Pembunuhan Kacab Bank
Jejak Digital Dwi Hartono Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN, Pernah Hadiri Nikahan Kaesang
Jejak digital Dwi Hartono tersangka otak penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN di Jakarta.
TRIBUNJATENG.COM - Jejak digital Dwi Hartono tersangka otak penculikan dan pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN di Jakarta, Mohamad Ilham Pradipta dikuliti warganet.
Akun instagramnya banyak dibagikan warganet di kolom komentar akun-akun berita.
Nama Dwi Hartono (DH) mencuat karena di medsosnya ia banyak membagikan kegiatan yang kontras dengan aksinya sebagai otak pembunuhan.
Baca juga: Dwi Hartono Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN Disebut Sudah 3 Tahun Bangkrut, Gaya Hidup tetap Hedon
Baca juga: Dwi Hartono Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN Pernah Terjerat Kasus Pemalsuan Ijazah Unissula Semarang
Yang mengejutkan, Dwi bukan sosok asing di media sosial.
Ia dikenal sebagai pengusaha sukses sekaligus motivator, dan pernah tampil dalam forum akademik bergengsi bersama pejabat dan perwira tinggi TNI.
Di media sosilanya, Dwi Hartono juga kerap membagikan foto bersama jenderal TNI serta tokoh-tokoh publik lainnya.
Tim gabungan Polda Metro Jaya bersama Polrestabes Semarang dan Polres Demak menangkap Dwi Hartono di Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (23/8/2025).
Dua rekannya, YJ dan AA, juga diamankan tanpa perlawanan.
Keesokan harinya, pelaku lain berinisial C ditangkap di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.
Sebelumnya, empat eksekutor telah lebih dulu ditangkap di Jakarta dan Labuan Bajo.
Korban Ilham diculik dari area parkir supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur, Rabu (20/8/2025).
Sehari kemudian, jasadnya ditemukan di persawahan Bekasi dengan kaki dan mata dililit lakban.
Polisi menduga aksi ini telah direncanakan matang, dengan Dwi sebagai aktor intelektual.
Lahir di Lahat, Sumatera Selatan, 6 Oktober 1985, Dwi Hartono meniti karier wirausaha sejak kuliah.
Ia merintis usaha warnet, rental game, coffee shop, hingga warteg sebelum merambah ke bidang properti, e-commerce, fashion, dan perawatan kulit.
Dwi adalah pendiri Guruku.com dan aktif membagikan motivasi bisnis melalui akun media sosialnya “Klan Hartono”.
Namanya juga pernah muncul dalam konteks sosial.
Bersama pengacara Hotman Paris, Dwi memberikan beasiswa kepada korban kekerasan di Lampung pada 2024.
Ia dikenal dermawan, kontras dengan tuduhan pidana yang kini menjeratnya.
Dalam pemeriksaan polisi, Dwi disebut memiliki lebih dari 20 ponsel, diduga untuk bisnis dan komunikasi dengan jejaringnya.
Selain itu, ia memiliki rumah mewah di kawasan Kota Wisata, Gunungputri, Bogor, yang kini terlihat kosong dan dijaga ketat.
Pernah Jadi Narasumber di Seminar Pertahanan
Menariknya, jejak digital Dwi Hartono menunjukkan ia kerap tampil dalam kegiatan publik.
Di akun Instagramnya, ia pernah mengunggah foto bersama Pangdam XII Tanjungpura Mayor Jenderal TNI Iwan Setiawan dan Mayor Jenderal TNI Herwin Suparjo.
Ia mengaku hadir sebagai pembicara dalam seminar nasional bertema “Strategi Pertahanan Wilayah Perbatasan melalui Pencegahan dan Pemberantasan Narkoba” di Universitas Tanjungpura, Kalimantan Barat, yang digelar pada 6 Juni 2024 lalu.
Acara yang bekerja sama dengan BNN RI dan Asosiasi Dosen Indonesia ini membahas tantangan keamanan di wilayah perbatasan.
"Bersama Pangdam XII Tanjungpura Mayor Jendral TNI H. Iwan Setiawan SE MM dan Mayor Jendral TNI DR (HC) Herwin Suparjo S Sos SH," tulis Dwi Hartono dalam unggahan di akun Instagram @klanhartono.
"Bersama-sama menghadiri dan menjadi narasumber di seminar nasional dengan tema 'Strategi pertahanan wilayah perbatasan melalui pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba' di Universitas Tanjungpura Kalimantan Barat," tulisnya menambahkan.
Selain itu, Dwi Hartono juga kerap membagikan foto menghadiri acara penting lainnya.
Bersama sang istri, Dwi Hartono tampak hadir dalam Upacara Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia di Ibu Kota Nusantara (IKN) pada 17 Agustus 2024 lalu.
Dalam unggahan lain, Dwi Hartono membagikan foto menghadiri resepsi ngunduh mantu putra Presiden ke-7 Republik Indonesia (RI), Kaesang Pangarep dan Erina Gudono, di Pura Mangkunegaran, Solo, 10 Desember 2022.
Meski sudah ada delapan tersangka, termasuk Dwi Hartono, polisi belum membeberkan motif lengkap di balik kasus ini.
Seluruh pelaku kini diperiksa intensif di Polda Metro Jaya.
Publik masih menunggu jawaban atas pertanyaan besar, apa yang mendorong seorang pengusaha sekaligus motivator, yang pernah duduk di seminar pertahanan bersama aparat negara, terjerat kasus penculikan dan pembunuhan. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.