Bunuh Teman di Kedai Tuak gara-gara Mikrofon, Zulkarnain Ditangkap Setelah Buron Setahun

TRIBUNJATENG.COM, SIMALUNGUN - Buronan kasus pembunuhan ditangkap polisi di Pasar Pekan Senin, Desa Bunga Raya, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. 

Zulkarnain Sinaga (37) membunuh sahabatnya, Herman Syahputra Pohan (39), sekitar setahun lalu.

Zulkarnain langsung melarikan diri setelah menganiaya sahabatnya hingga tewas. 

Baca juga: Anggota TNI Ditusuk 13 Kali di Tempat Hiburan Malam, Polisi Bekuk Pelaku

Kejadian tragis tersebut terjadi pada Sabtu (31/8/2024) di kedai tuak yang terletak di Huta III Nagori Bahliran Siborna, Kecamatan Panei, Simalungun.

Zulkarnain menikam Herman setelah merasa tersinggung ketika sahabatnya meminta mikrofon untuk bernyanyi.

Setelah insiden itu, Zulkarnain langsung melarikan diri dari lokasi kejadian.

Kapolres Simalungun, AKBP Marganda Aritonang, mengungkapkan bahwa pada awal Juni 2025, tim unit I opsnal Jatanras Sat Reskrim mendapatkan informasi mengenai keberadaan pelaku di Riau.

“Setelah itu berkoordinasi dengan keluarga korban, kemudian personel melakukan penyelidikan lanjutan dan didapat informasi pelaku berada di sekitar Kecamatan Bunga Raya, Kabupaten Siak, Provinsi Riau,” jelas Marganda dalam rilis tertulis yang diterima pada Kamis (31/7/2025) malam.

Pihak kepolisian kemudian berkoordinasi dengan Polsek Bunga Raya dan mengirimkan foto pelaku beserta surat Daftar Pencarian Orang (DPO).

Pada Senin, 21 Juli 2025, sekitar pukul 13.00 WIB, Zulkarnain berhasil diamankan oleh personel Polsek Bunga Raya saat berada di pasar.

Setelah penangkapan, personel Unit I Opsnal Jatanras Polres Simalungun menjemput Zulkarnain dari Polsek Bunga Raya untuk dibawa ke Simalungun.

Marganda menambahkan bahwa Zulkarnain kini ditahan di ruangan Sat Reskrim Polres Simalungun untuk proses penyidikan lebih lanjut.

Sebelumnya, Zulkarnain dan Herman datang bersama-sama ke kedai tuak milik Andika.

Setelah memesan minuman, Zulkarnain menyanyikan beberapa lagu menggunakan mikrofon dan speaker portable yang ada di kedai.

Ketika Herman meminta mikrofon agar peminum lain bisa bergiliran bernyanyi, Zulkarnain merasa tersinggung dan mendatangi Herman.