TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Sebuah pameran transportasi di Jakarta pada pertengahan Maret lalu memajang sejumlah bus tua bersejarah.
Ada 10 bus klasik lintas generasi dari berbagai daerah yang dipamerkan di JIExpo, 22-24 Maret 2018.
Mulai dari yang pernah mengantar pegawai negeri sipil, bus pariwisata, bus DAMRI paling populer di zamannya hingga yang berbahan mayoritas kayu.
Hebatnya, beberapa bus tua produksi tahun 1960 hingga 1996 ini masih bisa beroperasi.
Satu di antaranya bus Powris yang dahulu beroperasi di perusahaan Timah Pangkal Pinang.
Sekarang bus itu dimanfaatkan menjadi angkutan city tour bagi wisatawan.
Inilah tujuh bus klasik yang dipajang di pameran Indonesia Classic N Unique Bus (Incubus) 2018 di Hall B Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat.
1. Bus/Oto Pownis
Bus dengan dominan warna merah dan coklat gading ini merupakan bus keluaran 1987, di Pulau Bangka.
Selain beroperasi untuk karyawan tambang timah, dulu bus bermesin Colt Diesel 100 PS ini berjasa mengantarkan penumpang dari Pangkal Pinang ke Sungai Liat di Pulau Bangka.
Bus yang 75 persennya berbahan kayu ini masih beroperasi mengantarkan wisatawan yang berkunjung ke Museum Timah Indonesia di Pangkalpinang.
Wisatawan akan dibawa keliling destinasi wisata Kota Pangkalpinang dari museum tersebut tanpa dipungut biaya.
"Dulu sejak tahun 1950-an banyak model truk sedang yang dibuat bus dengan bahan kayu di Bangka, Oto Pownis ini generasi terakhirnya, yang masih ada sampai tahun 2012," tutur Muhammad Taufik, Kepala Museum Timah Indonesia kepada KompasTravel, dalam pameran tersebut, Kamis (23/3/2018).
2. Mercedes Benz Vario, DAMRI
Bus kedua ini keluar pada 1995, oleh pabrikan Mercedes Benz dengan seri Vario.
Pada masa jayanya, era 1990-an, bus ini digunakan Perum Djawatan Angkutan Motor Republik Indonesia (DAMRI) sebagai angkutan perintis di wilayah Kalimantan Barat.
Dari awalnya dua unit yang digunakan DAMRI, saat ini tinggal tersisa satu dan masih beroperasi dengan baik.
Selain di acara Incubus 2018, bus ini juga ada di Kutoarjo, Jawa Tengah.
3. Mercedes Benz "Goyobod", DAMRI
Bus ini memiliki julukan Goyobod, diambil dari bahasa sunda yang berarti basah.
Dibuat tahun 1988, bus ini bermesin Mercedez Benz tipe OF 1113.
Sudah menempuh 1,166 juta kilometer di daerah Bandung.
Bus ini nyaris di "besi tua" kan pada tahun 2016 oleh pemiliknya DAMRI.
Karena akan digunakan dalam beberapa pameran hingga kini, sang empunya pun akhirnya mendandaninya kembali seperti saat masa jayanya dahulu pada era 1990-an.
4. Volgren OH 408, KTT Non-Blok
Bus rakitan 1991 ini dahulu dimiliki oleh Perum Pengangkutan Penumpang Djakarta (PPD).
Menurut Ahmad M. Fikri, selaku Project Coordinator Incubus 2018, bus ini dibeli khusus menjelang acara Konvrensi Tingkat Tinggi (KTT) Non-Blok 1992.
"Ya, dulu kan tiap ada acara besar mendatangkan banyak negara selalu beli bus khusus. Bus ini dari Volgren Australia," tuturnya.
Salah satu keistimewaan yang dimiliki Mercy Volger adalah bahannya yang sudah menggunakan aluminium.
Sesuatu yang tergolong langka pada masa itu.
5. Mercedes Benz "Banteng" DPR
Bus dengan julukan banteng ini mulai 1991 beroperasi mengantarkan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam kunjungan dinasnya ke sekitaran Jakarta.
Salah satu bus yang populer di era 1990-an ini dibuat oleh German Motor Manufacturing.
6. Hino Rainbow 1984 PO Maju Lancar
Bus buatan tahun 1984 ini keluaran pabrikan Hino, berukuran sedang.
Banyak dipasarkan di Australia.
Di Jepang bus bergenre karavan ini mulai beroperasi 1976, tetapi di Indonesia baru sekitar 1980-an.
Pada tahun tersebut, bus ini digunakan untuk pendukung operasional Kementerian Penerangan.
Kini dimiliki oleh PO Maju Lancar sebagai koleksi klasiknya.
7. Mitsubishi Fuso R Series 470
Mitsubishi Fuso R Series 470 lansiran 1963 milik PO Sumber Alam.
Inilah "engkong"-nya bus-bus di Indonesia saat ini.
Bus tertua dalam pameran Incubus 2018 ini beroperasi 1963, atau sudah berusia sekitar 50 tahun.
Meski begitu, bus Mitsubishi Fuso R Series 470 ini ternyata masih bisa menempuh jarak ratusan kilometer.
"Ini dikemudikan langsung dari Kutoarjo, sekitar dua bulan yang lalu. Masih kuat, walau menempuh dua hari perjalanan sampai ke Jakarta," ungkap Fikri.
Pemilik awal dari bus tersebut adalah Satuan TNI Angkatan Udara di Malang, Jawa Timur.
Saat ini bus yang masuk ke Indonesia 1960-an ini dimiliki PO Sumber Alam sebagai koleksi klasiknya. (kompas.com/m irzal adiakurnia)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "7 Bus Klasik Dipamerkan di Jakarta"