Berita Viral
10 Fakta Kasus Dokter RSUD di Banyuasin Dianiaya Keluarga Pasien, dr Syahpri Keukeuh Lapor Polisi
10 fakta lengkap kasus dokter RSUD Sekayu dipaksa lepas masker oleh keluarga pasien berujung penganiayaan. Kronologi hingga langkah hukum.
10 Fakta Kasus Dokter RSUD di Banyuasin Dianiaya Keluarga Pasien, dr Syahpri Keukeuh Lapor Polisi
TRIBUNJATENG.COM - Inilah 10 fakta dokter RSUD di Banyuasin dipaksa buka masker dan berujung penganiayaan.
Kasus kekerasan terhadap tenaga kesehatan terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan.
Seorang dokter spesialis ginjal, Syahpri Putra Wangsa, dipaksa keluarga pasien untuk melepas masker saat memeriksa pasien lansia di ruang VIP.
Baca juga: 5 Kasus Pembunuhan Viral: Wanita di Purwakarta Dihabisi ART hingga PNS BPS Dibunuh Rekan Kerja
Insiden pada Selasa (12/8/2025) itu terekam video dan viral di media sosial.
Perselisihan berujung kekerasan fisik, membuat dokter melapor ke polisi.
Berikut 10 fakta lengkap peristiwa yang memicu kecaman Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tersebut:
1. Kejadian Terjadi di RSUD Sekayu, Muba
Peristiwa ini terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, Selasa (12/8/2025).
Kejadian berlangsung di ruang VIP saat dokter melakukan visit pasien.
2. Korban Adalah Dokter Spesialis Ginjal
Dokter yang menjadi korban adalah Syahpri Putra Wangsa, Sp.PD-KGH, FINASIM.
Ia adalah dokter konsultan di bidang nefrologi atau ginjal hipertensi.
Syahpri juga praktik di RS Bunda Medika Jakabaring Palembang dan pernah bertugas di RSUD Sungai Lilin.
Pada Oktober 2024, ia resmi mendapatkan gelar Konsultan Ginjal Hipertensi.
3. Berawal dari Permintaan Melepas Masker
Keluarga pasien meminta dokter Syahpri untuk melepas masker saat memeriksa pasien perempuan lansia.
Permintaan ini ditolak secara halus karena bertentangan dengan SOP rumah sakit.
Masker wajib digunakan tenaga kesehatan di semua ruang tertutup, termasuk ruang VIP.
Selain mencegah penularan infeksi, masker juga melindungi pasien yang rentan.
4. Pasien Diduga Mengidap Penyakit TBC
Dari narasi yang beredar, pasien yang diperiksa mengidap Tuberkulosis (TBC).
Dalam video, dokter Syahpri menjelaskan,
"Dengan gula darah yang sangat rendah, kemudian tekanan darahnya tidak terkontrol."
"Kemudian kita lakukan pemeriksaan, didapatkan rontgen dan adanya gambaran indu trek atau gambaran pecah di paru-paru kanan."
Ketika ditanya keluarga pasien, dokter menjawab bahwa gambaran tersebut adalah khas penyakit TBC.
5. Dokter Dipaksa dan Dipegang dari Belakang
Dalam video viral, salah satu anggota keluarga pasien memegang tubuh bagian belakang dokter sambil memaksa membuka masker.
Meski akhirnya masker dibuka, hal itu dilakukan dalam tekanan, dengan tangan keluarga pasien masih terlihat menyentuh tubuhnya.
6. Keluarga Pasien Marah-Marah Soal Pelayanan
Keluarga pasien memprotes pelayanan yang diberikan.
Mereka menilai dokter bertele-tele dan tidak memberikan tindakan cepat.
"Ini dokter ini, ibu saya disuruh tunggu dahak."
"Tiap hari tunggu dahak, dikit-dikit tunggu dahak. Hasil rontgen, hasil rontgen, kita masuk sini biar pelayanan layak."
"Kita sewa ruang VIP ini untuk pelayanan."
"Pelayanan yang bagus, pelayanan yang layak."
"Bukan sekadar disuruh nunggu. Kalau disuruh nunggu kita bisa pakai BPJS."
"Kita nggak mau pakai BPJS, nggak mau dimain-mainkan seperti kamu ini, kamu paham ya?"
"Kamu harus paham ya," ujar pria perekam video tersebut.
Ia juga menegaskan, "Ini nyawa, ini mak saya, ini nyawa, jangan kamu kayaknya kesannya main-main."
"Kamu berdalih dengan menjelaskan hasil rontgen, menunggu air ludah."
"Ada semua prosedur, saya juga orang sekolah. Ngerti nggak? Dengar nggak?"
"Saya juga orang sekolah, cuma kalau hasil rontgen, hasil rontgen, bukan begitu."
"Saya minta tindakan yang pasti. Kamu bilang ini ruangan sangat layak, sangat bagus."
"Mana layaknya ini, ini plafonnya begini, kamu bilang layak ini."
7. Dokter Tetap Tenang Menjawab
Meski dimarahi, dokter Syahpri tetap menjawab pertanyaan dengan sabar.
Ia menjelaskan prosedur pemeriksaan dan alasan medis di baliknya.
Saat keluarga pasien bertanya penyakit apa yang diderita ibunya, dokter menjawab dengan tenang,
"Gambaran khas dari penyakit TBC."
8. Perselisihan Berujung Kekerasan Fisik
Ketua Badan Hukum Pembela Profesi dan Advokasi (BHP2A) IDI Muba, dr. Zwesty Devi, mengecam insiden ini.
"Tindakan kekerasan terhadap tenaga kesehatan, apalagi secara fisik, tidak dapat dibenarkan dalam kondisi apa pun."
"Dalam video yang beredar, terlihat adanya kontak fisik dari pihak keluarga pasien kepada dokter yang tengah menjalankan tugasnya," tegasnya.
9. Dokter Melapor ke Polisi
Syahpri melapor ke Polres Musi Banyuasin.
Laporan dibuat langsung dan didampingi Direktur RSUD Sekayu, IDI Muba, dan Dinas Kesehatan Muba.
"Betul, laporan korban sudah kami terima dan saat ini sedang ditangani oleh Satreskrim Polres Muba," kata Kasi Humas Polres Muba, Iptu S. Hutahean.
Ia menambahkan, "Laporan masih dalam dipelajari oleh tim penyidik Satreskrim Polres Muba, informasi selanjutnya akan kami informasikan lebih lanjut."
10. IDI Muba Akan Mengawal Proses Hukum
IDI Muba menyatakan akan memberikan pendampingan hukum kepada korban.
Zwesty Devi mengatakan, "Kami akan mengawal proses hukum ini bersama RSUD Sekayu dan Dinkes Muba. Dokter adalah garda terdepan layanan kesehatan, bukan pihak yang seharusnya menjadi korban kekerasan."
Ia berharap kasus ini menjadi pelajaran bagi semua pihak.
"Kami berharap peristiwa serupa tidak terulang kembali dan dokter tetap dapat menjalankan fungsinya tanpa ada ketakutan," jelasnya. (*)
Awal Mula Fery Mulai Curiga Ade Sebagai Pembunuh Dea: Padahal Istri Saya Gak Suka |
![]() |
---|
5 Kasus Pembunuhan Viral: Wanita di Purwakarta Dihabisi ART hingga PNS BPS Dibunuh Rekan Kerja |
![]() |
---|
Viral Temuan Bangkai Kucing Tersimpan di Freezer, Pelaku Warga Jebres Solo Malas Mengubur |
![]() |
---|
Lamaran Pria Sidoarjo Ditolak Hanya Karena Bawa Banyak Tamu, Seserahan Tetap Diterima Pihak Wanita |
![]() |
---|
10 Fakta Kematian Dea Wanita Purwakarta, Dapat Teror Pembunuhan Hingga Lapor Polisi Tak Digubris |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.