Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Sri Mulyani Bantah Sebut Guru Beban Negara, Ini Pidatonya yang Diduga Dipotong

Berikut isi pidato lengkap Menteri Keuangan, Sri Mulyani yang kemudian potongan tidak utuhnya disebut telah direkayasa

Editor: muslimah
Tribunjateng/bramkusuma
Grafis Sri Mulyani Guru Beban Negara 

Namun menurut Sri Mulyani, intelektualitas, prestasi, dan kepandaian bukanlah masalah “azas sama rata, sama rasa”. Dosen juga harus diukur kinerjanya.

"Inilah salah satu ujian bagi Indonesia: apakah kita ingin memberi penghargaan berdasarkan prestasi (rewarding achievement), atau hanya mendistribusikan anggaran demi kesetaraan? Menurut saya, ini desain insentif yang harus didiskusikan oleh perguruan tinggi, agar anggaran pendidikan benar-benar menghasilkan manfaat," tuturnya. 

Selanjutnya, perempuan yang menjabat Menteri Keuangan di era tiga presiden itu menjelaskan tentang pengelolaan APBN pendidikan yang dibagi menjadi tiga kluster besar.

Kluster pertama, untuk murid hingga mahasiswa. Ini mencakup biaya operasional sekolah per kapita, beasiswa PIP, KIP Kuliah, beasiswa pascasarjana, hingga program pendidikan usia dini (PAUD). 

Kluster kedua, untuk guru dan dosen. Anggaran ini digunakan mulai dari gaji hingga tunjangan kinerja. 

Di momen inilah Sri Mulyani bicara tentang gaji guru yang menjadi salah satu tantangan keuangan negara. 

"Banyak di media sosial beredar keluhan bahwa menjadi guru atau dosen tidak dihargai karena gajinya kecil. Ini memang salah satu tantangan bagi keuangan negara. Apakah semua harus ditanggung negara, atau ada juga partisipasi dari masyarakat?," kata Sri Mulyani

Sedangkan kluster ketiga, untuk sarana dan prasarana pendidikan. Termasuk revitalisasi sekolah rusak, pembangunan sekolah rakyat untuk anak miskin, pembangunan kampus, laboratorium penelitian, hingga rumah sakit pendidikan.

Ia lalu melaporkan Indonesia kini memiliki Dana Abadi Pendidikan senilai Rp154,11 triliun, ditambah Rp20 triliun tahun ini menjadi Rp175 triliun. 

Dana abadi itu digunakan untuk memberi beasiswa serta mendanai ribuan proyek riset di bidang sains, teknologi, dan industri strategis.

Selain beasiswa dan riset, pemerintah juga menyiapkan insentif fiskal berupa supertax deduction untuk penelitian.

"Bapak dan Ibu sekalian, kami telah menyiapkan beasiswa, pembangunan, pendanaan riset, serta skema yang fleksibel agar penelitian bisa berjalan. Sekarang saatnya Anda semua melakukan bagian Anda. Jadilah unggul, berprestasi, dan dorong Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi," tandas Sri Mulyani. (Tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved