Banjir Bandang di Purbalingga
Tangis Pilu Sumiati, Tak Kuasa Lihat Anak Menitikan Air Mata Karena Ayahnya Hilang di Sungai Klawing
Ia merasa sedih dan terpukul mendengar kabar saudaranya yang hilang, sehingga ia pun berkali-kali mengecek ke lokasi kejadian.
Penulis: Farah Anis Rahmawati | Editor: rival al manaf
Namun, tidak seperti biasanya mereka tiba-tiba mendapat perintah untuk lembur.
"Sorenya dia sempat pulang ke rumah untuk makan.
Istrinya cerita nggak biasanya suaminya itu makan kok banyak banget, terus pamit mau lembur," ujarnya.
Sumiati melanjutkan, awalnya Sarwoyo sempat diminta istrinya untuk tidak lembur dengan alasan tidak ingin suaminya kelelahan dan suasana sore hari kemarin juga terlihat sangat mendung.
"Tapi dia gak mau, alasannya tidak enak sama rekannya. Masa yang lain kerja dia enggak," ungkapnya.
Usai menikmati makan sore dan beristirahat sejenak, dengan berat hati sang istri pun mengizinkan Sarwoyo untuk kembali berangkat ke tempat kerja.
Sayangnya, tiba-tiba kabar buruk terdengar di malam harinya.
Sumiati menyatakan, begitu mendengar kabar banjir bandang di Sungai Klawing, istri Sarwoyo dan anaknya langsung menuju ke lokasi.
Mereka awalnya tidak mengetahui siapa pekerja yang hilang, namun begitu mengetahui nama suaminya disebut, ia dan anaknya pun tak kuasa menahan air mata dan terus menangis.
Perasaan terpukul itu juga dirasakan pula oleh Sumiati. Terlebih ketika ia melihat puteri kedua Sarwoyo yang terus menangis sejak malam.
Sehingga ia pun membiarkan istri dan anak Sarwoyo untuk tinggal dirumah agar bisa beristirahat , sedangkan ia mengecek ke lokasi kejadian.
Selain itu, Sumiati juga mengungkap Sarwoyo rupanya masih satu kerabat dengan Muhyadi, salah satu pekerja waga Desa Penaruban, yang juga masih dinyatakan hilang.
Hampir sama dengan Sarwoyo, Muhyadi juga sempat menunjukan gelagat yang berbeda daripada biasanya.
Ia menyatakan, Muhyadi sempat berkali-kali menemui cucunya sebelum ia berangkat lembur.
"Pak Muhyadi sempat nemuin cucunya, menanyakan besok cucunya sekolah nggak, terus ngasih uang Rp4000 di atas meja belajarnya. Pas udah mau berangkat, dia balik lagi ke cucunya, terus bilang, sekolah yang pinter ya dek," ungkapnya.
Prodi BPI UIN Walisongo Semarang Gelar Kuliah Umum: Membangun Budaya Publikasi Ilmiah |
![]() |
---|
Pengukuhan Prof Muhammad Sulthon, Gagas Dakwah Inklusif Melalui Rekam Jejak Nabi Kelola Perdamaian |
![]() |
---|
Penguatan Pemahaman Desain Industri di Perguruan Tinggi, Kanwil Kemenkum Jateng Gandeng Udinus |
![]() |
---|
Bansos PKH dan BPNT Cair Tahap 3, Begini Rincian Penerima dan Nominal Bantuan |
![]() |
---|
APBD Rp 6,4 Triliun Kota Semarang Disorot: Akademisi dan DPRD Minta Anggaran Lebih Pro Rakyat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.