Ramadan 2016

KPID Jateng Menilai Masih Banyak Tayangan Mistis dan Kekerasan di Media

Penulis: hesty imaniar
Editor: iswidodo
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asep Cuwantoro Komisioner KPID Jateng saat memaparkan materi di acara Literasi Media.

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Hesty Imaniar

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Salah satu program ungggulan KPID Provinsi Jawa Tengah di bulan Ramadan adalah literasi media. Literasi media adalah kegiatan mengedukasi masyarakat agar mampu memahami, menganalisis, dan mendekonstruksi tayangan media. Kegiatan literasi media diadakan KPID Jateng agar masyarakat tidak menelan mentah-mentah isi siaran radio dan televisi.

Disampaikan Komisioner KPID Jateng, Asep Cuwantoro, dimana masyarakat harus mampu memilih, memilah, dan mengkritisi pesan media.

"Ramadan ini harus diisi dengan dakwah literasi media, dimana pada bulan suci biasanya intensitas masyarakat menonton televisi lebih tinggi" kata Asep dalam siaran medianya Minggu (26/6/2016).

Komisioner termuda di KPID Jateng ini terlihat sangat cair dalam menyampaikan materi literasi media. Para peserta yang terdiri dari pelajar, mahasiswa, dan ormas pemuda diberikan materi Dakwah Literasi Media sebagai bentuk kegiatan menyadarkan publik akan hak dan kewajibannya dalam mengkonsumsi media. Melalui media, lanjutnya, masyarakat banyak dipengaruhi soal perilaku, gaya hidup, cara pandang, serta pemahaman dan semangat beragama.

"Selain bertujuan menjadikan peserta menjadi melek media saya berharap peserta kemudian hari akan bisa menjadi agen literasi media. Materi yang didapat diharapkan akan di-ketok tular-kan pada lingkungan terdekat, agar ikut serta paham bagaimana memperlakukan siaran media," ujarnya.

Adapun materi yang dibahas dalam literasi media tersebut, yakni mulai dari mengenalkan apa yang dimaksud literasi media, mengulas tayangan yang melanggar dan mendapat teguran dari KPI/ KPID, sampai pada diskusi soal tayangan yang menjadi perhatian masyarakat.

"Sampai saat ini masih banyak dijumpai pelanggaran isi siaran baik dari aspek etika jurnalistik, kekerasan, NAPZA, perlindungan anak, mistik, dan lainnya," terangnya. (*)

Berita Terkini