Berita Jepara
Pemkab Jepara Gandeng BRIN Untuk Kembangkan Potensi Padi Biosali dan Bahan Bakar Petasol
Pemerintah Kabupaten Jepara gandeng BRIN Indonesia untuk mengoptimalkan pengembangan potensi daerah
Penulis: Tito Isna Utama | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Pemerintah Kabupaten Jepara gandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Indonesia untuk mengoptimalkan pengembangan potensi daerah melalui pelaksanaan riset, pengembangan, pengkajian, penerapan, serta invensi dan inovasi berkelanjutan.
Ajakan tersebut bukanlah isapan jempol belakang, kesepakatan kerjasama pun sudah terjalin melalui penandatanganan Nota Kesepakatan Sinergi antara Bupati Jepara, H Witiarso Utomo, dan Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah BRIN, Yopi, yang diwakili oleh Peneliti Ahli Utama, Tri Martini Patria.
Penandatanganan berlangsung di Ruang Kerja Bupati pada Senin, (25/8/2025).
Bupati Jepara, Witiarso Utomo menyampaikan apresiasi atas kerja sama dengan BRIN, dengan berharap hasilnya dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Kabupaten Jepara.
Dia menekankan bahwa pemanfaatan teknologi ini diharapkan mampu mengurangi volume sampah, khususnya di wilayah Karimunjawa.
“Karimunjawa adalah pulau yang mengandalkan potensi wisata alam. Dengan adanya teknologi ini, diharapkan dapat membantu mengurangi permasalahan sampah di sana,” kata Bupati Jepara kepada Tribunjateng, Selasa (26/8/2025).
Mas Wiwit juga berharap kerja sama antara Pemkab Jepara dan BRIN dapat terus berlanjut dan berkembang ke sektor-sektor lainnya di Kabupaten Jepara.
Di sisi lain, Deputi Bidang Riset dan Inovasi Daerah BRIN, satu di antara Peneliti Ahli Utama, Tri Martini Patria menyampaikan, kolaborasi ini mencakup penelitian dan pengembangan inovasi teknologi Faspol (fast pyrolysis multikondensor) di Karimunjawa, serta pengembangan teknologi berbasis energi dan optimalisasi pembenihan padi varietas biosalin di kawasan pesisir Jepara guna mendukung ketahanan pangan.
Pembenihan akan dilaksanakan oleh Kelompok Tani Jaya 3 di Desa Bandungharjo, Kecamatan Donorojo, serta Kelompok Tani Sari Mulyo di Desa Suwawal, Kecamatan Mlonggo.
“Produksi petasol dari sampah plastik sebelumnya telah diujicobakan di Kota Semarang. Dalam prosesnya, satu kilogram sampah plastik dapat menghasilkan 85–90 persen bahan bakar alternatif yang setara dengan dexlite,” jelas Tri.
Ia menambahkan, sebanyak 50 kilogram sampah dapat menghasilkan sekitar 48 liter petasol.
Hasil ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung sektor pertanian dan pengolahan sampah, seperti bahan bakar untuk alat dan mesin pertanian serta kendaraan pengangkut sampah.
Sementara itu, pembenihan varietas padi biosalin dinilai cocok untuk lahan-lahan yang belum tergarap, khususnya di wilayah pesisir Jepara.(Ito)
Pemkab Jepara Masih Buka Beasiswa Kartu Sarjana 2025, Pendaftaran Maksimal 1 September |
![]() |
---|
Rencana Pergantian Nama Kecamatan Karimunjawa, Ini Kata Pemkab Jepara |
![]() |
---|
Tenun Troso hingga Ukiran Kayu Kabupaten Jepara Kini Punya Rumah Baru |
![]() |
---|
Jepara Gencarkan NIB, Pendaftaran Tembus Puluhan Berkat Program Bupati dan Koperasi Merah Putih |
![]() |
---|
Festera Lestarikan Seni Ukir Jepara Lewat Panggung Teater |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.