah atau beres-beres kamar. Dia kelihatan tenang dan santai, itu nggak wajar," tegas Hotman lagi.
Pernyataan Hotman Paris memicu kembali diskusi publik soal misteri kematian Arya Daru Pangayunan.
Meskipun polisi menyatakan kasus telah ditutup tanpa unsur pidana, desakan untuk membuka kembali penyelidikan masih terus mengalir dari berbagai pihak.
Siapa Sosok R?
Kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan, masih menyisakan misteri yang belum terpecahkan.
Dari hasil autopsi diplomat Kemlu, Arya Daru Pangayunan (ADP) yang beredar di media sosial, menyebut penyebab kematiannya karena dibunuh dan bukan bunuh diri ramai beredar.
Dalam informasi yang beredar, Arya dibunuh oleh sosok R, yang merupakan mantan kolega diduga punya relasi dengan oknum mafia diplomatik.
Selain itu dugaan pembunuhan juga tertuju pada orang dalam di Kemenlu yang aktif di jalur diplomatik Amerika Selatan.
Dugaan lainnya juga dari LSM Internasional, yang membocorkan lokasi Arya pada pihak ketiga.
Sementara itu Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi membantah informasi yang beredar tersebut, lantaran hal ini tidak resmi dan bukan berasal dari Kepolisian.
“Yang menyampaikan itu siapa? Silakan ditanyakan kepada pihak yang menyampaikan" kata Ade Ary mengutip dari Tribunnews, Senin (28/7/2025).
Yang jelas, kata Ade, semua fakta-fakta yang ditemukan akan dikumpulkan sehingga nanti saat pemeriksaan ini sudah selesai semua, barulah semuanya bisa disimpulkan.
"Ada beberapa ahli yang dilibatkan, beberapa hasilnya sudah ada di tangan penyelidik," kata Ade Ary, kepada wartawan, di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (24/7/2025).
Baca juga: 1 Ponsel Arya Daru Ternyata Telah Ditemukan, Ada Laptop juga, Apa Isinya?
Terkait klaim yang beredar di media sosial tersebut, Ade Ary tidak secara langsung menyebutnya sebagai hoaks.
Namun, ia menyatakan informasi tersebut tetap akan menjadi bagian dari bahan analisis penyelidikan.
“Saya tidak bisa menyebut (hoaks) ya, atau tidak bisa mengomentari, yang jelas itu akan menjadi bagian yang didalami oleh penyelidik.
Kami imbau masyarakat agar bijak dalam bermedia sosial dan berhati-hati dalam menyikapi informasi,” ujarnya.
Ade Ary menegaskan, proses penyelidikan masih terus berlangsung dan melibatkan berbagai ahli dari beragam disiplin ilmu.
“Beberapa hasil pemeriksaan dari para ahli memang sudah kami terima, namun masih ada yang belum.
Setelah semuanya lengkap, akan kami sampaikan secara utuh.
Setiap ahli akan diminta menjelaskan hasil pemeriksaannya sesuai kompetensinya,” jelasnya.
Ia menekankan, penyelidikan dilakukan dengan pendekatan berbasis ilmiah atau scientific crime investigation.
“Kami tetap berpegang pada prinsip pengungkapan berbasis ilmiah, dengan melibatkan berbagai ahli, pengumpulan fakta yang komprehensif, serta metode pembuktian yang ketat dan hati-hati.
Semua ini dilakukan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan,” tegasnya.
Arya Berada di Rooftop
Berdasarkan hasil penelusuran terbaru, diketahui bahwa Arya sempat naik ke rooftop lantai 12 Gedung Kemenlu pada malam sebelum jasadnya ditemukan.
Rekaman CCTV pada Senin (7/7/2025) malam mencatat momen saat Arya naik ke rooftop pukul 21.43 WIB.
Ia terlihat membawa tas ransel dan kantong belanja. Namun, ketika turun, barang-barang tersebut tak lagi terlihat bersamanya.
"Diduga tanggal 7 Juli 2025, jam 21.43 WIB sampai 23.09 WIB, atau sekitar 1 jam 26 menit diduga korban berada di rooftop lantai 12 Gedung Kemenlu," jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi di Mapolda Metro Jaya, Kamis (24/7/2025).
Ade Ary menambahkan bahwa penyidik masih menelusuri keberadaan tas dan kantong belanja yang dibawa Arya.
Pihaknya juga tengah mendalami aktivitas Arya selama lebih dari satu jam berada di rooftop tersebut.
"Pendalaman tempat korban bekerja, kemudian hasil pemeriksaan saksi-saksi."
"Ini fakta yang kami temukan. Proses pengumpulan data dan bukti-bukti lainnya masih terus dilakukan," ujar Ade Ary.
