Selain itu, dengan sikap cerdas, guru juga bisa menjadi penyelam yang baik bagi siswa. Guru juga sadar, bahwa kecerdasan siswa juga beragam atau siswa tidak hanya cerdas intelektual saja. Tetapi guru sadar bahwa siswa juga memiliki kecerdasan majemuk, mulai dari kecerdasan matematic logic, linguistik, spacial, intrapersonal, interpersonal sampai kecerdasan naturalis.
Banyak manfaat positif yang diperoleh guru jika guru bisa meneladani sifat wajib Nabi Muhammad SAW tersebut. Diantaranya adalah guru lebih mudah dalam membentuk siswa menjadi generasi tangguh karena guru sudah memiliki model yang tepat dalam mendidik siswa.
Manfaat kedua, guru mampu menginspirasi siswa untuk selalu menjadi teladan bagi diri, keluarga dan temannya lingkungannya. Sehingga, dengan adanya dampak saling teladan berketaladanan ini harapannya karakter tangguh siswa terbentuk dan siswa mampu menjadi inspirasi bagi siswa lainnya.
Manfaat yang ketiga adalah tujuan nasional bangsa Indonesia akan tercapai. Mengapa demikian? Ini dikarenakan dengan adanya dampak langsung yang ditimbulkan dari sikap keteladanan guru dan siswa, budaya positif bangsa terbentuk. Sehingga suasana kondusif dalam bernegara dan bermasyarakat juga tercapai.
Dibutuhkan keseriusan dan komitmen dari guru dan stake holder terkait agar keteladanan positif tersebut agar bisa menjadi budaya luhur tiap elemen masyarakat. Dan sesuai dengan tema HGN “Membangun Pendidikan Karakter Melalui Keteladanan Guru” tahun ini, guru benar-benar bisa menjadi teladan bagi sesama dengan pemodelan dan praktik yang baik dalam kesehariannya.
Dan dengan momentum Maulid Nabi Muhammad SAW dan Hari Guru Nasional yang hampir bersamaan. Mari kita tingkatkan karakter saling memberi ketedalanan dalam bersikap, bertutur kata dan berperilaku, sehingga antara satu komponen dengan komponen lain saling menguatkan dan saling menginspirasi untuk menjadi generasi tangguh dan bermoral. Tentu demi Indonesia yang semakin beradab.
Nur Rakhmat, S.Pd.
Guru SDN Kalibanteng Kidul 01 Kota Semarang (*)