Dibanding survey APJII tahun 2014, pengguna sosial media naik. Saat itu jumlah pengguna jejaring sosial 87.4 persen dari total pengguna internet di Indonesia. Tetapi survey tahun 2014 tidak ada data pengguna twitter dan Facebook. Jika dilihat dari trend penetrasi internet yang naik dan prosentase pengguna sosmed yang naik, maka dipastikan pengguna twitter dan FB juga naik.
Para penyedia jasa layanan kencan kilat untuk melepas syahwat, mayoritas menjadikan media sosial (medsos) sebagai media promosi. Di antaranya, yang paling populer adalah melalui facebook (fb) dan twitter.
Ada yang secara terang-terangan menawarkan jasa layanan seks kilat berbayar, tak sedikit pula yang tersamar dengan menggunakan kode butuh uang (BU) dalam statusnya. Dari pantauan Tribun Jateng, untuk ayam kampus, mereka lebih sering menawarkan jasa secara tersamar, di group rahasia di fb.
Sementara, untuk di Twitter, mereka cenderung menggunakan jasa promosi dari akun alternatif (alter), yang banya bertebaran. Untuk menyamarkan identitas, foto-foto yang di-share di medsos cenderung disensor di bagian wajah.
Kendati sama-sama menggunakan medsos sebagai ajang promosi, namun harga yang ditawarkan cukup bervariasi.
Dari beberapa kasus, mereka yang bermain di twitter cenderung mematok harga lebih tinggi, dibanding mereka yang bermain menggunakan fb.
Semisal, jika rata-rata demage cost (dc) atau tarif yang dipatok di fb berkisar Rp1 juta, di twitter tarif yang dipatok bisa mencapai Rp 1,5 juta. Namun, tentu konsumen tak dilarang untuk menawar dc yang ditawarkan.
"Ya namanya kita menawarkan jasa, kalau ada yang nawar, selama masih wajar ya kita gak marah," ujar seorang penyedia jasa kencan kilat, Kenanga. (Tim)