Sunoto menyebut, ketumbar, jinten, bawang putih, garam, serta bumbu rahasia keluarga sebagai resep bumbu. "Sedangkan untuk sambal sate, terdiri dari olahan air cabe, air kentang yang kemudian dicampur tumbukan kacang dan srondeng (parutan kelapa yang telah disangrai)," ucapnya.
Cabai yang telah direbus diletakkan dalam mangkuk, disediakan bagi pembeli yang ingin mencampur bersama saus bumbu agar lebih pedas. (tribun jateng/m syofri kurniawan)
Tak jarang sunoto menerima pesanan langsung dari Jakarta, yang kemudian dipaketkan melalui armada bus. Bahkan, warung sederhananya sering pula dikunjungi orang asing dari berbagai negara. "Biasanya, tamu dari PT Djarum dan PT Pura Group. Ada yang dari Italia juga Singapura," ujar dia.
Sate kebo Min Jastro juga digemari orang gede di negeri ini. Satu di antaranya, presiden kelima Indonesia, Megawati Soekarno Putri. "Kami pernah diundang langsung ke rumah pribadi Bu Mega di Jakarta, pada sekitar 2003. Saat itu, beliau masih menjabat presiden. Masak di sana," kata anak langsung dari Min Jastro, Juminah.
Tak hanya Megawati, menurut menantu Juminah, Dewi Ristiana, putri presiden Soeharto, Siti Hardiyati Rukmana (Mbak Tutut), juga pernah mengundang mereka ke rumah pribadi. "Waktu itu ada hajatan pindahan rumah, tapi waktunya kapan persisnya saya lupa, yang jelas itu setelah era reformasi," ucapnya.
Jika anda tertarik mencicipi kuliner ini, datanglah pada pagi sekitar pukul 07.30 - 10.00 dan sore pada 17.00 - 21.00. Selain di Ruko Agus Salim, masih banyak warung yang menjajakan sate kebo. Di antaranya di dekat Menara Kudus dan sekitar Pasar Kliwon Kudus. (*)