TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Kasus kematian yang menimpa seorang Kepala Cabang (Kacab) bank BUMN hingga saat ini masih didalami pihak kepolisian.
Total sudah ada delapan tersangka yang ditangkap.
Meskipun demikian, belum dijelaskan secara pasti motif mereka menculik hingga membunuh korban secara sadis pada Rabu (20/8/2025) itu.
Baca juga: Jasad Kacab Bank BUMN Ditemukan di Bekasi Sehari Setelah Penculikan, Kondisinya Mengenaskan
Baca juga: Sebelum Diculik dan Dibunuh Kacab Bank BUMN Diduga Sempat Tagih Nasabah, Eksekutor Masih Buron
Apakah itu benar itu terkait persoalan kredit fiktif, secara khusus pihak kepolisian juga belum membuat pernyataan resmi.
Rumor ini pun sempat beredar di media sosial.
Disebutkan jika aksi keji tersebut dikarenakan sakit hati salah seorang pelaku terhadap korban.
Karena, Ilham sebagai korban mengetahui adanya praktik pinjaman fiktif senilai Rp13 miliar di kantor bank BUMN di wilayah Cempaka Putih.
Dugaan motif ini diperbincangkan warganet, salah satunya pada akun TikTok @silampost pada Jumat (22/8/2025).
Dijanjikan Uang Puluhan Juta Rupiah
AT, RS, RW, dan RAH penculik Kepala Cabang Pembantu (KCP) bank BUMN, Mohamad Ilham Pradipta (37) diiming-imingi uang puluhan juta rupiah oleh seseorang.
"Adik-adik kami juga menerima pekerjaan ini karena diiming-imingi sesuatu."
"Kalau dari informasi yang kami dapat setelah berkomunikasi dengan penyidik, mereka dijanjikan mendapat berapa puluh juta," kata kuasa hukum pelaku, Adrianus Agau seperti dilansir dari Kompas.com, Selasa (26/8/2025).
Namun Adrianus Agau tidak menyebut jumlah nominal dan sosok seseorang yang menjanjikan memberikan uang puluhan juta rupiah itu kepada kliennya.
Mereka baru menerima uang muka sekira Rp50 juta.
"Baru dikasih DP."
"Saya tidak bisa memastikan angka DP tersebut, tetapi angkanya tidak lebih dari Rp50 juta," ucap dia.