Headline

Dukun Raup Rp 700 Juta Bermodal Jenglot

Penulis: muh radlis
Editor: Catur waskito Edy
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BARANG BUKTI- Sejumlah barang bukti yang disita oleh Polrestabes Semarang dari tangan para tersangka dukun palsu modus penggandaan uang, Selasa 7 Juli 2015. Ada jenglot, rambut, rantai babi dsb.

SEMARANG, TRIBUNJATENG.com -- Berbekal dua buah jenglot yang dibelinya seharga Rp 500 ribu di Pasar Johar, Aris Adiyanto (45), warga Ngablak Indah, Genuk, Kota Semarang bisa memperdaya korban untuk menyerahkan uangnya. Tak tanggung-tanggung, Aris berhasil mengumpulkan uang hingga Rp 700 juta.

Pria yang sebelumnya bekerja sebagai tukang becak ini leluasa memperdaya korban yang hendak menggandakan uang.

"Kalau serahkan Rp 70 juta, ngakunya bisa digandakan jadi Rp 1 miliar," kata Aris ditemui di Mapolrestabes Semarang, Selasa (7/7).

Selain jenglot, Aris juga melengkapi ritual penggandaan uang dengan benda-benda seperti keris, telur angsa, rambut dan rantai babi. "Itu semua palsu, jenglot saya beli di Pasar Johar," katanya.

Total sudah 10 korban yang tertipu aksi Aris beserta rekannya, Eko Wiyanto (38), warga Sampangan, Semarang. Rata-rata korban menyerahkan uang antara Rp 65 juta hingga Rp 70 juta.

Aris menuturkan, proses ritual penggandaan uang dimulai dengan meyakinkan korban bahwa dirinya memiliki kekuatan mistik.

Barang barang seperti jenglot, telur, rambut, keris serta batu bergetar ditunjukkan Aris kepada korbannya agar yakin dan menyerahkan uang untuk digandakan.

Setelah korban yakin, Aris lalu mengajak korban masuk ke dalam kamar di rumahnya, tempat praktik "ganda uang".

"Uang korban (Rp 70 juta) saya masukkan ke dalam kardus yang sudah saya tutupi kain putih. Kalau sudah masuk, saya bilang biarkan uang itu di dalam kardus selama tiga minggu," katanya.

Bukannya bertambah, uang di dalam kardus itu malah berkurang dan habis digunakan Aris berfoya-foya. Korban yang menanyakan kejelasan uangnya apakah sudah "bertelur" hanya diberi janji manis oleh Aris dan Eko.

"Saya undur-undur, bilang ke korban kalau uangnya belum mengganda total. Ya asline aku ngapusi (berbohong)," katanya.

Waspada jelang Lebaran

Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Burhanudin, mengimbau masyarakat khususnya Kota Semarang tidak mudah percaya akan tipu daya terlebih menjelang Lebaran.

"Kalau bahasa kerennya, hari gini kok masih percaya beginian. Mana ada uang bisa ditarik dari dalam tanah, digandakan," kata Burhanudin.

Burhanudin menuturkan, selama beraksi kurang lebih tiga tahun, Aris dan Eko telah meraup untung sedikitnya Rp 700 juta.

"Korbannya sudah ada 10 orang, uang kejahatan yang sudah dinikmati sedikitnya Rp 700 juta," katanya.

Kedua pelaku diancam pasal 378 KUHP tentang penipuan dengan ancaman hukuman empat tahun penjara.

Burhanudin menuturkan, banyak modus penipuan yang dilakukan oleh pelaku menjelang hari raya Lebaran, satu di antaranya adalah penggandaan uang. Menurutnya, di zaman modern seperti ini, harusnya masyarakat lebih berfikir logis.

"Mana ada uang bisa digandakan, hanya bermodalkan benda dan bacaan lafal lalu uangnya akan bertambah," katanya.

Kata Burhanudin, tren yang terjadi memang banyak modus kejahatan menjelang Lebaran, terlebih penipuan.

"Modus penggandaan uang sudah banyak memakan korban. Pelaku berjanji bisa menggandakan uang yang disetorkan berkali-kali lipat dalam jangka waktu tertentu," katanya.

"Sekali lagi saya imbau jangan mudah tertipu, jangan gampang percaya bujuk rayu seperti itu. Ganda uang itu tidak ada, kalau ada yang menawarkan, jangan segan laporkan ke polisi," pungkasnya. (*)

Berita Terkini