Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Fakta Baru Kasus Ilham Pradipta: Penculik Hanya Menyerahkan Korban ke F, Ambil Lagi Setelah Tewas

"Ada perintah dari oknum yang namanya F, untuk diserahkan di daerah Jakarta Timur. Setelah diserahkan, keempat pelaku penjemputan paksa ini selesai t

Penulis: Puspita Dewi | Editor: galih permadi
Kolase Bangkapos.com via TribunDepok.com
DALANG PEMBUNUHAN - Pengusaha muda, Dwi Hartono aktor utama pembunuhan Muhammad Ilham Pradipta mempunyai rumah di Perumahan Kota Wisata tepatnya di Jalan San Fransisco, Blok Q1 No. 8 dan 9.  

Fakta Baru Kasus Ilham Pradipta: Penculik Hanya Menyerahkan Korban ke F, Ambil Lagi Setelah Tewas

TRIBUNJATENG.COM – Fakta baru terungkap dalam kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN, Muhammad Ilham Pradipta (37). 

Sebagai informasi, Ilham diculik oleh 4 orang pada Rabu (20/8/2025). Ilham ditemukan tewas pada pagi harinya.

TAMPANG AKTOR INTELEKTUAL - Empat orang aktor intelektual kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN yang ditangkap oleh Subdit Jatanras Polda Metro Jaya, Minggu (24/8/2025)
TAMPANG AKTOR INTELEKTUAL - Empat orang aktor intelektual kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN yang ditangkap oleh Subdit Jatanras Polda Metro Jaya, Minggu (24/8/2025) (Dokumentasi: Subdit Jatanras Polda Metro Jaya)

Kuasa hukum salah satu tersangka menegaskan bahwa para pelaku lapangan hanya bertugas menculik, bukan menghabisi nyawa korban.

Kuasa hukum tersangka EW alias Eras, Adrianus Agal, menyebut kliennya bersama tiga orang lain hanya menerima perintah untuk melakukan penjemputan paksa. 

Setelah itu, korban diserahkan kepada pihak lain berinisial F.

"Ada perintah dari oknum yang namanya F, untuk diserahkan di daerah Jakarta Timur. Setelah diserahkan, keempat pelaku penjemputan paksa ini selesai tugas dan mereka pulang," tutur Adrianus saat mendatangi Mapolda Metro Jaya, Senin (25/8/2025).

Menurutnya, para tersangka yang berperan sebagai penculik tidak mengetahui rencana lebih lanjut terhadap korban. 

Bahkan, beberapa jam kemudian saat mereka kembali dipanggil untuk menjemput korban lagi, Ilham Pradipta sudah ditemukan dalam keadaan tak bernyawa.

Adrianus menegaskan bahwa kliennya maupun tiga orang lain tidak pernah diberi tahu bahwa penculikan ini akan berujung pada kematian. 

"Kalau mereka tahu bahwa ini berujung pada pembunuhan, tentu mereka akan menolak. Kami orang Katolik, tidak mungkin menyetujui hal seperti ini," ucapnya.

 

Hanya Terima DP, Motif Ekonomi Menguat

Ia juga mengungkapkan bahwa para pelaku hanya menerima uang muka (DP) dari bayaran yang dijanjikan.

 

 Nilainya tidak sampai Rp50 juta, sebagian sudah disita penyidik.

Motif ekonomi disebut sebagai latar belakang keterlibatan mereka.

"Mereka dijanjikan bayaran puluhan juta, tapi hanya dikasih DP. Itu pun tidak penuh, masih ada yang dipegang penyidik. Jadi mereka memang dimanfaatkan oleh aktor utama," ungkap Adrianus.

Ia menambahkan, tekanan kebutuhan ekonomi membuat para tersangka mau menjalankan perintah tersebut tanpa sempat berpikir panjang.

 

"Kami mengetuk pintu hati keluarga korban untuk memohon maaf atas peristiwa ini. Kami percaya penyidik akan segera mengungkap aktor intelektual di balik kasus ini," tambahnya.

 

Polisi Masih Selidiki Peran F

Sementara itu, polisi masih mendalami lebih lanjut siapa sebenarnya pihak berinisial F yang disebut menerima korban dari tangan para penculik. Hingga kini, identitas F masih menjadi misteri dan diyakini memiliki peran penting dalam jaringan penculikan tersebut.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi, menyebut penyidik sedang menelusuri alur perintah dan peran masing-masing tersangka.

 "Kami masih memeriksa siapa saja yang terlibat. Perlu ditegaskan, kasus ini tidak sederhana. Ada beberapa lapisan aktor intelektual yang harus diungkap," katanya.

Ade Ary juga mengimbau publik untuk tidak berspekulasi mengenai motif hingga hasil penyelidikan resmi diumumkan.

"Saat ini kami fokus pada pendalaman. Informasi soal kredit Rp13 miliar juga masih dalam verifikasi," ujarnya.

Dalang Diduga Pengusaha Jambi

Dalang kasus ini diduga kuat adalah Dwi Hartono, pengusaha asal Jambi. Ia disebut sakit hati setelah rencana kredit fiktif Rp13 miliar-nya digagalkan oleh korban.

Dari hasil penelusuran, Dwi Hartono dikenal publik sebagai sosok yang aktif di media sosial dan kerap menampilkan dirinya sebagai pengusaha sukses.

Di bio media sosialnya, ia mencantumkan berbagai bidang usaha mulai dari properti, perkebunan, trading, pendidikan, e-commerce, hingga skin care.

 Ia juga dikenal sebagai motivator bisnis sekaligus founder platform edukasi Guruku.com.

Namun, di balik citra tersebut, Dwi Hartono diduga kuat menjadi otak intelektual dalam kasus penculikan yang berujung pada kematian Ilham Pradipta. Polisi telah menangkapnya bersama tiga orang lain yang juga disebut sebagai aktor intelektual.

Tuntutan Keadilan

Kasus ini masih terus bergulir dan menyita perhatian publik. Pihak keluarga korban berharap polisi bisa mengusut tuntas siapa saja yang terlibat, termasuk peran pihak F yang hingga kini belum terungkap jelas.

“Kami minta kasus ini jangan berhenti di level eksekutor lapangan. Semua pihak yang memberi perintah harus diadili,” ujar salah satu kerabat korban saat ditemui awak media.

Dengan fakta baru bahwa para penculik hanya menjalankan perintah untuk menjemput paksa, sorotan kini semakin mengarah kepada aktor intelektual yang berada di balik layar. Polisi berjanji akan mengungkap dalang sebenarnya agar kasus ini bisa terang benderang di mata hukum dan publik.

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved