Berita Jateng
Mahasiswa Teknik Mesin Unnes Ubah Sampah Plastik Jadi Filament 3D Printing
Timbunan limbah plastik, khususnya jenis PET (Polyethylene Terephthalate) dari botol minuman bekas, terus menjadi masalah lingkungan serius
Penulis: Franciskus Ariel Setiaputra | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Timbunan limbah plastik, khususnya jenis PET (Polyethylene Terephthalate) dari botol minuman bekas, terus menjadi masalah lingkungan serius.
Plastik jenis ini sulit terurai di alam, menumpuk di tempat pembuangan akhir, dan sering mencemari perairan.
Di sisi lain, kebutuhan industri terhadap material cetak 3D (3D printing) terus meningkat, namun sebagian besar masih bergantung pada bahan sintetis yang tidak ramah lingkungan.
Menjawab tantangan tersebut, tiga mahasiswa dari Prodi Teknik Mesin Universitas Negeri Semarang (Unnes), Dimas Eka Firmansyah, Lorensius Bima Atmaja, dan Fadil Nur Hidayat menghadirkan inovasi “Pengembangan dan Penerapan Produk 3D Printing Menggunakan Filament Berbasis Recycled PET dengan Penguat Serat Alam”.
Teknologi ini dikembangkan mengolah limbah botol PET menjadi filament 3D printing ramah lingkungan, diperkaya dengan serat alam yang memberikan kekuatan mekanik tinggi sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan.
Salah satu perwakilan mahasiswa, Dimas Eka Firmansyah mengatakan untuk tambahan serat alam bisa memanfaatkan berbagai jenis bahan. Satu di antaranya serabut kelapa.
"Untuk jenis lain bisa memakai sekam padi, cangkang telur, tempurung kelapa, serabut nanas, dan lain-lain. Jadi pada prinsipnya bisa semua," jelas Dimas kepada tribunjateng.com, Jumat (15/8/2025).
Inovasi ini dinilai memberikan solusi nyata untuk mengurangi timbunan plastik sekaligus menekan penggunaan serat sintetis.
Dimas mengatakan, selain limbah PET, limbah lain yang bisa digunakan untuk membuat filament yakni limbah berjenis High-Density Polyethylene, (HDPE).
Dalam prosesnya, kata Dimas, saat proses pencampuran antara bahan penyusunnya, lebih dulu ditimbang untuk mengetahui komposisinya.
"Biasanya kami pakai PET 95 persen banding 5 % penguat serat alam," jelas dia.
Pemanfaatan serat alam tidak hanya memperbaiki sifat mekanis filament, tetapi juga menghemat energi produksi dan mengurangi emisi karbon.
Pencapaian ini juga berhasil mengantarkan Tim Teknik Mesin Unnes meraih Juara 1 pada ajang bergengsi Lomba Kreativitas dan Inovasi (Krenova) 2025 yang diselenggarakan Badan Riset dan Inovasi Daerah Kota Semarang.
Ke depan, riset ini memiliki prospek luas. Selain berkontribusi pada ekonomi sirkular dengan membuka peluang usaha berbasis teknologi daur ulang, penerapannya juga diharapkan mendorong kesadaran publik terhadap pentingnya pengelolaan limbah secara kreatif.
"Harapan kami untuk riset ini adalah menjadi solusi yang bisa digunakan masyarakat untuk meningkatkan pemanfaatan limbah di lingkungan sekitar. Selain itu, riset ini juga dapat menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan plastik yang semakin parah," kata Dimas.
Tim peneliti berencana mengembangkan proses produksi yang lebih efisien dan menjajaki kemitraan dengan industri manufaktur untuk memperluas pemanfaatan filament ramah lingkungan ini di berbagai sektor.
"Yang jelas, untuk improvisasi kedepannya, mungkin dengan memperbesar kapasitas alat pengolahannya," tandasnya. (*)
Tertipu Janji Kerja di Selandia Baru, 8 Orang Mengadu ke BP3MI Semarang Rugi Ratusan Juta |
![]() |
---|
Gubernur Ahmad Luthfi Ingin Pengentasan Kemiskinan dilakukan Secara Bersama-sama |
![]() |
---|
Gubernur Luthfi Kerahkan Tim Memantau Perkembangan Situasi di Pati |
![]() |
---|
DJKN Jateng DIY Beri Penghargaan kepada Tribun Jateng |
![]() |
---|
Banyak Kawasan Industri, Pengusaha Australia Didorong Investasi di Jawa Tengah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.