Suatu hari saat hendak mengencani Atikoh, motor Ganjar tiba-tiba rusak.
Menjelang Maghrib, bus-bus di kota Yogyakarta sudah pulang menuju garasinya.
Padahal satu minggu lalu, Ganjar sudah berjanji akan kencani Atikoh.
Tak ada alat komunikasi dan tak mau membuat sang pujaan hati kecewa, akhirnya Ganjar menaiki sepeda dari Bantul menuju Pogoh.
Mengayuh dua jam lebih dari kota Bantul ke Pogoh, nahasnya kos tempat Atikoh tinggal, hanya buka sampai jam 9 malam.
"Akhirnya kita hanya bertemu belasan menit saja," ungkap Atikoh.
Long Distance Relationship
Saat orang-orang zaman sekarang menganggap bahwa longdistance adalah cobaan berat, Atikoh hanya bisa menggelengkan kepala.
Pasalnya, dizaman belum ada ponsel, Atikoh dan Ganjar mampu menjalani hubungan jarak jauh selama 6 tahun.
Ganjar yang harus bekerja sebagai HRD di sebuah perusahaan terkemuka di kota Jakarta, hanya bisa berkomunikasi dengan Atikoh melalui pager.
Berbeda dengan telepon, pager adalah komunikasi satu arah.
Perlu diketahui, setiap pager dijual dengan nomor ID tertentu. Nomor tersebut melekat dengan alatnya, hanya bisa diganti oleh teknisi operator atas permintaan khusus.
Jika seseorang ingin menghubungi pemilik pager, pertama-tama yang dilakukan adalah menelepon operator pagernya, sebutkan ID yang dituju, sebutkan pesannya, dan terakhir sebutkan siapa pengirimnya.
Hal tersebut yang biasa Atikoh dan Ganjar lakukan. Mereka akan menitipkan pesan kepada operator untuk disampaikan ke kekasihnya.
Meski ada Wartel (Warung Telephone), jika ada uang, Atikoh lebih memilih menelepon Ganjar di atas jam 9 malam.