"Kami masih menelusuri dan mencocokkan semua bukti yang ada. Pembuktian harus lengkap dan menyeluruh," imbuh dia.
Hingga kini, penyelidik Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya telah meminta keterangan dari 15 orang yang berkaitan dengan Arya.
Mereka terdiri dari tetangga indekos, rekan kerja, hingga keluarga.
"Sampai saat ini tim penyelidik telah melakukan klarifikasi dan mengambil keterangan dari 15 orang," ungkap Ade Ary. Ia menegaskan bahwa penyelidikan berjalan tanpa hambatan dan menggunakan metode berbasis bukti ilmiah.
"Maka penyelidikan melakukan pemeriksaan dan kerja sama dengan beberapa ahli agar peristiwa yang disampaikan nantinya akuntabel, proporsional, dan hasil akhirnya transparan," pungkasnya.
Kondisi Kamar Terkunci dari Dalam
Temuan lain datang dari Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) yang mengungkapkan bahwa saat jasad Arya ditemukan, kamar kos tempat tinggalnya dalam kondisi terkunci dari dalam.
"Kami cek posisi kunci (pintu kamar Arya) karena sangat krusial itu. Kami cek secara fisik dan kami konfirmasi kepada penjaga kos-kosan ini karena beliau lah yang membuka pertama kali dan kami minta peragakan."
"Jadi ada dua kunci, kunci yang memang terpasang di pintunya bisa dibuka dari luar maupun dalam. Terus kunci yang memang ada di dalam yang bentuknya memang slot yang itu hanya bisa dibuka atau dikunci dari dalam," jelas Komisioner Kompolnas, Choirul Anam.
Anam menambahkan, tidak ada tanda-tanda kerusakan di dalam kamar, serta tidak ditemukan CCTV yang hilang dari area sekitar lokasi kejadian.
Selain itu, saksi penghuni kos mengaku tak mendengar suara mencurigakan pada malam Arya diduga meninggal.
"Kami juga ada (meminta keterangan) salah satu penghuni kos-kosan yang masih belum tidur sampai jam 1-an begitu. Apakah ada suara mencurigakan? Nggak ada, suaranya hening seperti biasanya."
"Apakah kondisinya seperti biasanya? Seperti biasanya. Ditambah saat itu, hujan rintik-rintik ya," urainya.
Ternyata ponsel milik Arya sudah ditemukan.
Ponsel tersebut berada di dalam tas ransel milik ADP di rooftop gedung Kemlu.
Ponsel Arya ikut disorot karena besar kemungkinan bisa menjadi kunci untuk menentukan penyebab kematiannya.
Arya ditemukan tewas di kamar kosnya.
Kondisi jasad Arya tertutup selimut. Sedangkan kepala hingga leher terlilit lakban kuning.
Dikutip dari Kompas.com, Senin (28/7/2025), Kasubbid Polda Metro Jaya, AKBP Reonald Simanjuntak, menyampaikan bahwa salah satu temuan penting adalah sebuah ponsel yang sebelumnya tidak disebutkan hilang.
Ponsel ini ternyata berbeda dengan ponsel pribadi ADP yang digunakan untuk berkomunikasi dengan keluarga dan teman-temannya.
Ponsel tambahan ini masih terhubung ke laptop korban.
"Ditemukan ada handphone lain dan ditemukan juga beberapa device," ujar Reonald dalam program Berita Utama Kompas TV, Minggu (27/7/2025).
Selain ponsel, penyidik juga menemukan laptop milik ADP.
Dari laptop tersebut, diketahui bahwa aplikasi WhatsApp masih terhubung dengan ponsel korban.
Hal ini memudahkan penyidik dalam menelusuri komunikasi terakhir ADP.
"WA (WhatsApp) yang ada di HP korban dan yang ada di laptop connect. Itu agak sedikit mempermudah penyidik melakukan penyidikan," jelas Reonald.
Viral Kisah Terjerat Pinjol Rp 3 Juta untuk DP Mobil, 4 Bulan Jadi Rp 60 Juta |
![]() |
---|
Viral Skandal Video Siswi SMA di Lutim, Pemeran Pria Beristri Ditetapkan Tersangka |
![]() |
---|
Sosok Farida Faricha, Wakil Menteri Koperasi, Politikus PKB Asal Grobogan Jateng dan Alumni Unnes |
![]() |
---|
Sosok Djamari Chaniago, Menko Polkam Baru Gantikan Budi Gunawan, Segini Kekayaannya |
![]() |
---|
"Miskomunikasi" MTsN 2 Brebes Jelaskan Viral Angket Larangan Menuntut Jika Siswa Keracunan MBG |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.