Gunung Merapi Meletus

Gunung Merapi Mengalami Letusan Freatik, Ini 3 Jenis Letusan yang Perlu Diketahui

Editor: m nur huda
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gunung Merapi, Jumat (11/5/2018).

TRIBUNJATENG.COM - Pagi Ini, Jumat (11/5/2018) Gunung Merapi tampak mengeluarkan asap putih dan awan tebal.

Warga yang menyaksikan kejadian ini langsung mengabadikannya dan membagikannya di media sosial.

Menurut update Twitter @INFOMITIGASI, kondisi merapi saat ini aman dan normal.

 Letupan yang baru saja terjadi merupakan letupan freatik.

Dalam postingannya, @INFOMITIGASI menyatakan jika kondisi tersebut normal terjadi pada gunung berapi.

Menurut pantauan seismogram aman normal.

Masyarakat juga diharap tetap tenang dan beraktifitas seperti biasa.

Sementara dalam update Twitter @BNPB Indonesia, dihimbau warga menjauhi radius 3 kilometer.

Letusan freatik merapi terjadi pukul 07.32 WIB dengan tinggi kolom abu 5.500 meter dari puncak disertai gemuruh masih berstatus normal.

Bagi masyarakat awam, jenis letusan gunung mungkin masih belum banyak diketahui.

Sebenarnya, apa letusan freatik itu?

Seberapa bahayakah?

Secara umum, letusan gunung dapat dibagi menjadi tiga kategori di antaranya :

1. Erupsi magma adalah erupsi yang disebabkan tekanan gas di dalam perut Bumi.

2. Letusan Freatomagma atau hidrovulkanik terjadi akibat adanya kontak antara magma dengan air bawah permukaan atau formasi batuan yang banyak mengandung air, menghasilkan abu dan material vulkanik halus.

Ciri-ciri letusan Freatomagma adalah semburan abu vulkanik yang kadang kala diselingi oleh suara gemuruh dan dentuman.

Baca: BNPB: Letusan Freatik Gunung Merapi Tidak Berbahaya

Baca: BPPTKG: Pantauan CCTV Banyak Pendaki di Puncak Gunung Merapi

Baca: Ini Kondisi Terkini Puncak Gunung Merapi, Belum Ada Keterangan Resmi dari BPPTKG

Baca: Terdengar Suara Gemuruh dan Asap Tebal Membumbung dari Gunung Merapi

3. Letusan Freatik adalah erupsi yang disebabkan adanya kontak air dengan magma.

Bedanya dengan erupsi freatomagma, erupsi freatik sebagian besar terdiri dari gas atau uap air.

Erupsi freatik juga pernah terjadi di kawah Pegunungan Dieng dan Gunung Agung.

Terjadinya pun tanpa ada tanda-tanda dan sulit diprediksi.

Ketika air kontak langsung dengan panas maka terjadi proses pemanasan yang disebut konduksi, air akan berubah menjadi uap.

Hal itu menyebabkan tekanannya jadi lebih tinggi dan ingin keluar.

Maka, terjadilah letusan freatik yang umumnya didominasi uap air.(*)

Berita Terkini