Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

PPG 2025

Contoh Studi Kasus PPG 2025 Soal Kelas Pasif dan Strategi Pembelajaran: 500 Kata

Contoh Studi Kasus PPG 2025 Soal Kelas Pasif dan Strategi Pembelajaran: 500 Kata

Editor: Awaliyah P
IST
ILUSTRASI - Contoh Studi Kasus PPG 2025 Soal Kelas Pasif dan Strategi Pembelajaran: 500 Kata 

Contoh Studi Kasus PPG 2025 Soal Kelas Pasif dan Strategi Pembelajaran: 500 Kata

TRIBUNJATENG.COM - Inilah contoh studi kasus PPG 2025 yang berjumlah 500 kata soal kelas pasif dan terkait dengan strategi pembelajaran.

Strategi pembelajaran adalah jantung dari proses mengajar.

Guru yang mampu memilih strategi tepat akan membuat kelas menjadi lebih hidup, bahkan untuk materi yang dianggap sulit.

Baca juga: Contoh Studi Kasus PPG 2025 Jenjang SMP Masalah Media Pembelajaran, 500 Kata

Dalam UKMPPG 2025, konteks "strategi pembelajaran" menjadi salah satu studi kasus yang harus ditulis guru.

Berikut adalah kisah nyata dari seorang guru Bahasa Indonesia di jenjang SMP yang berhasil mengubah kelas pasif menjadi aktif melalui strategi pembelajaran yang lebih variatif.

Judul: Menghidupkan Kelas dengan Strategi Pembelajaran Berbasis Diskusi dan Simulasi

Permasalahan:

Saya mengajar kelas VIII di SMP Negeri Mandiri.

Saat membahas materi "Teks Cerita Inspiratif", saya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab seperti biasa.

Namun, kelas terasa sepi. Siswa hanya menjawab jika ditunjuk, dan sebagian besar terlihat tidak tertarik.

Beberapa siswa mengaku bahwa mereka merasa bosan karena hanya duduk mendengarkan.

Mereka lebih suka kegiatan yang melibatkan mereka secara langsung.

Saya sadar bahwa strategi pembelajaran yang saya gunakan terlalu satu arah, sehingga siswa tidak merasa memiliki peran aktif.

Upaya untuk Menyelesaikan Masalah:

Saya memutuskan untuk mengganti pendekatan dengan strategi pembelajaran aktif.

Setelah membaca beberapa referensi, saya memilih menggabungkan dua metode:

a. diskusi kelompok kecil

b. simulasi pementasan.

Langkah yang saya lakukan:

1. Pembagian Kelompok Kecil

Siswa dibagi menjadi kelompok berisi 4–5 orang.

Setiap kelompok mendapat satu cerita inspiratif yang berbeda.

Tugas mereka adalah membaca, menganalisis pesan moral, dan mencari tokoh utama yang paling berkesan.

2. Penyusunan Naskah Simulasi

Setelah diskusi, kelompok diminta membuat naskah singkat yang memerankan cerita tersebut.

Naskah boleh dimodifikasi agar lebih menarik, selama pesan moral tetap sama.

3. Pementasan Mini

Setiap kelompok menampilkan hasilnya di depan kelas.

Saya menilai bukan hanya isi cerita, tetapi juga kekompakan tim dan kreativitas.

4. Refleksi Bersama

Setelah semua tampil, siswa dan guru bersama-sama membahas pesan moral dari setiap cerita dan bagaimana hal itu bisa diterapkan di kehidupan nyata.

5. Hasil dari Upaya

Perubahan strategi ini langsung terasa.

Siswa menjadi jauh lebih aktif dan antusias.

Mereka tertawa, berdiskusi, bahkan berdebat sehat saat menyusun naskah.

Siswa yang biasanya pasif ikut berbicara dan tampil di depan kelas.

Hasil penilaian keterampilan dan sikap menunjukkan peningkatan, terutama pada aspek kerja sama, percaya diri, dan kemampuan berbicara di depan umum.

Siswa juga lebih mengingat materi karena mereka mengalaminya secara langsung.

Pengalaman Berharga

Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa strategi pembelajaran harus menempatkan siswa sebagai subjek aktif.

Tidak semua materi cocok dengan ceramah; banyak yang lebih efektif jika dikemas dengan metode interaktif.

Dengan memberikan ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi, berkreasi, dan berkolaborasi, suasana kelas menjadi lebih hidup dan tujuan pembelajaran tercapai dengan lebih menyenangkan.

Guru bukan lagi pusat informasi, tetapi fasilitator yang mengarahkan jalannya pembelajaran. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved