HUT RI
Penyebab Bentrokan Antar Kampung saat Karnaval 17 Agustus, Awalnya Ribu Dengan Pemotor
Di saat hampir semua kampung merayakan kemerdekaan dengan kebersamaan, dua wilayah di Tasikmalaya Jawa Barat ini justru tawuran.
TRIBUNJATENG.COM - Di saat hampir semua kampung merayakan kemerdekaan dengan kebersamaan, dua wilayah di Tasikmalaya Jawa Barat ini justru tawuran.
Bentrok antar warga itu juga terjadi saat karnaval perayaan memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia di Kelurahan Sirnagalih, Kecamatan Indihiang.
Hujan batu dan bentrok tak terhindarkan pada Minggu (17/8/2025) pagi.
Baca juga: Link Live Streaming Karnaval HUT RI ke-80, Meriahkan Perayaan Kemerdekaan dari Monas-Sudirman
Baca juga: Merdeka! 3 Narapidana di Banjarnegara Bebas, Dapat Remisi HUT RI
Bentrokan yang terjadi di sekitar Simpang Tiga Kampung Cidoyang melibatkan warga dari Kampung Cipapagan dan Kampung Tarikolot, menyebabkan sejumlah orang mengalami luka-luka akibat lemparan batu dan merusak lapak pedagang.
Insiden terjadi di sekitar Simpang Tiga Kampung Cidoyang sekitar pukul 10.00 WIB.
Sedangkan dua kelompok warga yang terlibat bentrok berasal dari Kampung Cipapagan dan Kampung Tarikolot.
Awalnya kegiatan pawai dalam memeriahkan 17 Agustusan ini berjalan lancar.
Bahkan warga pun suka cita dengan menggunakan kostum dari setiap kampung.
Namun, kegiatan ini berubah menjadi bentrok fisik, bahkan sempat diwarnai hujan batu dari dua kelompok warga.
Akibatnya sejumlah warga mengalami luka-luka terkena lemparan batu.
Hingga sebuah lapak pedagang nasi TO (tutug oncom) mengalami kerusakan.
Petugas Polsek Indihiang Polres Tasikmalaya pun turun ke lokasi kejadian untuk meredam bentrok susulan.
Pedagang nasi goreng dan tutug oncom Ihsan (36) mengaku awalnya tidak mengetahui sampai bentrok dua kelompok warga yang sedang pawai tersebut.
Dia sedang berjualan tak jauh dari kejadian, namun dampaknya tempat dagangnya ikut rusak akibat terkena lemparan batu.
"Tempat jualan nasi TO ikut rusak, kaca hancur, atap asbesnya belah terkena lemparan batu," ujar dia.
Senada dikatakan seorang pemuda di sekitar lokasi kejadian, Tebe mengatakan, kericuhan awalnya dipicu perselisihan peserta pawai dengan seorang pengendara sepeda motor.
"Awalnya ada ribut-ribut dengan pengendara sepeda motor. Terus jadi kericuhan," jelasnya.
Ia juga terkena lemparan batu dengan luka di bagian wajahnya, akibat kejadian tadi pagi saat pawai.
"Saya juga kena batu, dan yang ribut tadi itu dari Kampung Kampung Cipapagan dan Tarikolot," tuturnya.
Sementara itu, Kapolsek Indihiang Kompol Iwan menjelaskan, memang benar pihaknya mendapatkan informasi kejadian dan langsung menurunkan petugas ke lokasi.
"Awalnya ada sedikit senggolan. Sebetulnya tidak terjadi masalah, tapi karena orang banyak mendengar sedikit percakapan, jadi pada ikut-ikutan," ucap Kompol Iwan.
Saat ini pihaknya tengah berusaha mendamaikan kedua pihak untuk antisipasi aksi tersebut terulang.
"Kami sudah mendatangi masing masing tokoh agama, masyarakat, pemuda. Alhamdulilah kedua belah pihak agar bisa menahan diri," katanya. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Sakral Sekaligus Unik: Warga Pakai Kostum Wayang Upacara 17 Agustus di Tengah Danau Rawa Pening |
![]() |
---|
Momen HUT RI Cilacap : Targetkan Penurunan Angka Kemiskinan dan Pengangguran |
![]() |
---|
Rekomendasi Hadiah 17an, Sesuaikan Tema Merah Putih untuk Rayakan Hari Kemerdekaan |
![]() |
---|
Bukan Bendera, Remaja di Semarang Buat Mural One Piece di Jalanan Jelang HUT RI |
![]() |
---|
Spesial HUT RI, Naik Trans Semarang Hanya Bayar Rp 77 Khusus Nontunai, Simak Caranya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.