Seputar Polri
Polisi, Marbot, dan Guru Ngaji yang Jadi Teladan, Ini Kisah Aipda Nur Rohim
Sosok Aipda Nur Rohim menunjukkan bahwa pengabdian sebagai aparat kepolisian bisa berjalan seiring dengan panggilan iman
TRIBUNJATENG.COM - Sosok Aipda Nur Rohim, anggota Bagsdm Polrestabes Semarang, menunjukkan bahwa pengabdian sebagai aparat kepolisian bisa berjalan seiring dengan panggilan iman. Tak hanya berdinas menjaga masyarakat, ia juga dikenal sebagai marbot Masjid Al Hidayah di lingkungan Polrestabes Semarang dan guru ngaji yang istiqomah.
Latar belakangnya sebagai santri Pondok Pesantren At Thohiriyah tidak menghalangi langkahnya menjadi polisi. Bergabung melalui jalur Dikmata PK Polri 98/99, kini ia dipercaya sebagai Pembimbing Rohani di Polrestabes Semarang—peran yang merefleksikan integritas dan komitmen spiritualnya.
Di luar tugas kedinasan, Aipda Nur Rohim aktif mengajar di TPQ Miftahul Jannah, Ngaliyan, dekat rumahnya. Lebih dari sepuluh tahun ia mengabdikan diri mendidik generasi muda, membuatnya dicintai para santri dan dihormati masyarakat sekitar.
“Meskipun saya menghargai waktu saya sebagai polisi,” ungkap Aipda Nur Rohim, “saya merasakan dorongan yang kuat untuk berbagi pengetahuan dan kecintaan saya terhadap Al-Quran. Saya percaya di sinilah saya dapat mengabdi kepada masyarakat dengan sebaik-baiknya – dengan memelihara iman dan pemahaman generasi muda.”
Baca juga: Tak Butuh Waktu Lama, Polisi Tangkap Pembunuh Wanita 24 Tahun di Jalan Brantas Tegal
Setiap hari, lebih dari 20 anak belajar langsung darinya. Ia mengajarkan membaca dan menghafal Al-Quran, memperdalam ilmu Fiqih, hingga melatih keterampilan seni islami seperti rebana dan sholawatan.
“Beliau sangat berdedikasi,” ujar Ibu Ida, salah seorang ustazah di TPQ. “Keinginannya yang tulus untuk membantu anak-anak belajar tentang Al-Quran sungguh menginspirasi. Ia membawa perspektif yang unik dan pendekatan yang disiplin yang ditanggapi dengan baik oleh anak-anak.”
Kisah perjalanan Aipda Nur Rohim menjadi bukti bahwa iman dan pengabdian mampu menuntun seseorang ke jalan yang tak terduga. Dengan konsistensinya, ia kini menjadi teladan—mengingatkan bahwa melayani masyarakat tak hanya soal tugas formal, tetapi juga soal menumbuhkan generasi dengan cahaya ilmu dan akhlak.